21. Perenungan Setelah Menyerang dan Mengucilkan Seseorang
Pada bulan Mei 2023, aku bekerja sama dengan Xin Jie, Jiang Yan, dan Xiao Xin dalam tugas tulis-menulis. Saudari Xin Jie adalah seorang pendatang baru, tetapi ia bersungguh-sungguh saat menghadapi berbagai hal, pandai dalam mencari kebenaran, dan mengemukakan apa yang tidak dipahaminya maupun sudut pandang yang berbeda untuk dipersekutukan. Awalnya, aku mampu bersekutu bersamanya dengan kasih dan kesabaran, tetapi seiring berjalannya waktu, Xin Jie sering mengemukakan sudut pandangnya yang berbeda denganku, yang membuatku merasa malu, jadi dalam hati, aku mulai menolak dan mengucilkannya.
Suatu kali, kami sedang menganalisis sebuah khotbah bersama, dan sudut pandang Xin Jie berbeda dariku. Pikirku, "Saat kita mempelajari atau meninjau khotbah bersama, kau sering mengemukakan sudut pandang yang berbeda, tetapi kali ini, aku perlu mempersekutukan sudut pandangku secara mendalam kepadamu." Jadi, aku menjelaskan sudut pandangku dengan rinci, tetapi Xin Jie tetap tidak setuju. Dua saudari lainnya menimbangnya sejenak dan juga menganggap poin-poin Xin Jie masuk akal dan mulai menyanggah sudut pandangku, yang membuatku merasa benar-benar malu. Pikirku, "Aku sudah melaksanakan tugasku lebih lama darimu dan lebih paham, dan aku juga pemimpin tim, akan sangat memalukan jika aku tidak bisa memahami hal-hal lebih baik daripada seorang pendatang baru! Semua ini karena Xin Jie yang menyulitkanku di sini. Ini tidak boleh dibiarkan. Aku harus mencari cara untuk meyakinkan saudari-saudari lainnya, dan membuat mereka berpihak kepadaku." Namun, tidak peduli seberapa banyak aku bersekutu tentang hal itu, saudari-saudari tetap tidak setuju dengan sudut pandangku. Aku menolak untuk membiarkan masalah ini berlalu, sambil berpikir, "Xin Jie selalu tidak setuju dengan pandanganku. Hal ini benar-benar merusak citraku sebagai pemimpin tim. Ini tidak bisa dibiarkan berlanjut. Aku harus terus mencari prinsip-prinsip yang relevan untuk membuat para saudari mengakui bahwa sudut pandangkulah yang benar dan juga untuk menyelamatkan mukaku." Namun, meskipun telah bersekutu untuk waktu yang lama, para saudari tetap tidak setuju dengan sudut pandangku. Akhirnya, Xin Jie menyarankan untuk meminta nasihat dari pengawas, dan aku terpaksa mengalah. Belakangan, pengawas mengatakan bahwa sudut pandang Xin Jie lebih sesuai dengan prinsip. Kesimpulan pengawas ini membuatku merasa lebih buruk lagi, dan aku berpikir, "Ini sangat buruk sekali, bukan hanya para saudari dalam tim yang menerima sudut pandang Xin Jie, tetapi bahkan pengawas pun setuju dengannya. Aku menjadi pemimpin tim hanya sebatas nama saja, sama sekali tidak berguna dalam tim ini." Pendapatku tentang Xin Jie makin buruk, dan ketika ada masalah dalam pekerjaan, aku berusaha lebih keras untuk berkomunikasi hanya dengan dua saudari lainnya saja, dan berhenti berbicara dengan Xin Jie.
