62. Pentingnya Memiliki Niat yang Benar dalam Melaksanakan Tugas

Pada bulan September 2023, gereja mengatur agar aku dan Li Yang bekerja sama untuk mengelola pekerjaan penyiraman. Karena kami berdua baru saja mulai melaksanakan tugas ini dan belum terbiasa dengan pekerjaannya, para pemimpin meminta Chen Lu untuk membantu kami sementara. Chen Lu memperkenalkan pekerjaan itu kepada kami, memberi tahu kami bahwa kami harus memahami keadaan para penyiram di setiap gereja, sering menindaklanjuti kemajuan pekerjaan penyiraman, menyelesaikan kesulitan dan masalah para penyiram dan pendatang baru, fokus menyiram dan membina para pendatang baru yang kualitasnya baik, serta segera mendukung dan membantu para pendatang baru yang tidak rutin menghadiri pertemuan. Bukan hanya itu, kami juga harus membekali diri dengan kebenaran mengenai visi untuk meningkatkan hasil pekerjaan penyiraman. Setelah mendengar ini, aku berpikir, "Ada begitu banyak tugas yang harus dikuasai, dan kami harus menindaklanjutinya secara terperinci. Ini pasti akan memakan waktu dan melelahkan." Aku merasa tertekan dalam hati. Namun, aku berpikir tentang bagaimana gereja telah mengatur agar aku melaksanakan tugas yang begitu penting. Tuhan mengangkatku dan memberiku kasih karunia melalui hal ini, jadi aku tidak boleh mengecewakan-Nya. Aku harus mengandalkan Tuhan dalam melakukan pekerjaan itu.

Karena aku tidak terbiasa dengan pekerjaan penyiraman gereja, dan perlu memahami setiap aspek pekerjaan secara terperinci, terkadang aku begadang sampai larut malam, tetapi aku tetap berusaha sekuat tenaga. Kemudian, aku menyadari bahwa melaksanakan tugas ini dengan baik membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Misalnya, hal-hal seperti masalah atau kesulitan apa pun yang dialami para pendatang baru, apakah pendatang baru yang tidak rutin berkumpul segera dibantu, seperti apa kualitas dan kemampuan memahami para pendatang baru, dan kemajuan pembinaan para pendatang baru, semua ini perlu kami tindak lanjuti dan pahami secara terperinci. Untuk menyelesaikan tugas-tugas ini dengan baik, aku dan Li Yang bekerja dari fajar hingga senja selama beberapa hari berturut-turut. Kepalaku terasa pusing dan berat, dan aku sedikit sakit kepala, jadi hatiku mulai merasa sedikit menentang. Aku merasa bahwa melaksanakan tugas ini bukan hanya melelahkan secara mental tetapi juga melelahkan secara fisik, dan sungguh tidak mudah untuk melaksanakan tugas ini dengan baik! Aku berpikir tentang bagaimana sebelumnya aku hanya menyirami orang-orang di gereja, dan belum pernah bertanggung jawab atas pekerjaan itu. Aku tidak terlalu khawatir, dan aku masih punya waktu luang sendiri; pekerjaan itu lebih santai. Namun, sekarang, aku bertanggung jawab atas pekerjaan penyiraman di begitu banyak gereja, dan itu membuatku jauh lebih khawatir dan lelah daripada sebelumnya. Makin aku memikirkannya, makin aku merasa tertekan. Aku tidak ingin melaksanakan tugas ini lagi, dan ingin kembali menjadi seorang penyiram. Aku mulai terpikir untuk mengundurkan diri. Dalam benakku, aku memperhitungkan, "Aku belum lama melaksanakan tugas ini. Ketika aku mengundurkan diri, aku bisa mengatakan kualitasku buruk dan aku tidak dapat melakukan pekerjaan itu. Karena aku belum mengambil banyak pekerjaan, akan lebih mudah untuk menyerahkannya setelah aku mengundurkan diri. Jika aku mengambil semua pekerjaan, akan lebih sulit bagiku untuk mengajukan pengunduran diriku." Oleh karena itu, aku tidak lagi setekun sebelumnya dalam melaksanakan tugasku. Aku lamban dalam menindaklanjuti kemajuan penyiraman para pendatang baru, dan sengaja menunda-nunda dan mengulur waktu agar para pemimpin berpikir bahwa aku tidak efisien dalam bekerja dan tidak layak untuk tugas itu. Dengan demikian, mereka akan menyetujui pengunduran diriku ketika aku mengajukannya. Saat itu, Chen Lu juga sedang menindaklanjuti pekerjaan beberapa gereja lain, jadi aku dan Li Yang sama-sama perlu segera membiasakan diri dengan situasi tersebut untuk mengambil alih