62. Menjaga Pekerjaan Gereja adalah Tanggung Jawabku
Pada tahun 2019, aku melaksanakan tugas tulis-menulis di gereja. Suatu hari, aku mengetahui bahwa Saudari Yuan Li, dari gereja Qingyuan, telah terpilih sebagai pemimpin. Saat mendengar berita ini, aku agak terkejut. Aku sangat mengenal Yuan Li. Dia bersemangat dalam melaksanakan tugasnya, dan selalu sangat aktif dalam memberitakan Injil. Dia tidak takut menderita atau kelelahan. Namun, ketika dia menjadi pemimpin sebelumnya, dia selalu mengejar reputasi dan status, serta meninggikan diri dan memamerkan dirinya. Selain itu, ketika timbul masalah, dia tidak memimpin saudara-saudarinya untuk mencari kebenaran dan memetik pelajaran. Sebaliknya, dia menebarkan perselisihan, sehingga saudara-saudarinya hidup di tengah keadaan benar dan salah, dan pekerjaan gereja juga terpengaruh. Dan meskipun para pemimpin atas memberinya petunjuk dan membantunya pada banyak kesempatan, dia tidak menerima ini, dan bahkan mencari-cari alasan untuk membela dirinya sendiri. Pada akhirnya, dia diberhentikan. Setelah diberhentikan, dia tidak benar-benar membenci dan menyesali kerusakannya sendiri. Yuan Li tampaknya bukan seseorang yang mengejar kebenaran. Dia tidak cocok menjadi pemimpin. Menurut prinsip, orang yang dipilih menjadi pemimpin haruslah orang yang mengejar kebenaran. Jika tidak, jalan masuk kehidupan semua saudara-saudari di gereja akan terpengaruh dan pekerjaan gereja akan tertunda. Aku ingin melaporkan perilaku Yuan Li kepada para pemimpin atas, tetapi kemudian aku teringat bahwa gereja Qingyuan telah mengalami beberapa gelombang penangkapan besar. Banyak saudara-saudari telah ditangkap oleh PKT, sehingga ada kesulitan nyata dalam memilih pemimpin. Jika aku mengajukan pendapat yang berbeda, apakah para pemimpin atas akan berpikir bahwa aku mencari-cari kesalahan dan menempatkan mereka di posisi yang sulit? Aku tidak akan melakukan apa pun yang menyinggung para pemimpin. Selain itu, aku sudah meninggalkan gereja Qingyuan beberapa waktu lalu. Mungkin Yuan Li telah memperoleh pemahaman dan bertobat selama waktu ini. Aku kemudian berpikir, Yuan Li memang tidak mengejar kebenaran di masa lalu. Aku bisa menulis surat kepada para pemimpin atas untuk mengungkapkan pemikiranku, dan bertanya apakah Yuan Li telah menunjukkan tanda pertobatan. Dengan ini, aku akan memenuhi tanggung jawabku. Namun ketika benar-benar hendak menulisnya, aku mulai merenung, "Jika Yuan Li terpilih, para pemimpin atas pasti sudah mengetahui tentangnya dan telah memeriksanya. Para pemimpin atas memahami lebih banyak kebenaran dan lebih memahami prinsip daripada aku. Jika mereka setuju, Yuan Li pasti cocok untuk dipilih. Aku tidak perlu menyebutkan hal ini. Selain itu, aku hanya melaksanakan tugas tulis-menulis, sedangkan Yuan Li adalah pemimpin gereja. Bahkan jika dia tidak cocok untuk tugas ini, itu adalah urusan para pemimpin atas. Itu bukan urusanku. Jika aku melaporkan masalah Yuan Li, akankah mereka berpikir bahwa aku mencampuri urusan orang lain, dan memiliki pendapat buruk tentangku? Sudahlah, biarkan saja." Jadi aku tidak melaporkannya.