Beberapa hari kemudian, Xin Jie memberi kami sebuah surat yang ia tulis untuk kami tinjau. Surat Xin Jie secara keseluruhan cukup bagus dan dua saudari yang bekerja sama denganku juga memberikan persetujuan mereka. Pikirku, "Ini tidak boleh dibiarkan, aku perlu memeriksanya dengan teliti dan menunjukkan kekuranganmu agar dua saudari itu bisa melihat bahwa kau tidaklah sehebat itu." Saat aku meninjau surat itu, aku sangat teliti, dan aku mencatat setiap masalah yang kutemukan, mengetik dengan keras di kibor, seolah-olah melampiaskan ketidakpuasanku. Sebenarnya, surat Xin Jie memang menunjukkan perbaikan, dan meskipun ada beberapa masalah kecil, itu hal yang wajar, dan aku seharusnya dengan sabar bersekutu dengannya tentang cara merevisi dan memperbaiki surat itu. Namun, dalam usaha menyelamatkan harga diriku, aku berusaha lebih keras untuk mencari-cari kesalahan, berkata dengan nada kasar kepadanya, "Bagian ini tidak ditulis dengan tepat, bagian itu tidak menyatu dengan prinsip, dan bagian ini bukan bersaksi tentang Tuhan, tetapi tentang dirimu sendiri. Kau harus merevisinya dari awal lagi sesuai dengan prinsip-prinsip." Setelah aku mengatakan itu, Xin Jie menundukkan kepala dan tidak mengatakan apa-apa, sementara suasana di studio menjadi sangat tegang. Setelah beberapa saat, aku melihat Xin Jie masih belum mulai merevisi surat itu, dan pikirku, "Mengapa kau belum mulai merevisinya? Apakah kau tidak menerima saranku atau bagaimana? Tidak mungkin! Aku harus memberitahumu dan mempermalukanmu di depan semua orang!" Jadi, aku berkata kepada Xin Jie dengan nada memerintah, "Selesaikan revisinya malam ini juga dan kirimkan ke pengawas. Jangan menunda-nunda!" Xin Jie merasa revisi itu cukup sulit, tidak tahu bagaimana melanjutkannya, dan merasa terkekang olehku. Ia tidak berani angkat bicara mengenai kesulitannya dan ia tampak sangat gelisah. Belakangan, barulah setelah Jiang Yan bersekutu dengan Xin Jie, ia menyelesaikan revisi surat sebelum dikirim.
Suatu hari, tanpa diduga aku menerima sebuah surat dari Xin Jie. Aku membukanya dan mendapati bahwa Xin Jie menyoroti perilakuku selama ini, dan menelaah natur dari tindakanku berdasarkan sebuah bagian di mana Tuhan mengungkapkan antikristus yang menyerang dan mengucilkan orang lain. Aku terus mencoba untuk membantah dalam benakku, dan aku benar-benar tidak bisa menerimanya. Kusadari bahwa keadaanku salah dan seharusnya aku mulai dengan menerima dan menaati. Jadi, aku berdoa kepada Tuhan, "Tuhan, karena Xin Jie menyoroti masalahku, masalah itu pasti ada dalam diriku, tetapi aku masih belum menyadarinya. Tolong cerahkan dan bimbing aku untuk mengenali watak rusakku."
Dalam pencarianku, aku menemukan bagian dari firman Tuhan: "Perwujudan lain apa saja yang ada untuk menyerang dan mengucilkan orang lain? (Merendahkan orang lain.) Merendahkan orang lain adalah salah satu bentuk perwujudannya; sebaik apa pun pekerjaan yang kaulakukan, antikristus akan tetap merendahkanmu atau menghukummu, sampai engkau menjadi negatif dan lemah dan tak tahan lagi. Dengan demikian, mereka pun merasa senang dan mereka akan mencapai tujuan mereka. Apakah dalam tindakan merendahkan orang lain ini terkandung makna penghukuman? (Ya.) Bagaimana antikristus menghukum orang? Mereka membesar-besarkan masalah. Misalnya, engkau melakukan sesuatu yang tidak menjadi masalah, tetapi mereka ingin menjadikan hal itu sebagai masalah untuk menyerangmu, jadi mereka memikirkan segala macam cara untuk mencari-cari kesalahanmu, dan menghukummu dengan membesar-besarkan masalahnya, sehingga orang lain yang mendengar berpikir bahwa apa yang antikristus katakan masuk akal dan bahwa engkau melakukan sesuatu