tanggung jawab yang sedang ditangani Chen Lu. Namun, ketika Chen Lu memberi tahu kami tentang situasi di gereja-gereja ini, aku takut, kalau aku sudah memahami situasi dan tugasnya diserahkan kepadaku, akan lebih sulit untuk mengundurkan diri nantinya. Oleh karena itu, aku menggunakan kesibukan sebagai alasan untuk tidak membiasakan diri dengan pekerjaan itu. Terkadang, aku merasa agak bersalah dan berpikir, "Aku harus mengambil alih tugas-tugas ini sesegera mungkin. Aku belum bergegas mengambil alih pekerjaan itu karena aku ingin menghindar dari penderitaan dan kelelahan. Ini bukan menjaga pekerjaan gereja!" Namun, kemudian aku berpikir, "Jika aku membiasakan diri dengan tugas-tugas ini, aku tidak akan bisa pergi dan dagingku akan menderita. Bagaimanapun, jika aku tidak mengambil alih pekerjaan itu, Li Yang akan melakukannya. Selain itu, Chen Lu masih mengerjakan ini secara paruh waktu, jadi pekerjaan ini tidak akan terbengkalai tanpa ada yang mengerjakannya." Ketika aku berpikir demikian, aku berhenti merasa bersalah. Kemudian, aku tidak mau terlibat ketika Li Yang dan Chen Lu sedang mendiskusikan pekerjaan itu. Aku seperti orang luar. Meskipun aku tahu pekerjaan penyiraman sedang terpengaruh, aku tidak mencoba memikirkan cara untuk mengatasinya; yang kupikirkan hanyalah bagaimana caranya pergi sesegera mungkin. Karena aku masih belum memahami situasi gereja-gereja itu, semua pekerjaan menjadi beban Li Yang. Li Yang tidak bisa mengurus semuanya sendirian, dan dia menghela napas sepanjang hari karena tekanan besar yang dihadapinya. Baru ketika aku melihat Li Yang dalam keadaan yang buruk, aku merasa tidak nyaman. Aku berpikir, "Keadaan buruk Li Yang ada hubungannya denganku. Jika aku mampu memikul beban dan memiliki sedikit rasa tanggung jawab, dia tidak akan begitu sibuk sendirian, dan hasil pekerjaan akan meningkat. Sekarang hasil pekerjaan penyiraman tidak bagus, dan makin banyak pendatang baru yang tidak rutin menghadiri pertemuan. Para pendatang baru yang berkualitas tidak disiram dan dibina secara tepat waktu, dan jalan masuk kehidupan mereka pun terhambat. Semua ini adalah kejahatan yang telah kulakukan!"

Setelah itu, aku mulai merenungkan diriku sendiri: Mengapa aku begitu menentang untuk melaksanakan tugas ini? Aku teringat akan firman Tuhan yang menyingkapkan bagaimana dalam melaksanakan tugas, orang terus-menerus memilih pekerjaan ringan dan menghindari kesulitan, dan aku pun mencari firman itu untuk kubaca. Tuhan berfirman: "Saat melaksanakan tugas, orang selalu memilih pekerjaan ringan, pekerjaan yang tidak akan melelahkannya, dan yang tidak melibatkan keberanian menghadapi unsur di luar ruangan. Ini berarti memilih pekerjaan yang mudah dan menghindari pekerjaan yang sulit, dan inilah yang terwujud ketika orang mendambakan kenyamanan daging. Apa lagi? (Selalu mengeluh ketika tugasnya sedikit sulit, sedikit melelahkan, ketika harus membayar harga.) (Sibuk memikirkan makanan dan pakaian, serta kesenangan daging.) Semua inilah yang terwujud ketika orang mendambakan kenyamanan daging. Ketika orang seperti itu melihat bahwa suatu tugas terlalu melelahkan atau berisiko, dia melemparkannya kepada orang lain; dia sendiri hanya melakukan pekerjaan santai, dan dia berdalih dengan mengatakan bahwa kualitasnya buruk, bahwa dia tidak memiliki kemampuan kerja, dan tidak mampu mengambil tugas tersebut; padahal sebenarnya, itu karena dia mendambakan kenyamanan daging. ... Sesibuk apa pun dirinya dengan pekerjaan gereja atau dengan tugasnya, rutinitas dan kondisi normal kehidupannya tidak pernah berubah. Dia tidak pernah sembrono dengan rincian sekecil apa pun dalam kehidupan dagingnya dan mengendalikan semua itu dengan sempurna, sangat ketat dan serius. Namun, ketika menangani pekerjaan rumah Tuhan, sebesar apa pun masalahnya, dan sekalipun itu melibatkan keselamatan saudara-saudari, dia menanganinya dengan sembrono. Dia bahkan tidak peduli dengan hal-hal yang berkaitan dengan amanat Tuhan atau tugas yang harus dijalankannya. Dia tidak