Kemudian, kami pindah ke kediaman keluarga tuan rumah baru di area gereja yang menjadi tanggung jawab Yuan Li. Ketika Yuan Li datang untuk mengantarkan surat kepada kami, kami berbicara tentang keadaan kami bersama. Yuan Li berkata bahwa saudari yang menjadi rekan kerjanya, Zhang Hua, berkualitas buruk, dan tidak bisa melakukan apa pun dengan baik. Pemimpin lain, Ranran, berkualitas baik, tetapi menikmati daging dan tidak memikul beban saat melaksanakan tugasnya. Kemudian, dia berbicara tentang bagaimana dia memikul beban saat melaksanakan tugasnya sendiri. Aku berpikir, "Mengapa Yuan Li masih merendahkan orang lain dan meninggikan dirinya sendiri?" Sebenarnya, aku sedikit memahami Zhang Hua dan Ranran. Zhang Hua sudah tua, dan memang benar kualitasnya agak buruk. Namun, dia memikul beban saat melaksanakan tugasnya. Ranran memang agak kurang dalam memikul beban saat melaksanakan tugasnya, tetapi karena sering mendapat persekutuan dan pengawasan, dia mampu melaksanakan tugasnya secara normal. Dia tidak seburuk yang dikatakan Yuan Li. Cara dia menyampaikan itu membuat kesan seolah-olah kedua pemimpin ini tidak melakukan pekerjaan sama sekali, dan dia melakukan segalanya sendirian. Saat itu, Yuan Li juga mengatakan bahwa Ranran memiliki kemanusiaan yang buruk, dan menyebutkan sejumlah kejadian. Sebenarnya Yuan Li memutarbalikkan fakta. Aku mengetahui dari Ranran bahwa Yuan Li sering kali mengadu domba dia dan Zhang Hua, memberi tahu kesalahan masing-masing dan memicu masalah. Ini berarti Ranran dan Zhang Hua berprasangka satu sama lain dan tidak dapat bekerja sama secara harmonis, sehingga berbagai pekerjaan di gereja tidak membuahkan hasil. Oleh karena itu, aku menunjukkan kepada Yuan Li natur dari apa yang dia lakukan dan konsekuensinya. Wajah Yuan Li tampak sangat tidak senang, dan dia mencari alasan untuk menjelaskannya. Setelah Yuan Li pergi, hatiku sama sekali tidak tenang. Aku berpikir, "Yuan Li suka memamerkan dirinya dan merendahkan orang lain, serta tidak menerima kebenaran. Perilakunya konsisten. Jika dinilai menurut prinsip, dia belum benar-benar bertobat, dan tidak cocok untuk melaksanakan tugas sepenting pemimpin gereja. Aku harus melaporkan masalah Yuan Li kepada para pemimpin atas." Namun, ketika aku sedang menulis surat itu, aku merasa bimbang, "Biasanya, aku berhubungan baik dengan Yuan Li. Jika aku melaporkan kondisinya secara rinci kepada para pemimpin, mereka pasti akan datang untuk memastikan situasinya dan mencari tahu apa yang terjadi. Pada saat itu, jika Yuan Li mengetahui bahwa akulah yang melaporkan masalahnya, dia pasti akan membenciku. Bagaimana aku bisa bergaul dengannya di masa depan? Selain itu, jika aku melaporkan masalah ini, akankah para pemimpin mengatakan bahwa aku tidak melaksanakan tugas tulis-menulisku dengan benar, dan mencampuri urusan orang lain, sehingga memiliki kesan buruk tentangku? Itu akan membuatku bermasalah dengan kedua pihak. Sudahlah. Lebih sedikit masalah, lebih baik. Seiring waktu berjalan, para pemimpin pasti akan menemukan masalahnya dan memberhentikannya. Aku tak mau terlibat dalam hal ini." Namun, setelah itu aku masih merasa sedikit tidak nyaman setiap kali memikirkan hal ini. Di malam hari, aku berbaring gelisah di tempat tidur, tidak bisa tidur. Jadi aku berdoa kepada Tuhan, "Ya Tuhan, dalam hatiku, aku tahu betul bahwa Yuan Li tidak cocok untuk melaksanakan tugas sebagai pemimpin gereja. Aku tahu bahwa aku harus menulis surat dan melaporkan masalahnya, tetapi aku belum mampu menerapkan ini. Tolong pimpin dan bimbinglah aku." Aku membaca firman Tuhan: "Mengikuti jalan Tuhan bukanlah tentang menaati aturan yang dangkal; sebaliknya, itu berarti bahwa jika engkau dihadapkan pada suatu masalah, engkau memandangnya pertama-tama dan yang utama sebagai suatu situasi yang telah diatur oleh Tuhan, sebuah tanggung jawab yang Dia telah karuniakan kepadamu, atau suatu tugas yang telah Dia percayakan kepadamu. Ketika menghadapi masalah ini, engkau bahkan harus melihatnya sebagai sebuah ujian yang Tuhan telah berikan kepadamu. Ketika menghadapi masalah ini, engkau harus memiliki sebuah standar dalam hatimu, dan engkau harus berpikir bahwa persoalan ini datang dari Tuhan. Engkau harus berpikir tentang bagaimana menanganinya sedemikian rupa sehingga engkau dapat memenuhi tanggung jawabmu selagi tetap setia kepada Tuhan, dan juga bagaimana cara melakukannya tanpa membangkitkan amarah-Nya atau menyinggung watak-Nya" (Firman, Jilid 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Bagaimana Mengetahui Watak Tuhan dan Hasil yang Akan Dicapai Pekerjaan-Nya"). Setelah membaca firman Tuhan, aku memahami bahwa semua hal yang kutemui setiap hari diatur oleh Tuhan. Tidak peduli apa yang kutemui, aku harus secara sadar menerapkan sesuai dengan firman Tuhan, melaksanakan tugasku sesuai dengan prinsip, dan memenuhi tanggung jawab serta kesetiaanku. Hanya dengan cara ini aku dapat menjaga diriku agar tidak melakukan hal-hal yang menyinggung watak Tuhan. Jika diingat kembali bagaimana aku memperlakukan masalah Yuan Li, orang lain mungkin tidak mengenalnya dengan baik, tetapi aku bisa sedikit membedakannya. Yuan Li hanya menunjukkan beberapa perilaku baik di luar. Saat melaksanakan tugasnya, dia sering meninggikan dan memamerkan dirinya. Ketika terjadi sesuatu padanya, dia tidak berfokus untuk mencari kebenaran dan memetik pelajaran. Dia hidup dalam keadaan benar dan salah, serta tidak menerima petunjuk dan pemangkasan dari saudara-saudarinya. Jika dia memimpin saudara-saudari, pada akhirnya semua orang akan dirugikan. Aku sadar betul bahwa Yuan Li tidak cocok menjadi pemimpin, tetapi aku tidak berani menulis surat untuk melaporkan masalahnya. Aku hanya melihat saat kepentingan gereja dirugikan. Aku benar-benar tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan sedikit pun! Aku menyadari bahwa sikapku terhadap pekerjaan gereja terlalu tidak sopan. Aku sama sekali tidak memenuhi tanggung jawab dan kesetiaanku. Aku sepenuhnya melindungi kepentinganku sendiri. Aku benar-benar tidak memiliki kemanusiaan! Aku merasa sangat menyesal di dalam hati, dan membenci diriku sendiri. Bagaimana aku bisa begitu egois?