yang salah. Dengan demikian, antikristus telah mencapai tujuan mereka. Inilah menghukum, menyerang, dan mengucilkan para pembangkang. Apa artinya mengucilkan? Itu artinya di dalam hati mereka, mereka tahu bahwa apa yang engkau lakukan adalah benar, tetapi mereka iri dan membencimu, dengan sengaja berusaha untuk menyerangmu, sehingga mereka berkata bahwa apa yang kaulakukan itu salah. Kemudian mereka akan menggunakan pandangan dan kekeliruan mereka sendiri untuk menyanggahmu, berbicara dengan cara yang menarik sehingga semua orang yang mendengar merasa apa yang mereka katakan itu benar dan baik; kemudian, semua orang itu akan menyetujui antikristus, dan akan berpihak pada mereka yang menentangmu. Antikristus menggunakan ini untuk menyerangmu, membuatmu menjadi negatif dan lemah. Dengan demikian, mereka telah mencapai tujuan mereka untuk menyerang dan mengucilkan para pembangkang. Mengucilkan para pembangkang terkadang bisa terjadi dalam bentuk debat berhadapan muka, atau terkadang dalam mengkritik seseorang, menghasut, memfitnah mereka, dan menjelek-jelekkan orang di belakang mereka. ... Antikristus meyakini bahwa cara terbaik adalah menaklukkan pembangkang, tetapi jika mereka tidak dapat ditaklukkan, antikristus akan melakukan segala cara untuk mengasingkan dan kemudian mengucilkan mereka. Jika mereka tidak dapat dikucilkan, antikristus akan tetap mengasingkan mereka, dan pada akhirnya membuat mereka berlutut dan meminta belas kasih. Antikristus menarik dan memanfaatkan kekuatan untuk menyerang orang yang mengejar kebenaran atau mereka yang berbeda pendapat. Mereka membongkar gereja dan memecahnya menjadi beberapa bagian, dan akhirnya membaginya menjadi dua atau tiga kelompok—kelompok yang mendengarkan mereka, kelompok yang tidak mendengarkan, dan kelompok yang netral. Dengan bimbingan 'cemerlang' mereka, makin banyak orang yang mendengarkannya, dan makin sedikit yang tidak mendengarkan. Orang yang tunduk kepada mereka makin banyak, mereka yang berbeda pendapat dengan antikristus menjadi terasing dan tidak berani mengutarakan pendapatnya. Makin sedikit orang yang mengenali atau melawan mereka, dan dengan demikian, antikristus secara berangsur memegang kendali atas mayoritas orang di dalam gereja, dan mengambil posisi otoritas. Inilah tujuan yang ingin dicapai oleh antikristus. Ketika menangani orang yang memiliki pendapat yang berbeda dengan mereka, antikristus tidak menunjukkan toleransi sama sekali. Mereka berpikir: 'Meskipun engkau memiliki pendapat yang berbeda, engkau harus tunduk di bawah kepemimpinanku karena semua keputusan ada ditanganku. Engkau adalah bawahanku. Andaikan engkau sekuat naga, engkau harus merendahkan diri; sekalipun sekuat harimau, engkau harus tunduk; sebesar apa pun kemampuanmu, selama aku di sini, jangan harap engkau dapat memperoleh keuntungan atau menimbulkan masalah!' Inilah tujuan yang ingin dicapai antikristus—mengendalikan gereja secara sepihak dan mengendalikan umat pilihan Tuhan" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Dua: Mereka Menyerang dan Mengucilkan Para Pembangkang"). Tuhan mengungkapkan bahwa, demi merebut kekuasaan dan memaksakan kehendak mereka dalam suatu kelompok, serta untuk mencapai tujuan mengendalikan orang lain, antikristus menggunakan segala macam metode dan cara untuk menyerang serta mengucilkan orang-orang yang tidak setuju dengan mereka atau mengancam status mereka. Aku merenungkan perilakuku dalam terang firman Tuhan. Selama menjadi pemimpin tim, dalam sebagian besar kesempatan, para saudari di sekitarku biasanya setuju dengan pandanganku, dan keinginanku akan status pun terpenuhi, tetapi setelah Xin Jie datang, sesekali ia