bertanggung jawab. Ini artinya menuruti kenyamanan daging, bukan? Apakah orang yang menuruti kenyamanan daging cocok untuk melaksanakan tugas? Begitu ada orang yang membahas topik tentang pelaksanaan tugasnya, atau berbicara tentang membayar harga dan mengalami kesukaran, dia akan terus menggelengkan kepalanya. Dia memiliki terlalu banyak masalah, dia penuh dengan keluhan, dan dia dipenuhi hal-hal negatif. Orang semacam itu tidak berguna, dia tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan tugasnya, dan harus disingkirkan" (Firman, Jilid 5, Tanggung Jawab para Pemimpin dan Pekerja, "Tanggung Jawab para Pemimpin dan Pekerja (2)"). Saat membaca bagian firman Tuhan ini, aku dipenuhi rasa bersalah. Apa yang Tuhan singkapkan persis seperti keadaanku. Saat melaksanakan tugasku, aku selalu memilih pekerjaan ringan, dan begitu pekerjaan menjadi berat, aku ingin melemparkannya kepada orang lain sementara aku melakukan pekerjaan yang mudah. Aku bahkan mencari-cari alasan, mengatakan bahwa kualitasku buruk, padahal sebenarnya aku hanya ingin menikmati kenyamanan. Orang-orang seperti itu tidak memiliki ketundukan atau rasa takut akan Tuhan, dan dapat meninggalkan tugas mereka kapan saja demi menikmati kenyamanan. Mereka tidak pantas melaksanakan tugas, dan harus disingkirkan. Aku mengingat kembali semua yang telah kulakukan dalam tugasku. Setelah para pemimpin mengatur agar aku menjadi pengawas, begitu aku menyadari bahwa aku bertanggung jawab atas banyak gereja, memiliki beban kerja yang berat, sibuk setiap hari, terkadang harus begadang, dan tugas itu sangat melelahkan secara mental dan fisik, aku berpikir bahwa melaksanakan tugas ini setiap hari terlalu berat dan melelahkan, dan berpikir untuk mengundurkan diri demi kenyamanan dagingku. Aku sangat sadar bahwa tugas ini sangat penting dan aku harus memikul pekerjaan itu secepat mungkin, tetapi aku takut jika aku mengambil terlalu banyak pekerjaan, aku tidak akan bisa pergi. Oleh karena itu, aku sengaja menunda-nunda dan bersikap asal-asalan, mencoba menunjukkan kepada para pemimpin bahwa kualitasku buruk dan aku tidak mampu melakukan pekerjaan itu agar mereka mengizinkanku mengundurkan diri. Ketika Chen Lu membantu kami membiasakan diri dengan pekerjaan itu, aku sengaja berpura-pura sangat sibuk agar tidak ikut serta. Aku sama sekali tidak memikirkan pekerjaan gereja, dan akibatnya, semua pekerjaan menjadi beban Li Yang, yang membuatnya berada di bawah tekanan besar dan dalam keadaan yang buruk. Ada makin banyak masalah dalam pekerjaan itu, dan hasil penyiraman para pendatang baru juga tidak bagus. Semua kerusakan pada pekerjaan gereja ini disebabkan olehku yang menikmati kenyamanan dan memilih tugas yang mudah sambil menghindari yang sulit. Diberhentikannya dua pengawas sebelumnya telah menunda pekerjaan penyiraman, dan, pada saat yang genting ini, gereja telah mengatur agar aku melaksanakan tugas ini, yang merupakan pengangkatan dari Tuhan bagiku. Itu agar aku dapat memikirkan maksud-Nya, melindungi pekerjaan gereja, dan memahami lebih banyak kebenaran melalui pelaksanaan tugasku. Namun, aku sama sekali tidak punya hati nurani. Begitu ada banyak pekerjaan dan dagingku tidak bisa mendapatkan kenyamanan, aku merasa menentang, dan terus-menerus menggunakan cara-cara licik untuk melarikan diri dan meninggalkan amanatku demi tugas yang lebih mudah. Aku melihat pekerjaan itu tertunda, tetapi aku tidak melindunginya. Aku benar-benar licik, jahat, dan hina! Sebenarnya, bukan karena aku tidak bisa melakukan pekerjaan itu. Sebaliknya, masalahnya adalah naturku terlalu egois dan aku tidak melakukan hal-hal yang mampu kulakukan; aku sama sekali tidak menunjukkan kesetiaan kepada Tuhan, dan tidak berguna pada saat yang genting. Aku benar-benar tidak berguna, tidak pantas melaksanakan tugas! Ketika aku memahami ini, hatiku dipenuhi dengan penyesalan diri dan kegundahan, dan aku berdoa kepada Tuhan untuk menuntunku memberontak terhadap daging dan tunduk, dan tidak lagi pilih-pilih dalam tugasku.