Suatu hari, aku membaca firman Tuhan: "Kesadaran hati nurani sangat berharga untuk dimiliki, sama seperti kemampuan untuk membedakan antara benar dan salah, serta rasa keadilan sehubungan dengan mencintai hal-hal positif. Tiga hal itu adalah hal-hal yang paling diidamkan dan berharga dalam kemanusiaan yang normal. Jika memiliki ketiga hal itu, engkau pasti akan mampu menerapkan kebenaran. Bahkan sekalipun hanya memiliki satu atau dua dari hal-hal itu, engkau masih mampu untuk menerapkan sebagian kebenaran. Mari kita bahas lebih dalam tentang kesadaran hati nurani. Misal, ketika melihat orang jahat yang mengacaukan dan mengganggu pekerjaan gereja, mampukah engkau menyadarinya? Mampukah engkau mengenali perbuatan jahat yang kentara? Tentu saja engkau mampu. Orang jahat melakukan hal-hal buruk, sedangkan orang baik melakukan hal-hal baik; orang biasa dapat membedakannya hanya dengan sekali pandang. Jika memiliki kesadaran hati nurani, tidakkah engkau mempunyai perasaan dan pandangan? Jika mempunyai perasaan dan pandangan, engkau telah memiliki salah satu syarat paling dasar untuk menerapkan kebenaran. Jika engkau dapat mengetahui dan merasakan bahwa seseorang sedang melakukan kejahatan dan engkau dapat menyadarinya, lalu menyingkapkan orang itu sehingga umat pilihan Tuhan dapat menyadari perkara itu, bukankah masalahnya akan terselesaikan? Bukankah itu adalah menerapkan kebenaran dan berpegang pada prinsip-prinsip? Metode apa saja yang digunakan untuk menerapkan kebenaran di sini? (Menyingkapkan, melaporkan, dan menghentikan perbuatan jahat.) Betul. Bertindak dengan cara demikian adalah bentuk penerapan kebenaran, dan dengan melakukan itu, engkau akan memenuhi tanggung jawabmu. Jika engkau dapat bertindak menurut prinsip-prinsip kebenaran yang kaupahami ketika menghadapi situasi seperti itu, itulah yang dinamakan dengan menerapkan kebenaran, itulah yang dinamakan dengan melakukan hal-hal dengan prinsip-prinsip. Namun, jika engkau tidak memiliki kesadaran hati nurani, ketika melihat orang jahat melakukan kejahatan, akankah engkau menyadarinya? (Tidak akan.) Dan apa yang akan dipikirkan oleh orang yang tidak memiliki kesadaran tentang hal itu? 'Apa urusanku kalau orang itu berbuat jahat? Ia tidak melukaiku, jadi untuk apa aku mencari masalah dengannya? Apakah aku perlu menindaknya? Manfaat apa yang akan kudapatkan dengan berbuat demikian?' Apakah orang semacam itu akan menyingkapkan, melaporkan, dan menghentikan orang jahat dari berbuat jahat? Tentu tidak. Mereka memahami kebenaran tetapi tidak dapat menerapkannya. Apakah orang semacam itu memiliki hati nurani dan nalar? Mereka tidak memiliki hati nurani dan nalar. Mengapa aku berkata demikian? Karena mereka memahami kebenaran tetapi tidak menerapkannya, itu berarti bahwa mereka tidak memiliki hati nurani atau nalar, dan mereka memberontak terhadap Tuhan. Mereka hanya berfokus pada melindungi kepentingan mereka sendiri dari ancaman. Mereka tidak peduli jika pekerjaan gereja menderita kerugian atau jika kepentingan umat pilihan Tuhan menjadi porak-poranda. Mereka hanya berusaha untuk melindungi diri sendiri, dan ketika menemukan masalah, mereka mengabaikannya. Bahkan ketika mereka menyaksikan seseorang melakukan kejahatan, mereka menutup mata dan menganggapnya baik-baik saja, selama itu tidak merugikan kepentingan mereka. Apa pun yang orang lain lakukan, sepertinya itu bukan urusan mereka. Mereka tidak memiliki rasa tanggung jawab, dan hati nurani mereka tidak berdampak apa pun pada mereka. Berdasarkan semua perwujudan itu, apakah orang-orang itu memiliki kemanusiaan? Orang tanpa hati nurani dan nalar adalah orang tanpa kemanusiaan. Semua orang yang tanpa hati nurani dan nalar adalah jahat: Mereka adalah binatang buas yang menyamar menjadi manusia, yang mampu melakukan segala macam hal buruk" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Untuk Melaksanakan Tugas dengan Baik, Orang Setidaknya Harus Memiliki Hati Nurani dan Nalar"). Setelah membaca firman Tuhan, aku memahami bahwa orang sejati memiliki hati nurani dan nalar. Mereka mampu membedakan yang benar dan yang salah, serta