mengajukan saran yang berbeda, dan aku merasa keberadaanku di hadapan kelompok berkurang, yang membuatku tidak senang, dan mulai mengucilkan Xin Jie. Selama belajar dan berdiskusi, saat pandanganku tidak diterima oleh para saudari, untuk menyelamatkan mukaku dan membuat Xin Jie mengakui bahwa pandanganku yang benar, aku mencari informasi secara diam-diam dan berulang kali bersekutu dengan para saudari untuk mencoba meyakinkan semua orang. Ketika Xin Jie tidak setuju denganku, aku akan menunjukkan sikap dingin padanya, dan jika ada masalah dalam pekerjaan, aku tidak mempersekutukannya dengan Xin Jie, sebaliknya malah memilih untuk mengucilkan dan mengekangnya. Untuk menegakkan wibawaku, saat meninjau surat Xin Jie, alih-alih membantunya menyempurnakan dan memperbaikinya dengan kasih saat kutemukan kesalahan, aku justru sengaja mencari-cari kekurangannya, mengkritiknya, dan meremehkannya. Hal ini membuatnya menjadi negatif dan merasa tidak ada cara untuk merevisi surat tersebut, dan tetap saja, aku tidak berhenti, malah menekannya untuk segera merevisi surat itu dengan dalih agar tidak menunda kemajuan, dengan sengaja menciptakan kesulitan baginya. Bukankah perilaku dan tindakanku ini menyerang dan mengucilkan orang yang tidak sependapat seperti yang Tuhan ungkapkan? Ketika saudara-saudari bekerja sama dalam tugas mereka, itu tidak seperti di dunia sekuler, di mana mereka yang memiliki status dan kekuasaan menentukan segalanya. Di rumah Tuhan, kebenaranlah yang berkuasa, dan pandangan yang berbeda dapat dipersekutukan bersama untuk mencari prinsip-prinsipnya, kita harus mengikuti siapa pun yang benar dan sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut, serta melaksanakan segala sesuatu berdasarkan firman Tuhan dan prinsip kebenaran. Namun, aku terlalu menganggap tinggi diriku dan selalu ingin orang lain menuruti kehendakku, dan jika seseorang tidak mendengarkanku, aku akan mencari cara untuk membuatnya tunduk, bahkan tanpa ragu, meskipun itu berarti menghambat pekerjaan dan mengekang saudariku. Saat memikirkan bahwa hanya antikristus dan orang jahat yang bisa melakukan perbuatan jahat seperti menyerang dan mengucilkan orang lain, aku tidak dapat percaya bahwa aku juga bisa melakukan hal seperti itu. Kusadari bahwa masalahku benar-benar parah, jadi aku berdoa kepada Tuhan untuk mencerahkanku agar dapat mengenali masalahku.
Kemudian, aku membaca dua bagian firman Tuhan: "Apa tujuan utama antikristus ketika mereka menyerang dan mengucilkan seorang pembangkang? Mereka berusaha menciptakan keadaan di dalam gereja di mana tidak ada suara yang bertentangan dengan suara mereka sendiri, di mana kekuasaan mereka, status kepemimpinan mereka, dan perkataan mereka semuanya adalah mutlak. Semua orang harus mendengarkan mereka, dan meskipun orang-orang itu memiliki perbedaan pendapat, mereka tidak boleh mengungkapkannya, tetapi membiarkannya membusuk di hati mereka. Siapa pun yang berani secara terbuka tidak setuju dengan antikristus menjadi musuh mereka, dan mereka akan memikirkan cara apa pun yang mereka bisa untuk mempersulit orang, dan tidak sabar untuk membuat orang-orang itu lenyap. Inilah salah satu cara antikristus dalam menyerang dan mengucilkan para pembangkang untuk mempertahankan status mereka dan melindungi kekuasaan mereka. Mereka berpikir, 'Tidak masalah jika engkau memiliki pendapat yang berbeda, tetapi engkau tidak boleh mengemukakannya sesuka hatimu, apalagi membahayakan kekuasaan dan statusku. Jika engkau memiliki pendapat, engkau dapat mengatakannya kepadaku secara pribadi. Jika engkau mengatakannya di depan semua orang dan membuatku kehilangan muka, itu berarti engkau sedang mencari