Kemudian, aku membaca satu bagian firman Tuhan dan memperoleh sedikit pemahaman tentang masalahku. Tuhan berfirman: "Lalu, bagaimana cara pandang manusia yang rusak mengenai kehidupan? Dapat dikatakan seperti ini: 'Jika orang tidak memikirkan dirinya sendiri, langit dan bumi akan menghukumnya.' Semua manusia hidup untuk dirinya sendiri; bahasa kasarnya, mereka hidup untuk daging. Mereka hidup sekadar untuk memasukkan makanan ke mulut mereka. Apa bedanya keberadaan seperti ini dengan keberadaan hewan? Hidup dengan cara seperti ini sama sekali tidak ada nilainya, apa lagi bermakna. Cara pandang orang tentang hidup ini adalah tentang apa yang engkau andalkan untuk hidup di dunia ini, untuk apa engkau hidup, dan bagaimana engkau hidup—dan semua ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan esensi dari natur manusia. Dengan menganalisis natur manusia, engkau akan melihat bahwa orang-orang semuanya menentang Tuhan. Mereka semua adalah Iblis, dan tidak ada orang yang benar-benar baik. Hanya dengan menganalisis natur manusia, engkau dapat benar-benar mengetahui kerusakan dan esensi manusia dan memahami milik siapa manusia itu sebenarnya, apa yang benar-benar kurang dalam diri manusia, dengan apa mereka harus diperlengkapi, dan bagaimana seharusnya mereka menjalani hidup dalam keserupaan dengan manusia. Benar-benar menganalisis natur seseorang tidak mudah, dan tidak dapat dilakukan tanpa mengalami firman Tuhan atau tanpa mengalami pengalaman nyata" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Apa yang Harus Orang Ketahui tentang Perubahan Watak"). Setelah membaca firman Tuhan, aku mengerti bahwa hukum-hukum Iblis seperti "Jika orang tidak memikirkan dirinya sendiri, langit dan bumi akan menghukumnya," "Hidup ini singkat, jadi nikmatilah selagi bisa" dan "Meminum anggur dan menikmati musik, berapa banyak waktu yang benar-benar ditawarkan oleh kehidupan?" telah berakar dalam diriku dan menjadi naturku. Karena dikendalikan oleh pikiran dan gagasan ini, aku menjadikan kepentinganku sendiri sebagai prinsip dalam segala yang kulakukan, dan yang kupertimbangkan hanyalah apakah dagingku akan merasa nyaman atau tidak. Aku percaya bahwa jika dagingku tidak menderita, itu adalah berkat. Aku akan melakukan apa pun yang bermanfaat bagi dagingku, dan tidak akan melakukan apa pun yang tidak bermanfaat baginya; aku tidak akan pernah memperlakukan diriku dengan buruk. Ketika bertanggung jawab atas pekerjaan penyiraman membuat dagingku harus menderita, aku tidak suka merasa lelah dan khawatir, aku ingin melakukan tugas yang lebih ringan. Aku sangat sadar bahwa pekerjaan penyiraman telah terpengaruh, dan seharusnya aku membiasakan diri dengan pekerjaan itu secepat mungkin dan memikul tugas-tugas itu, tetapi aku khawatir jika aku mengambil tugas-tugas itu, aku akan sulit mengundurkan diri, jadi aku hanya berdiam diri dan menyaksikan pekerjaan penyiraman tertunda, seperti orang luar yang tidak peduli. Gereja telah mengatur agar aku melaksanakan tugas ini, yang menunjukkan bahwa gereja percaya kepadaku, tetapi aku terus-menerus berpikir untuk menghindarinya. Ini berarti hasil pekerjaan penyiraman terpengaruh, dan pertumbuhan hidup para pendatang baru tertunda. Ini adalah perbuatan jahat! Ini adalah menentang Tuhan! Aku benar-benar tidak bisa dipercaya! Aku begitu memuakkan bagi Tuhan!