memiliki rasa keadilan yang mencintai hal-hal positif. Ketika mereka melihat orang jahat mengganggu dan mengacaukan pekerjaan gereja, mereka dapat membedakannya dan mampu melaporkan serta menyingkapkannya secara tepat waktu untuk melindungi kepentingan gereja agar tidak dirusak. Seseorang yang tidak memiliki hati nurani dan nalar hanya mengabaikan masalah, bahkan jika mereka menemukannya. Mereka hanya berpikir untuk melindungi kepentingan mereka sendiri, dan ketika mereka melihat orang-orang melakukan kejahatan serta mengganggu dan mengacaukan pekerjaan gereja, mereka tidak mau terlibat. Mereka tidak memiliki sedikit pun rasa tanggung jawab. Aku teringat bagaimana gereja Qingyuan pernah mengalami beberapa gelombang penangkapan besar. Saudara-saudari tidak memiliki kehidupan bergereja yang baik, dan menantikan pemimpin yang baik yang dapat membantu mereka ke jalan masuk kehidupan mereka. Namun, aku sadar betul bahwa Yuan Li tidak cocok menjadi pemimpin, tetapi aku takut menyinggungnya, takut dia akan berprasangka terhadapku, dan takut para pemimpin akan memiliki kesan buruk tentangku. Oleh karena itu, meskipun memahaminya, aku berpura-pura bodoh, dan tidak berani melaporkan masalah Yuan Li. Aku diam saja dan menyaksikan pekerjaan gereja dirusak serta kehidupan saudara-saudariku menderita kerugian. Aku benar-benar sangat egois dan licik! Di masa lalu, aku percaya bahwa aku mampu melaksanakan beberapa tugas di gereja; dari luarnya, aku menunjukkan beberapa perilaku baik, dan tidak melakukan apa pun yang jelas-jelas mengacaukan pekerjaan gereja, jadi aku tampak memiliki sedikit kemanusiaan. Sekarang, aku menyadari bahwa aku bahkan tidak memiliki hati nurani dan nalar yang seharusnya dimiliki orang normal. Aku tidak layak disebut manusia! Jika aku tidak bertobat kepada Tuhan, aku pasti akan dibenci dan disingkirkan oleh Tuhan. Ketika aku berpikir seperti ini, hatiku penuh penyesalan dan mencela diri sendiri. Aku berdoa kepada Tuhan, bersedia menerapkan kebenaran dan melaksanakan tugasku dengan baik. Aku teringat akan firman Tuhan ini: "Lakukan segala sesuatu yang bermanfaat bagi pekerjaan Tuhan dan bukan hal yang merugikan kepentingan pekerjaan Tuhan. Pertahankan nama Tuhan, kesaksian Tuhan, dan pekerjaan Tuhan" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Tentang Ketetapan Administratif Tuhan pada Zaman Kerajaan"). "Engkau harus menjunjung tinggi dan bertanggung jawab atas apa pun yang berkaitan dengan kepentingan rumah Tuhan atau yang menyangkut pekerjaan rumah Tuhan dan nama Tuhan. Engkau masing-masing memiliki tanggung jawab dan kewajiban ini, dan inilah yang harus engkau semua lakukan" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Tentang Ketetapan Administratif Tuhan pada Zaman Kerajaan"). Firman Tuhan membuatku memahami bahwa ketika terjadi sesuatu, seseorang harus melepaskan keuntungannya sendiri dan memprioritaskan pekerjaan gereja. Jika seseorang melihat hal-hal di gereja yang tidak sesuai dengan prinsip, yang merugikan kepentingan gereja, dia harus memenuhi tanggung jawabnya, menjunjung tinggi prinsip, dan melindungi pekerjaan gereja. Hanya dengan demikian, seseorang dapat menjadi anggota rumah Tuhan dan diperkenan oleh Tuhan. Jika dia tetap acuh tak acuh karena takut menyinggung orang lain, ini bukanlah melindungi pekerjaan gereja, elainkan menyinggung Tuhan. Kemudian, aku menulis surat kepada para pemimpin untuk melaporkan masalah Yuan Li. Para pemimpin mengatur agar seseorang datang dan memverifikasinya. Setelah mereka mengetahui situasinya, mereka menemukan bahwa Yuan Li selalu meninggikan dirinya dan memamerkan dirinya. Ketika muncul masalah, dia tidak melihatnya berdasarkan firman Tuhan; dia hidup dalam keadaan benar dan salah. Dia juga memicu perselisihan di antara saudara-saudari, dan mengganggu serta mengacaukan pekerjaan gereja. Jika dinilai berdasarkan prinsip, dia tidak cocok menjadi pemimpin, jadi dia diberhentikan. Ketika aku mengetahui hasil ini, hatiku merasa jauh lebih tenang. Aku merasa bahwa ketika aku menerapkan sesuai dengan prinsip, hati nuraniku tidak merasa tercela, dan hatiku terbebas.