masalah, dan aku pasti akan menanganimu!' Watak macam apakah ini? Para antikristus tidak mengizinkan orang lain untuk berbicara dengan bebas. Jika mereka memiliki pendapat—entah itu tentang antikristus atau apa pun juga—mereka tidak dapat mengemukakannya begitu saja; mereka harus memikirkan reputasi antikristus tersebut. Jika tidak, antikristus itu akan memperlakukan mereka sebagai musuh, menyerang dan mengucilkan mereka. Natur macam apakah ini? Ini adalah natur antikristus. Dan mengapa mereka melakukan hal ini? Mereka tidak mengizinkan gereja memiliki suara alternatif. Mereka tidak mengizinkan adanya pembangkang di gereja, mereka tidak membiarkan umat pilihan Tuhan mempersekutukan kebenaran secara terbuka dan mengenali diri orang yang sebenarnya. Yang paling mereka takutkan adalah mereka akan tersingkap dan orang akan mengetahui diri mereka yang sebenarnya; mereka terus-menerus mencoba memperkuat kekuasaan dan status yang mereka miliki di hati orang-orang, yang bagi mereka tidak pernah boleh tergoyahkan. Mereka tidak pernah mau menoleransi apa pun yang mengancam atau memengaruhi harga diri, reputasi, atau status dan nilai mereka sebagai seorang pemimpin. Bukankah ini perwujudan natur antikristus yang kejam? Tidak puas dengan kekuasaan yang telah mereka miliki, mereka memperkuat dan mengamankannya, dan berusaha agar kekuasaan itu berlangsung untuk selamanya. Mereka tidak hanya ingin mengendalikan perilaku orang lain, tetapi juga ingin mengendalikan hati mereka. Cara-cara yang antikristus gunakan ini sepenuhnya untuk melindungi kekuasaan dan status mereka, dan sepenuhnya merupakan hasil dari keinginan mereka untuk memegang kekuasaan" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Dua: Mereka Menyerang dan Mengucilkan Para Pembangkang"). "Dari manakah asal mula metode, perwujudan, motif dan sumber tindakan yang digunakan antikristus dalam menyerang serta mengucilkan para pembangkang? (Iblis.) Semua itu secara khusus berasal dari ambisi dan keinginan manusia serta natur Iblis. Lalu, apa tujuan antikristus? Tujuan mereka adalah merebut kekuasaan, mengendalikan hati orang, dan menikmati keuntungan dari status. Inilah yang menciptakan antikristus yang sebenarnya. Dari sudut pandang kedua hal tersebut, yaitu mendapatkan hati orang-orang serta menyerang dan mengucilkan pembangkang, bagaimanakah antikristus menginterpretasikan arti kata 'pemimpin' dan peran seorang pemimpin? Mereka menganggap pemimpin adalah orang yang memiliki kekuasaan dan status, memiliki kekuasaan untuk memerintah, menarik, menyesatkan, mengancam, dan mengendalikan orang yang mereka pimpin. Inilah pemahaman mereka tentang kata 'pemimpin'. Jadi, ketika mereka memegang peran sebagai pemimpin, mereka menerapkan taktik ini di dalam pekerjaan, dan beginilah cara mereka melakukan tugas. Lalu, apa yang sebenarnya mereka lakukan ketika menjalankan tugas? Secara pasti dapat dikatakan bahwa mereka melakukan perbuatan jahat, lebih tepatnya, mereka membangun kerajaannya sendiri yang mandiri, bersaing dengan Tuhan demi mendapatkan umat pilihan-Nya, hati mereka, dan status. Mereka ingin mengganti posisi Tuhan di hati manusia agar orang-orang memuja mereka" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Dua: Mereka Menyerang dan Mengucilkan Para Pembangkang"). Tuhan mengungkapkan bahwa mereka yang memiliki natur antikristus menganggap status sebagai hidup mereka, dan untuk melindungi status dan kekuasaan, mereka dapat bertindak sembrono, menggunakan segala cara yang diperlukan untuk bersaing dengan Tuhan demi mendapatkan pengikut serta membuat orang mengikuti dan menaati mereka. Saat merenungkannya, aku menyadari bahwa aku juga sangat mementingkan