Aku teringat akan apa yang Tuhan katakan: "Apa yang engkau nikmati sekarang dengan serakah adalah hal yang merusak masa depanmu, sedangkan penderitaan yang engkau tanggung sekarang adalah hal yang melindungimu. Engkau harus menyadari hal-hal ini dengan jelas, agar dapat menghindarkan dirimu terjebak dalam pencobaan yang akan membuatmu sulit melepaskan diri, dan untuk menghindarkan dirimu terjebak dalam kabut tebal dan tidak mampu menemukan sinar matahari. Saat kabut tebal itu pergi, engkau akan mendapati dirimu berada di tengah penghakiman pada hari yang besar itu" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan Menyebarkan Injil juga Merupakan Pekerjaan Menyelamatkan Manusia"). Aku juga teringat akan sebuah lagu pujian firman Tuhan "Makna Meninggalkan Daging": "Kedagingan manusia ibarat ular: Hakikatnya adalah untuk mencelakakan hidupnya—dan ketika daging telah sepenuhnya melakukan segala sesuatu sesuai keinginannya, engkau akan kehilangan hidupmu. Daging adalah dari Iblis. Selalu ada keinginan berlebihan di dalamnya; daging selalu memikirkan dirinya sendiri, dan selalu menginginkan kesenangan dan ingin menikmati kenyamanan, tidak memiliki perasaan cemas dan perasaan urgensi, bermalas-malasan, dan jika engkau memuaskannya sampai titik tertentu, pada akhirnya ia akan melahapmu. Artinya, jika engkau memuaskannya saat ini, maka lain kali ia akan memintamu untuk memuaskannya lagi. Daging selalu memiliki keinginan yang berlebihan dan permintaan baru, dan memanfaatkan caramu menurutinya untuk membuatmu semakin lebih menyayanginya dan hidup di tengah kenyamanannya—dan jika engkau tidak pernah bisa mengalahkannya, pada akhirnya engkau akan merusak dirimu sendiri. Apakah engkau dapat memperoleh hidup di hadapan Tuhan atau tidak dan akan seperti apa kesudahan akhirmu, itu tergantung pada bagaimana engkau menerapkan pemberontakanmu terhadap daging. Tuhan telah menyelamatkanmu, memilihmu dan menentukanmu dari semula, tetapi jika saat ini engkau tidak mau memuaskan-Nya, engkau tidak mau menerapkan kebenaran, engkau tidak mau memberontak terhadap dagingmu sendiri dengan hati yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, pada akhirnya engkau akan menghancurkan dirimu sendiri, dan akan menanggung penderitaan yang bukan kepalang. Jika engkau selalu memanjakan daging, Iblis akan secara perlahan-lahan menelanmu, dan meninggalkanmu tanpa kehidupan, atau tanpa jamahan Roh, sampai tiba harinya engkau menjadi gelap sepenuhnya di dalam dirimu. Ketika engkau hidup dalam kegelapan, engkau akan ditawan oleh Iblis, engkau tidak lagi memiliki Tuhan di dalam hatimu, dan pada saat itu engkau akan menyangkali keberadaan Tuhan dan meninggalkan-Nya" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mengasihi Tuhan yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan"). Dari firman Tuhan, aku melihat bahwa jika seseorang terus-menerus menyayangi dagingnya dan menikmati kenyamanan daging, perlahan-lahan dia akan ditelan oleh Iblis. Pada akhirnya, semua orang seperti itu akan dihukum dan disingkirkan oleh Tuhan. Aku menyadari bahwa aku berada dalam bahaya besar. Aku teringat kembali saat pertama kali aku mulai melaksanakan tugas ini. Aku masih punya sedikit kemauan untuk memikirkan maksud Tuhan, dan ketika aku bersikap negatif atau asal-asalan, aku dipenuhi rasa bersalah. Kemudian, ketika aku terperangkap dalam daging, aku mulai dengan sadar melakukan kesalahan. Aku hanya berpikir tentang bagaimana menghindari penderitaan dan kelelahan daging dan ingin mengundurkan diri sesegera mungkin untuk berganti ke tugas lain. Aku sengaja bekerja dengan lambat dan berpura-pura tidak kompeten, karena takut tidak akan bisa mengundurkan diri dari tugasku jika