Kemudian, aku merenungkannya, "Mengapa aku tidak dapat menerapkan sesuai dengan prinsip begitu kepentingan pribadiku terlibat? Mengapa menerapkan kebenaran begitu melelahkan bagiku?" Aku membaca firman Tuhan: "Iblis merusak manusia melalui pendidikan dan pengaruh pemerintah nasional serta melalui orang-orang terkenal dan hebat. Perkataan jahat mereka telah menjadi natur dan hidup manusia. 'Jika orang tidak memikirkan dirinya sendiri, langit dan bumi akan menghukumnya' adalah pepatah Iblis terkenal yang telah ditanamkan dalam diri semua orang, dan ini telah menjadi hidup manusia. Ada falsafah lain tentang cara berinteraksi dengan orang lain yang juga seperti ini. Iblis menggunakan budaya tradisional setiap negara untuk mendidik, menyesatkan, dan merusak manusia, menyebabkan manusia jatuh dan ditelan oleh jurang kebinasaan yang tak berdasar, dan pada akhirnya, manusia dimusnahkan oleh Tuhan karena mereka melayani Iblis dan menentang Tuhan. ... Manusia telah dirusak sedemikian dalam oleh Iblis. Racun Iblis mengalir dalam darah setiap orang, dan dapat dikatakan bahwa natur manusia itu rusak, jahat, berlawanan, dan bertentangan dengan Tuhan, dipenuhi dan dibenamkan dalam falsafah dan racun Iblis. Itu seluruhnya telah menjadi esensi natur Iblis. Inilah sebabnya manusia menentang dan berlawanan dengan Tuhan" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Cara Mengenal Natur Manusia"). Setelah membaca bagian firman Tuhan ini, aku memahami bahwa Iblis menggunakan perkataan berbagai jenis orang terkenal dan hebat untuk menanamkan racunnya ke dalam diri kita. Misalnya, "Jika orang tidak memikirkan dirinya sendiri, langit dan bumi akan menghukumnya," "Ketika kau tahu sesuatu itu salah, lebih baik jangan terlalu membicarakannya," "Semakin sedikit masalah, semakin baik," dan "Diam itu emas, dan orang yang banyak bicara banyak melakukan kesalahan." Aku hidup berdasarkan racun-racun Iblis ini, dan menempatkan kepentinganku sendiri di atas segalanya. Apa pun yang kulakukan, aku mempertimbangkannya berdasarkan apakah itu bermanfaat bagiku atau tidak. Jika itu adalah sesuatu yang bermanfaat bagiku, aku akan segera melakukannya tanpa berkata apa-apa lagi; jika itu adalah sesuatu yang tidak bermanfaat bagiku dan mungkin menyinggung seseorang, aku pasti tidak akan melakukannya. Aku sangat egois dan licik. Aku sadar betul bahwa Yuan Li tidak cocok menjadi pemimpin, dan ingin melaporkan ini kepada para pemimpin atas, tetapi aku takut jika aku melaporkannya, para pemimpin atas akan mengatakan bahwa aku tidak melaksanakan tugasku sendiri dan mencampuri urusan orang lain, sehingga memiliki penilaian buruk terhadapku. Aku juga takut menyinggung Yuan Li dan memengaruhi hubungan kami, jadi berulang kali, aku memilih diam. Dan aku percaya bahwa dengan melakukan ini, aku tidak akan menyinggung siapa pun, dan aku sendiri tidak akan menderita kerugian. Dari luarnya, keputusanku untuk melakukan ini tampak sangat cerdas, padahal sebenarnya aku menyinggung Tuhan. Aku melihat bahwa pekerjaan gereja sedang dirusak dan saudara-saudariku tidak memiliki kehidupan bergereja yang baik, tetapi aku tidak cemas atau sedih, dan tidak memedulikannya. Aku bertindak sebagai kaki tangan Iblis. Tuhan memeriksa semua yang kulakukan dengan sangat jelas, tetapi aku masih menganggap diriku cerdas. Betapa menyedihkan! Betapa penuh kebencian! Aku melihat bahwa dengan hidup berdasarkan racun-racun Iblis ini, aku jelas memahami kebenaran tetapi tidak dapat menerapkannya. Aku tidak dapat membedakan yang benar dan yang salah, aku tidak memiliki rasa keadilan dan tidak memiliki kemanusiaan. Hidup yang kujalani benar-benar merupakan citra buruk Iblis, yang bahkan membuat diriku sendiri jijik, dan bahkan membuat Tuhan lebih benci dan muak. Jika aku terus hidup berdasarkan falsafah Iblis ini tanpa menerapkan kebenaran, pada akhirnya aku hanya akan benar-benar kehilangan kesempatanku untuk diselamatkan dan dihukum oleh Tuhan.