reputasi dan status. Sejak menjadi pemimpin tim, aku selalu ingin menjadi pengambil keputusan akhir dalam tim dan membuat semua orang berfokus padaku. Jika ada seseorang yang tindakannya mengusik statusku, aku akan menggunakan cara-cara licik untuk menyiksanya, dan baru berhenti setelah orang itu tunduk padaku. Aku hidup berdasarkan falsafah Iblis dengan menjadikan ide-idenya sebagai prinsip kelangsungan hidupku, seperti "Hanya bisa ada satu pria dominan," "Mereka yang mematuhiku akan berhasil dan mereka yang menentangku akan binasa," dan "Di seluruh alam semesta ini, akulah yang berkuasa," Aku merenungkan saat bekerja sama dengan seorang saudari dalam melaksanakan tugas. Ia tidak setuju dengan pandanganku dan tidak mengikuti instruksiku, sehingga aku mempersulitnya. Hal itu membuatnya merasa terkekang olehku dan enggan melaksanakan tugas bersamaku. Sekarang pun, saat bekerja sama dengan Xin Jie dan beberapa lainnya, aku tetap egois dan tidak mengizinkan orang lain memberikan saran yang berbeda. Ketika Xin Jie tidak setuju denganku, aku merasa tersudut sehingga aku memaksanya untuk menerima pandanganku demi melindungi status dan citraku. Hal ini menyebabkan kebuntuan yang berkepanjangan saat membahas masalah. Aku tidak hanya gagal untuk merenungkan diriku, tetapi juga mencari kesempatan untuk menyerang dan membalas dendam, dengan sengaja mempersulit Xin Jie demi mempermalukannya. Hal ini menyebabkan kerugian besar bagi Xin Jie. Aku benar-benar tidak punya rasa kemanusiaan! Kemampuanku melaksanakan tugas sebagai pemimpin tim adalah peninggian dari Tuhan, dan maksud Tuhan adalah agar aku memimpin semua orang untuk bersama-sama mencari prinsip-prinsip kebenaran, bekerja sama secara harmonis, melaksanakan tugas dengan baik, dan membuat kemajuan baik dalam jalan masuk kehidupan maupun dalam bidang teknis, bukan untuk bertindak sebagai otoritas dan mengekang orang lain. Melaksanakan tugas dalam waktu yang lama tidak berarti aku memahami kebenaran atau memiliki kenyataan. Sebenarnya, aku tidak melihat segala sesuatu secara menyeluruh dan persekutuan serta pemahamanku tidak selalu benar. Aku seharusnya lebih banyak mendengarkan saran semua orang dan setuju dengan persekutuan siapa pun yang selaras dengan kebenaran. Setiap orang mempunyai kualitas dan pemahaman yang berbeda, sehingga sudut pandang terhadap suatu masalah pun akan berbeda-beda, jadi wajar jika muncul perbedaan pandangan, dan aku seharusnya tidak mengucilkan dan menolak pandangan yang berbeda demi melindungi statusku, melainkan mencari prinsip kebenaran bersama dengan semua orang. Namun, aku memperlakukan pandangan dan pemahamanku sebagai prinsip kebenaran, lalu memaksa orang lain untuk menerimanya dan tunduk, serta menyerang dan mengucilkan mereka yang tidak mendengarkan. Perbuatan jahatku ini adalah pelanggaran di hadapan Tuhan! Aku teringat banyak antikristus yang diusir dari rumah Tuhan, yang demi melindungi status mereka, menekan dan mengucilkan orang-orang yang bisa membedakan mereka. Hal ini menyebabkan kekisruhan yang tak terkendali dalam pekerjaan gereja dan menimbulkan kekacauan serta gangguan yang serius. Lalu aku melihat diriku sendiri, dan menyadari bahwa aku juga menyerang serta mengucilkan saudari yang memiliki pandangan yang berbeda untuk melindungi statusku sebagai pemimpin tim. Aku selalu mencari-cari kesalahan untuk mempersulit hidupnya dan mengucilkannya. Perilakuku sama seperti antikristus! Aku benar-benar jahat! Jika aku tidak bertobat, aku akan berakhir dengan kesudahan yang sama seperti para antikristus itu, dan akhirnya disingkirkan serta dihukum oleh Tuhan! Sadar akan hal ini, aku menjadi takut dan ingin bertobat.