aku bekerja dengan baik. Pada akhirnya, ini menyebabkan berbagai masalah dalam pekerjaan penyiraman, dan jalan masuk kehidupan para pendatang baru sangat dirugikan. Meskipun dagingku terpuaskan, pada saat yang genting ketika orang-orang sangat dibutuhkan untuk pekerjaan gereja, aku tidak memikirkan maksud Tuhan dan tidak melaksanakan tugas yang seharusnya kulakukan. Sebaliknya, aku hanya berpikir untuk melarikan diri, dan meninggalkan pelanggaran di belakangku. Dengan memperlakukan tugasku seperti ini, aku telah mengkhianati Tuhan. Aku teringat akan apa yang Tuhan katakan: "Adalah sepenuhnya wajar dan dapat dibenarkan bahwa manusia memenuhi amanat yang Tuhan percayakan kepada mereka. Ini adalah tanggung jawab tertinggi manusia, dan sama pentingnya dengan nyawa mereka sendiri. Jika engkau memperlakukan amanat Tuhan dengan menganggapnya remeh, ini adalah pengkhianatan yang paling serius terhadap Tuhan. Dalam hal ini, engkau lebih tercela daripada Yudas, dan harus dikutuk" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Cara Mengenal Natur Manusia"). Aku menyadari bahwa memperlakukan tugas dengan sikap asal-asalan dan ceroboh akan mengakibatkan kerusakan pada pekerjaan gereja. Ini adalah pengkhianatan yang serius terhadap Tuhan, dan hal yang paling Tuhan benci. Pada akhirnya, orang yang melakukannya pasti akan dihukum dan disingkirkan. Aku merasa takut di dalam hati, dan akhirnya melihat dengan jelas bahwa mengejar kenyamanan daging adalah malapetaka, bukan berkat, dan bahwa memikirkan daging benar-benar dapat menghancurkan hidupku. Jika aku terus berpegang teguh pada obsesiku secara membabi buta dan mengejar kenyamanan daging, aku akan dihancurkan seperti Iblis oleh Tuhan! Aku tidak bisa lagi hidup dengan racun Iblis, dan harus memberontak terhadap daging dan menerapkan sesuai dengan tuntutan Tuhan untuk melaksanakan tugasku dengan baik.

Aku teringat tentang sikap Nuh terhadap tugasnya, dan mencari firman Tuhan untuk kubaca. Tuhan berfirman: "Seluruh proses pembangunan bahtera dipenuhi dengan kesulitan. Untuk saat ini, mari kita kesampingkan bagaimana Nuh berhasil melewati angin yang menerpa, terik matahari, dan hujan lebat, panas yang membakar dan dingin yang menyengat, dan keempat musim yang berganti, dari tahun ke tahun. Mari kita terlebih dahulu membahas tentang betapa besarnya upaya membangun bahtera itu, dan tentang persiapan Nuh untuk mengumpulkan berbagai bahan, dan banyaknya kesulitan yang dia hadapi selama proses membangun bahtera. ... Menghadapi berbagai macam masalah, situasi yang sulit, dan tantangan, Nuh tidak mundur. Ketika beberapa tugas teknisnya yang lebih sulit sering kali gagal dan mengalami kerusakan, meskipun Nuh merasa sedih dan cemas di dalam hatinya, ketika dia merenungkan firman Tuhan, ketika dia mengingat setiap firman yang Tuhan perintahkan kepadanya, dan peninggian Tuhan terhadap dirinya, dia sering kali merasa sangat termotivasi: 'Aku tidak boleh menyerah, aku tidak boleh membuang apa yang Tuhan perintahkan dan percayakan untuk kulakukan; ini adalah amanat Tuhan, dan karena aku menerimanya, karena aku mendengar firman yang diucapkan oleh Tuhan dan suara Tuhan, dan karena aku menerima amanat ini dari Tuhan, aku harus tunduk secara mutlak, itulah yang seharusnya dicapai oleh seorang manusia.' Jadi, apa pun jenis kesulitan yang dia hadapi, apa pun ejekan atau fitnah yang dia hadapi, betapapun lelah tubuhnya, betapapun letihnya, dia tidak meninggalkan apa yang telah dipercayakan oleh Tuhan kepadanya, dan selalu mengingat setiap kata yang telah Tuhan katakan dan perintahkan. Bagaimanapun lingkungannya berubah, sebesar apa pun kesulitan yang dia hadapi, dia percaya bahwa semua ini tidak akan berlangsung