Selama merenung, aku juga menyadari bahwa aku memiliki beberapa sudut pandang yang salah. Aku tidak dapat memperlakukan para pemimpin dan pekerja dengan benar, dan ini juga membuatku tidak mampu menerapkan kebenaran. Aku membaca firman Tuhan: "Ketika seseorang di gereja dipromosikan dan dibina untuk menjadi pemimpin, mereka hanya dipromosikan dan dibina dalam arti yang sederhana; itu bukan berarti bahwa mereka telah memenuhi standar dan kompeten sebagai pemimpin, bukan berarti bahwa mereka sudah mampu menjalankan pekerjaan kepemimpinan, dan dapat melakukan pekerjaan nyata—bukan seperti itu situasinya. Kebanyakan orang tidak mampu mengetahui yang sebenarnya tentang hal-hal ini, dan berdasarkan imajinasi mereka sendiri, mereka mengagumi orang-orang yang telah dipromosikan. Ini adalah kesalahan. Sekalipun orang sudah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan, apakah mereka yang dipromosikan benar-benar memiliki kenyataan kebenaran? Belum tentu. Mampukah mereka menerapkan pengaturan kerja rumah Tuhan? Belum tentu. Apakah mereka memiliki rasa tanggung jawab? Apakah mereka setia? Apakah mereka mampu tunduk? Ketika menghadapi masalah, apakah mereka mampu mencari kebenaran? Semua ini tidak diketahui. Apakah orang-orang ini memiliki hati yang takut akan Tuhan? Dan seberapa besarkah hati yang takut akan Tuhan yang mereka miliki? Apakah mereka mampu untuk tidak mengikuti keinginan mereka sendiri ketika mereka melakukan sesuatu? Apakah mereka mampu mencari Tuhan? Selama mereka melakukan pekerjaan kepemimpinan, apakah mereka mampu sering datang ke hadapan Tuhan untuk mencari maksud Tuhan? Apakah mereka mampu memimpin orang-orang untuk masuk ke dalam kenyataan kebenaran? Mereka tentu saja tidak mampu melakukan hal-hal semacam itu. Mereka belum menerima pelatihan dan mereka belum memiliki cukup pengalaman sehingga mereka tidak mampu melakukan hal-hal ini. Inilah sebabnya mengapa mempromosikan dan membina orang bukan berarti mereka telah memahami kebenaran, juga tidak bisa dikatakan bahwa mereka sudah mampu untuk melaksanakan tugasnya dengan cara yang memenuhi standar. ... Apa maksud-Ku mengatakan hal ini? Ini untuk memberitahukan kepada semua orang bahwa mereka harus dengan benar memperlakukan berbagai jenis orang yang berbakat yang dipromosikan dan dibina di rumah Tuhan, sehingga mereka tidak boleh bersikap keras dalam tuntutan mereka terhadap orang-orang ini, dan, tentu saja, sehingga mereka juga harus bersikap realistis dalam memberikan pendapat mereka tentang orang-orang tersebut. Adalah bodoh untuk berlebihan mengagumi dan menghormati mereka; tidaklah manusiawi atau realistis untuk membuat tuntutan yang terlalu keras terhadap mereka. Jadi, apa cara paling masuk akal untuk memperlakukan mereka? Anggaplah mereka sebagai orang biasa dan, ketika engkau perlu mencari seseorang untuk menyelesaikan masalah, bersekutulah dengan mereka dan belajarlah dari kekuatan satu sama lain serta saling melengkapi. Selain itu, merupakan tanggung jawab semua orang untuk mengawasi apakah para pemimpin dan pekerja sedang melakukan pekerjaan nyata atau tidak, apakah mereka mampu menggunakan kebenaran untuk menyelesaikan masalah atau tidak; ini adalah standar dan prinsip untuk menilai apakah seorang pemimpin atau pekerja memenuhi standar. Jika pemimpin atau pekerja mampu menangani dan menyelesaikan masalah umum, artinya mereka cakap. Namun, jika mereka bahkan tak mampu menangani dan menyelesaikan masalah biasa, mereka tidak layak untuk menjadi pemimpin atau pekerja, dan harus segera disingkirkan dari jabatan mereka. Orang lain haruslah dipilih, dan pekerjaan rumah Tuhan tidak boleh ditunda. Menunda pekerjaan rumah Tuhan berarti sedang merugikan diri sendiri dan orang lain, itu tidak baik untuk siapa pun" (Firman, Jilid 5, Tanggung Jawab para Pemimpin dan Pekerja, "Tanggung Jawab para Pemimpin dan Pekerja (5)"). "Semua orang sama di hadapan kebenaran, dan tidak ada perbedaan usia atau posisi dan seberapa luhurnya mereka yang melaksanakan tugas mereka di rumah Tuhan. Semua orang sama di hadapan tugas mereka, mereka hanya melakukan pekerjaan yang berbeda. Tidak ada perbedaan di antara mereka berdasarkan siapa yang memiliki senioritas. Di hadapan kebenaran, setiap orang harus memiliki hati yang tunduk, menerima, dan rendah hati. Orang-orang harus memiliki nalar dan sikap ini" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Delapan)). Firman Tuhan membuatku memahami bahwa pemimpin di semua tingkatan di gereja dipilih dari antara saudara-saudari. Melaksanakan tugas sebagai pemimpin menunjukkan bahwa mereka memiliki kualitas untuk menjadi pemimpin. Namun, dalam mempromosikan