Setelah itu, aku mencari jalan untuk bekerja sama dengan orang lain dan membaca beberapa firman Tuhan: "Kerjasama yang harmonis melibatkan banyak hal. Setidaknya, salah satu dari banyak hal ini adalah membiarkan orang lain berbicara dan memberikan saran yang berbeda. Jika engkau benar-benar bernalar, apa pun pekerjaan yang kaulakukan, engkau harus terlebih dahulu belajar mencari prinsip-prinsip kebenaran, dan engkau juga harus berinisiatif untuk mencari pendapat orang lain. Asalkan engkau menanggapi setiap saran dengan serius, dan kemudian menyelesaikan masalah dengan sehati dan sepikir, pada dasarnya engkau akan mencapai kerja sama yang harmonis. Dengan cara ini, engkau akan menghadapi kesulitan yang jauh lebih sedikit dalam tugasmu. Apa pun masalah yang muncul, akan mudah untuk menyelesaikan dan menanganinya. Inilah efek dari kerjasama yang harmonis. Terkadang ada perselisihan karena hal-hal sepele, tetapi selama semua ini tidak memengaruhi pekerjaan, hal-hal itu tidak akan menjadi masalah. Namun, mengenai hal-hal penting dan hal-hal besar yang melibatkan pekerjaan gereja, engkau harus mencapai permufakatan dan mencari kebenaran untuk menyelesaikannya. Sebagai seorang pemimpin atau pekerja, jika engkau selalu menganggap dirimu lebih unggul daripada orang lain, dan bersenang-senang dalam tugasmu seperti itu adalah jabatan dalam pemerintahan, selalu menikmati manfaat dari statusmu itu, selalu membuat rencanamu sendiri, selalu memikirkan dan menikmati ketenaran, keuntungan dan statusmu sendiri, selalu mengurusi urusanmu sendiri, dan selalu berusaha untuk mendapatkan status yang lebih tinggi, mengatur atau mengendalikan lebih banyak orang, dan memperluas lingkup kekuasaanmu, ini adalah masalah. Memperlakukan tugas penting sebagai kesempatan untuk menikmati kedudukanmu seolah-olah engkau adalah pejabat pemerintah adalah sangat berbahaya. Jika engkau selalu bertindak seperti ini, tidak mau bekerja sama dengan orang lain, tidak mau melemahkan kekuasaanmu dan membaginya dengan orang lain, tidak mau orang lain lebih unggul daripada dirimu, mencuri pusat perhatian, jika engkau hanya ingin menikmati kekuasaan seorang diri, itu berarti engkau adalah antikristus. Namun, jika engkau sering mencari kebenaran, menerapkan pemberontakan terhadap dagingmu, terhadap motivasi dan gagasanmu sendiri, dan mampu mengambil inisiatif untuk bekerja sama dengan orang lain, membuka hatimu untuk berkonsultasi dan mencari bersama orang lain, dengan penuh perhatian mendengarkan gagasan dan saran orang lain, serta menerima saran yang benar dan yang sesuai dengan kebenaran, dari siapa pun itu berasal, itu artinya engkau sedang melakukan penerapan dengan cara yang bijak dan benar, dan engkau dapat menghindarkan dirimu agar tidak menempuh jalan yang salah, di mana ini merupakan perlindungan bagimu" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Delapan (Bagian Satu)). "Ketika dua orang bekerja sama untuk melaksanakan suatu tugas, terkadang mereka berselisih mengenai masalah prinsip. Mereka akan memiliki cara pandang yang berbeda dan pendapat yang berbeda. Apa yang dapat dilakukan dalam kasus seperti itu? Apakah masalah seperti ini sering kali terjadi? Ini adalah fenomena yang normal. Pikiran, kualitas, wawasan, usia, dan pengalaman setiap orang berbeda, dan tidak mungkin dua orang memiliki pemikiran dan pandangan yang persis sama, dan karena itu, dua orang yang berbeda pendapat dan berbeda pandangan adalah suatu fenomena yang sangat umum. Itu adalah peristiwa yang paling biasa terjadi. Tidak ada yang perlu diributkan. Pertanyaan pentingnya adalah, ketika masalah seperti itu muncul, bagaimana engkau harus bekerja sama dan berusaha untuk mencapai kesatuan di hadapan Tuhan dan menyatukan pandangan dan pendapatmu. Jalan apa yang harus kautempuh untuk mencapai kesatuan dalam pandangan dan pendapatmu? Engkau harus mencari aspek dalam prinsip-prinsip kebenaran yang relevan, jangan bertindak berdasarkan niatmu sendiri atau niat orang lain, tetapi carilah kehendak Tuhan. Inilah jalan untuk mencapai kerja sama yang harmonis. Hanya jika engkau mencari kehendak Tuhan dan prinsip-prinsip yang Dia tuntut, barulah engkau akan mampu mencapai