selamanya, bahwa hanya firman Tuhan yang tidak akan pernah berlalu, dan hanya apa yang Tuhan perintahkan untuk dilakukan pasti akan diselesaikan. Nuh memiliki iman sejati kepada Tuhan di dalam dirinya, dan ketundukan yang sudah seharusnya dia miliki, dan dia terus membangun bahtera yang Tuhan minta untuk dibangun olehnya. Hari demi hari, tahun demi tahun, Nuh bertambah tua, tetapi imannya tidak berkurang, dan tidak ada perubahan dalam sikap dan tekadnya untuk menyelesaikan amanat Tuhan. Meskipun ada kalanya tubuhnya merasa lelah dan letih, dan dia jatuh sakit, dan di dalam hatinya dia merasa lemah, tekad dan ketekunannya untuk menyelesaikan amanat Tuhan dan tunduk kepada firman Tuhan tidak berkurang. Selama bertahun-tahun Nuh membangun bahtera, Nuh berlatih untuk mendengarkan dan tunduk kepada firman yang telah Tuhan ucapkan, dan dia juga menerapkan kebenaran penting sebagai makhluk ciptaan dan manusia biasa yang perlu menyelesaikan amanat Tuhan" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Lampiran Tiga (Bagian Dua)). Setelah membaca bagian ini, aku merasa sangat malu. Ketika Tuhan meminta Nuh untuk membangun bahtera, Nuh tahu betapa sulitnya itu, dan juga tahu bahwa membangun bahtera akan membutuhkan banyak kerja keras dan pengorbanan yang besar. Namun, tidak peduli seberapa besar kesulitannya, Nuh tetap dapat menerima amanat Tuhan tanpa mengikuti kehendaknya sendiri. Dia tidak memikirkan kepentingannya sendiri, dan dengan tulus tunduk kepada Tuhan, menerima amanat Tuhan dan melakukan yang terbaik untuk membangun bahtera sesuai dengan tuntutan Tuhan. Setelah bertahan selama seratus dua puluh tahun, dia akhirnya menyelesaikan bahtera itu. Nuh menerima amanat Tuhan tanpa kompromi, dan setia serta tunduk. Kemanusiaannya sungguh luar biasa. Orang seperti inilah yang mendapat perkenan Tuhan. Dibandingkan dengan Nuh, aku benar-benar tidak manusiawi. Jika aku tidak bisa menanggung kesulitan kecil ini sekarang, dan ingin berganti ke tugas yang lebih mudah, aku benar-benar tidak pantas disebut manusia.

Kemudian, aku membaca lebih banyak firman Tuhan: "Makan dan minum firman Tuhan, menerapkan doa, menerima beban Tuhan, dan menerima apa yang Tuhan percayakan kepadamu—semua ini bertujuan agar ada jalan di hadapanmu. Makin engkau terbeban untuk melaksanakan amanat Tuhan, makin mudah bagimu untuk disempurnakan oleh-Nya. Sebagian orang tidak mau bekerja sama dengan orang lain dalam melayani Tuhan, bahkan saat mereka telah menerima panggilan; inilah para pemalas yang hanya mau menikmati kenyamanan. Semakin engkau diminta melayani Tuhan dengan bekerja sama dengan sesama, semakin banyak pengalaman yang akan engkau peroleh. Karena memiliki lebih banyak beban dan pengalaman, engkau akan mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk disempurnakan. Oleh sebab itu, jika dapat melayani Tuhan dengan tulus, engkau akan dapat memperhatikan beban Tuhan; dengan demikian, engkau akan mendapatkan kesempatan lebih besar untuk disempurnakan oleh-Nya. Sekelompok orang seperti inilah yang tengah disempurnakan saat ini" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pikirkan Maksud Tuhan Agar Dapat Mencapai Kesempurnaan"). Tuhan memberiku kasih karunia dengan kesempatan untuk berlatih melaksanakan tugasku agar aku dapat mempertimbangkan maksud-Nya, dan pada akhirnya memperoleh kebenaran dan disempurnakan. Aku harus menghargainya! Meskipun mengelola pekerjaan penyiraman itu sibuk dan melelahkan, ada banyak kesempatan untuk memperoleh kebenaran dan disempurnakan oleh Tuhan. Misalnya, dalam proses menyirami para pendatang baru, mereka memiliki beberapa kesulitan yang tidak dapat kutembus atau selesaikan. Ini memaksaku untuk mencari dan merenungkan