mereka, rumah Tuhan hanya memberi mereka kesempatan untuk berlatih: Itu tidak berarti bahwa mereka memenuhi standar sebagai pemimpin. Mereka berada dalam periode mengejar perubahan watak, dan pasti memiliki beberapa penyimpangan dalam proses melaksanakan tugas mereka. Kita harus menyikapinya dengan benar. Jika ada masalah, kita bisa mengemukakannya, dan mencari bersama para pemimpin. Selain itu, semua saudara-saudari memiliki tanggung jawab untuk mengawasi para pemimpin dan melindungi pekerjaan gereja. Ini adalah tugas yang harus kita laksanakan. Contohnya adalah pemilihan Yuan Li. Para pemimpin kemudian memberitahuku bahwa mereka baru saja dipindahkan dari gereja lain, sehingga mereka tidak terlalu tahu bagaimana perilaku Yuan Li biasanya. Saat itu, mereka berpikir bahwa tidak ada orang yang cocok di gereja, dan melihat bahwa dari luar, Yuan Li cukup aktif dalam melaksanakan tugasnya serta mencapai beberapa hasil dalam memberitakan Injil. Oleh karena itu, mereka setuju bahwa dia harus dipilih sebagai pemimpin. Pekerjaan mereka juga memiliki penyimpangan. Dari fakta-fakta itu, aku menyadari bahwa setiap orang memiliki kekurangan, dan tidak ada yang dapat melaksanakan tugasnya dengan sempurna. Saudara-saudari perlu saling melengkapi. Di masa lalu, kupikir para pemimpin memeriksa segalanya, sehingga tidak mungkin ada masalah, tetapi ini adalah gagasan dan imajinasiku. Di sisi lain, ketika kita melaksanakan tugas kita di rumah Tuhan, entah kita adalah pemimpin atau orang percaya biasa, itu tidaklah penting: Hanya saja, kita melaksanakan tugas yang berbeda. Di rumah Tuhan, tidak ada status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Sama sekali tidak benar bahwa para pemimpin memiliki status yang lebih tinggi daripada saudara-saudari biasa, dan apa yang mereka katakan harus dipatuhi. Rumah Tuhan berbeda dengan dunia orang yang tidak percaya. Di rumah Tuhan, kebenaran berkuasa, dan keadilan memegang kuasa. Karena aku dididik dan dikondisikan di negara naga merah yang sangat besar, aku percaya bahwa menjadi seorang pemimpin sama seperti menjadi seorang pejabat—bahwa kau memiliki kuasa, dan kau setingkat di atas orang percaya biasa. Meskipun aku menemukan masalah pada para pemimpin, aku tidak berani mengungkapkannya, karena aku berpikir bahwa mengemukakan pendapat berarti aku berbeda pandangan dengan para pemimpin, menempatkan mereka di posisi yang canggung. Aku juga percaya bahwa tugasku adalah tugas tulis-menulis, dan bahwa aku tidak seharusnya terlibat dalam urusan yang berkaitan dengan para pemimpin. Kupikir jika aku terlibat dalam hal-hal yang di luar kewenanganku, aku akan menyinggung para pemimpin dan segalanya akan menjadi buruk bagiku. Demi menjaga diri, aku memperlakukan para pemimpin dan pekerja rumah Tuhan dengan cara yang sama seperti orang tidak percaya memperlakukan pejabat. Dalam hatiku, aku sama sekali tidak percaya bahwa kebenaran berkuasa di rumah Tuhan. Sudut pandangku tentang segala hal sungguh tidak masuk akal! Sebenarnya, di rumah Tuhan, siapa yang mengemukakan pendapat tidaklah penting. Selama itu selaras dengan prinsip-prinsip kebenaran, dan bermanfaat bagi pekerjaan rumah Tuhan serta saudara-saudari, semua orang akan menerima dan menerapkannya. Sama seperti ketika aku melaporkan masalah Yuan Li. Setelah mereka memahami dan memverifikasi situasinya, para pemimpin memberhentikannya. Ini membuatku melihat lebih jelas lagi bahwa kebenaran dan keadailan berkuasa di rumah Tuhan.
Suatu hari di tahun 2022, aku bertemu Wang Min, seorang pemimpin gereja. Ketika aku mendengar Wang Min membahas keadaannya, aku mendapati bahwa dia menikmati kenyamanan dan tidak memikul beban dalam melaksanakan tugasnya. Dia mengatakan bahwa karena urusan pribadi, dia sering terlambat atau absen dari pertemuan dan menunda pekerjaan gereja. Aku bersekutu dengannya tentang pentingnya melaksanakan tugas, tetapi dia beralasan bahwa dia memiliki kesulitan objektif. Wang Min kemudian mulai berbicara tentang bagaimana ketika dia baru mulai percaya kepada Tuhan, dia terpengaruh oleh rumor tak berdasar yang disebarkan PKT dan mengembangkan beberapa gagasan tentang pekerjaan Tuhan, sehingga dia mundur dan berhenti percaya. Kemudian, dia menderita penyakit serius yang tidak kunjung membaik. Baru setelah itu dia kembali dan terus percaya kepada Tuhan. Ketika dia sedang mendiskusikan pengalaman ini, dia tidak menunjukkan sedikit pun pemahaman atau penyesalan atas pengkhianatannya terhadap Tuhan di masa lalu. Aku bertanya kepadanya apa yang telah dia renungkan dan pahami tentang kejadian ini, tetapi dia tidak memberiku jawaban langsung. Dia membela diri, mengatakan