kesatuan" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Tentang Kerja Sama yang Harmonis"). Firman Tuhan menunjukkanku jalan penerapan untuk bekerja sama dengan orang lain dalam tugasku. Saat seseorang tidak setuju dengan pandanganku, aku perlu mengesampingkan status dan posisiku, tidak bersikeras pada kemauanku, serta mencari prinsip-prinsip yang relevan dengan orang lain, lalu menerapkannya sesuai dengan tuntutan Tuhan. Karena masing-masing dari kita memiliki kualitas dan pengalaman yang berbeda, serta pemahaman setiap orang tentang hal yang sama bisa bervariasi, Tuhan mengatur agar kita bekerja sama untuk saling melengkapi dan mengimbangi kelebihan serta kelemahan satu sama lain. Aku merenungkan saat Xin Jie mengajukan sudut pandang yang berbeda. Jika aku bisa mengesampingkan statusku sebagai pemimpin tim dan menerima sarannya dengan hati yang penuh pencarian, kemajuan pekerjaan tidak akan tertunda. Itu semua adalah kesalahanku yang terlalu mementingkan statusku dan terus-menerus melindungi status serta citraku karena hal-hal ini menghambat pekerjaan. Kemudian, aku minta maaf kepada Xin Jie dan mengungkapkan perbuatan jahatku, tetapi yang mengejutkanku, Xin Jie tidak menyimpan dendam terhadapku atas kerugian yang telah kutimbulkan padanya, dan kami bisa berinteraksi seperti biasa lagi. Saat mempelajari hal-hal teknis dan mendiskusikan masalah bersama, aku juga berfokus mendengarkan sudut pandang saudari-saudariku. Kadang-kadang, ketika para saudari tidak setuju dengan pandanganku, aku merasa sedikit kesal, tetapi aku mampu berdoa kepada Tuhan dan memberontak terhadap diriku sendiri, mencari dan merenungkan sudut pandang orang lain, dan menyadari bahwa setiap orang memiliki pemahamannya sendiri dan boleh menyampaikan beberapa pencerahan, sehingga aku bisa mendapat manfaat dari persekutuan mereka.
Belakangan, saat aku memilih khotbah dan merasa ada satu yang bermasalah, maka aku mengabaikan khotbah itu, tetapi Xin Jie memberikan sudut pandang yang berbeda dalam ulasannya. Saat dihadapkan dengan saran dari saudari itu, aku merasa agak enggan menerimanya, dan berpikir, "Jika aku setuju dengan sudut pandang Xin Jie, apakah itu akan membuatku terlihat lebih rendah darinya? Apa yang akan dipikirkan saudari-saudari tentangku?" Karena berpikir seperti itu, aku berdebat dengan Xin Jie untuk beberapa saat karena berusaha membuatnya menerima sudut pandangku. Aku menyadari keadaanku salah, dan aku berusaha melindungi harga diriku serta membuat Xin Jie mendengarkanku, jadi aku berdoa dalam hati, "Tuhan, aku mengalami kesulitan menerima saran Xin Jie yang berbeda. Tolong lindungi hatiku dan bantu aku belajar untuk melepaskan diri dari diriku sendiri, dengan mencari prinsip dari hal ini, dimulai dengan menerima dan tunduk ketika dihadapkan dengan sudut pandang yang berbeda, serta belajar menyangkal diri sendiri. Jika sudut pandangku tidak sesuai, aku bersedia menerima saran dari orang lain." Kami kemudian merujuk pada prinsip-prinsip yang relevan dan meninjau khotbah itu bersama-sama. Kami menemukan bahwa masalah yang kusebutkan bukanlah masalah yang substansial, dan secara keseluruhan, khotbah tersebut berbobot. Meskipun harga diriku sedikit terluka, aku merasa cukup senang, karena tanpa saran Xin Jie, aku mungkin telah melewatkan sebuah khotbah yang baik. Mendengarkan saran orang lain tidak hanya membantu mencegahku dari melakukan kejahatan, tetapi juga memungkinkanku menemukan kekuranganku, yang dapat menutupi kelemahanku.
Melalui pengalaman ini, aku menyadari bahwa jika aku tidak menempuh jalan yang benar, tidak mengejar kebenaran dalam tugasku, dan hanya berusaha melindungi statusku, aku rentan untuk melakukan kejahatan dan menentang Tuhan kapan saja. Hal itu akan menimbulkan rasa jijik orang dan kebencian serta penolakan Tuhan, yang akhirnya membawaku ke jalan tanpa kembali. Hanya dengan belajar melepaskan harga diri dan status, mengesampingkan pandanganku, mencari prinsip kebenaran, dan belajar bekerja sama dengan orang lain, aku bisa mendapatkan lebih banyak manfaat yang tak terduga. Aku benar-benar merasakan manfaat dari menerima saran yang berbeda dan melakukan hal-hal sesuai dengan prinsip. Syukur kepada Tuhan!