bahwa pada saat itu rumor PKT benar-benar kuat, dan itulah satu-satunya alasan dia disesatkan. Dia bahkan mengulangi beberapa kata yang menghujat Tuhan. Mendengarkannya berbicara seperti ini, aku benar-benar terkejut. Dapat dipahami jika dia tidak dapat mengenali rumor tak berdasar PKT ketika dia baru mulai percaya kepada Tuhan, tetapi sekarang, setelah percaya kepada Tuhan selama lebih dari satu dekade, dia masih mengulangi kata-kata yang menghujat Tuhan. Yang lebih parah, ketika mengatakan itu, dia tampak tak menyadarinya. Aku membacakannya beberapa firman Tuhan yang berkaitan dengan takut akan Tuhan, dan memberitahunya tentang natur dari cara dia berbicara dan bertindak. Setelah membaca firman Tuhan, dia tetap tidak bereaksi. Aku merasa bahwa orang ini sangat mati rasa, dan aku ingin menulis surat kepada para pemimpin untuk melaporkan masalah Wang Min. Namun, hatiku bimbang, dan aku berpikir, "Kudengar para pemimpin atas berencana untuk membinanya. Selain itu, ini adalah pertama kalinya aku bertemu Wang Min. Jika aku segera melaporkan masalahnya, akankah para pemimpin atas mengatakan bahwa aku benar-benar congkak karena telah mengenali masalah orang ini padahal baru sekali bertemu dengannya? Apakah aku akan dianggap mencurigai kemampuan mereka untuk mengenali? Selain itu, jika perkataanku tidak benar dan memengaruhi gereja dalam mempromosikan serta membina seseorang, akankah para pemimpin memiliki pendapat buruk tentangku?" Ketika memikirkan hal ini, aku ragu-ragu. Aku kemudian menyadari bahwa aku kembali berpikir untuk mempertahankan kepentinganku sendiri, jadi aku berdoa di dalam hati kepada Tuhan. Aku teringat akan firman Tuhan: "Jangan selalu melakukan segala sesuatu demi dirimu sendiri dan jangan selalu memikirkan kepentinganmu sendiri; jangan memikirkan kepentingan manusia, dan jangan memikirkan harga diri, reputasi, dan statusmu sendiri. Engkau harus terlebih dahulu memikirkan kepentingan rumah Tuhan, dan menjadikannya prioritasmu. Engkau harus memikirkan maksud-maksud Tuhan dan memulainya dengan merenungkan apakah ada ketidakmurnian dalam pelaksanaan tugasmu, apakah engkau selama ini setia, memenuhi tanggung jawabmu, dan mengerahkan segenap kemampuanmu atau tidak, dan apakah engkau selama ini memikirkan tugasmu dan pekerjaan gereja dengan segenap hatimu atau tidak. Engkau harus memikirkan hal-hal ini. Jika engkau sering memikirkannya dan bisa memahaminya dengan jelas, akan menjadi lebih mudah bagimu untuk melaksanakan tugasmu dengan baik" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Kebebasan dan Kemerdekaan Hanya Dapat Diperoleh dengan Menyingkirkan Watak yang Rusak"). Firman Tuhan memberiku jalan penerapan, dan membuatku merasa mencela diri sendiri dan malu. Aku sudah bisa mengenali bahwa orang ini bukanlah seseorang yang mengejar kebenaran, dan tidak cocok menjadi pemimpin. Para pemimpin masih berencana untuk membina dia. Jika dia benar-benar dipromosikan, bukankah kepentingan rumah Tuhan akan dirugikan? Aku tidak boleh terus hidup dengan cara yang egois dan tercela seperti ini. Aku harus melindungi pekerjaan gereja, dan memenuhi tanggung jawabku serta melaksanakan tugasku dengan baik. Jadi, kemudian aku melaporkan masalah Wang Min kepada para pemimpin atas. Setelah mengetahui situasinya, para pemimpin menyadari bahwa Wang Min memang tidak cocok untuk dibina, dan memutuskan untuk tidak mempromosikannya untuk saat ini.
Pada tahun 2023, aku mendengar bahwa Wang Min telah ditangkap dan menjadi Yudas. Dia telah diusir. Ketika aku mendengar tentang ini, aku menyadari bahwa jika aku tidak melaporkan situasinya secara tepat waktu demi melindungi diriku sendiri, kerusakan yang ditimbulkan pada gereja akan lebih besar lagi jika Wang Min dipromosikan. Hati nuraniku akan resah selama sisa hidup ini. Pada saat yang sama, aku memahami bahwa aku harus melaporkan orang yang tidak benar secara tepat waktu dan menjunjung tinggi prinsip. Sangat penting untuk menerapkan aspek kebenaran ini! Bahkan jika kita memiliki pemahaman yang dangkal tentang kebenaran, tidak dapat memahami beberapa orang atau hal, dan sedikit tidak akurat dalam melaporkan masalah, ini tidak masalah. Kuncinya adalah jika kita dapat melindungi pekerjaan gereja, hati ini benar-benar berharga. Kemudian, ketika aku melihat siapa pun di gereja melakukan hal-hal yang bertentangan dengan prinsip, aku dapat melaporkannya kepada para pemimpin secara tepat waktu, memenuhi tanggung jawabku untuk melindungi pekerjaan gereja. Aku merasa bahwa dengan berperilaku seperti ini, hatiku tenteram dan damai. Syukur kepada Tuhan atas bimbingan-Nya dalam membuat perubahan ini dalam diriku!