kebenaran dalam hal itu. Dengan mencari, aku memahami beberapa kebenaran tentang visi, dan kemudian ketika aku menghadapi masalah serupa lagi, aku lebih mampu memahaminya, dan aku menyadari bagaimana menyelesaikan masalah para pendatang baru. Aku melihat bahwa melaksanakan tugas ini bermanfaat bagi pemahamanku akan kebenaran dan jalan masuk kehidupanku. Meskipun tugas-tugas yang kulakukan sebelumnya lebih santai dan nyaman, lebih sedikit masalah yang menimpaku, lebih sedikit kesempatan untuk mencari kebenaran, dan pertumbuhan hidupku lambat. Sekarang aku akhirnya mengalami mengapa Tuhan ingin orang memberontak terhadap daging mereka dan memikul lebih banyak beban; ada begitu banyak kasih Tuhan di dalamnya. Ketika aku mengubah sikap batinku, aku tidak merasa menderita meskipun tugasku sedikit lebih sibuk, dan aku bersedia untuk tunduk dan menerima tugas ini dengan segenap hatiku. Aku juga secara aktif berinisiatif untuk membiasakan diri dengan pekerjaan itu, dan bernisiatif untuk bertanya kepada Chen Lu tentang apa pun yang tidak dapat kulakukan. Aku tidak berani membuang-buang waktu lagi, takut jika Chen Lu pergi untuk melaksanakan tugas lain sebelum aku menguasai situasi gereja-gereja, itu akan menunda pekerjaan. Kemudian, aku dan Li Yang bekerja sama untuk menindaklanjuti pekerjaan itu secara tepat waktu, dan hasil pekerjaan penyiraman lebih baik dari sebelumnya. Para pendatang baru dapat secara aktif menghadiri pertemuan, dan bersedia melaksanakan tugas dan memberitakan Injil; hatiku terasa jauh lebih tenang.

Setelah beberapa waktu, kami telah membiasakan diri dengan pekerjaan itu, dan para pemimpin meminta aku dan Li Yang untuk membagi pekerjaan kami, kami masing-masing bertanggung jawab atas beberapa gereja. Dengan melakukan ini, kami akan dapat menindaklanjuti pekerjaan itu dengan lebih terperinci. Setelah kami membagi pekerjaan, aku memperhatikan bahwa hasil pekerjaan penyiraman di gereja-gereja yang menjadi tanggung jawabku tidak bagus. Ada banyak pendatang baru yang tidak rutin berkumpul dan ada kekurangan penyiram. Gereja-gereja yang menjadi tanggung jawab Li Yang lebih baik, dan memiliki banyak penyiram, sehingga tugasnya sedikit lebih mudah. Ketika aku melihat keadaan gereja-gereja setelah kami membagi pekerjaan, aku tidak ingin mengambil alih gereja-gereja ini karena begitu aku melakukannya, aku akan menjadi lebih sibuk dan lelah dari sebelumnya. Namun, ketika aku berpikir tentang bagaimana Li Yang lebih akrab dengan gereja-gerejanya, dan bagaimana pembagian tugas dengan cara ini akan memudahkan tindak lanjut pekerjaan, aku pun tunduk. Kemudian, makin banyak pendatang baru berdatangan setelah mendengar Injil dan mereka perlu segera disiram, tetapi gereja-gereja yang menjadi tanggung jawabku kekurangan penyiram. Aku harus menghabiskan lebih banyak waktu dan tenaga untuk pekerjaanku dari biasanya, dan ketika aku melihat bahwa Li Yang tidak begitu sibuk, aku menyesal telah membagi pekerjaan dengannya. Saat ini aku menyadari bahwa keadaanku salah, dan aku memikirkan dagingku lagi. Aku berpikir bahwa aku telah melakukan pelanggaran karena menuruti dagingku dan menghambat pekerjaan gereja. Aku tidak bisa mengkhianati Tuhan dan menyakiti hati-Nya lagi seperti yang telah kulakukan di masa lalu. Tidak peduli seberapa sulit atau melelahkannya, aku harus bertahan. Begitu niatku benar, aku memiliki iman untuk mulai bekerja. Setelah itu, hasil pekerjaan penyiraman sedikit lebih baik dari biasanya, dan pekerjaan itu tidak tertunda. Aku benar-benar mengalami bahwa jika aku memiliki niat yang benar dalam melaksanakan tugas dan bekerja sekuat tenaga, tidak memikirkan daging, aku akan dibimbing dan diberkati Tuhan, dan hatiku akan merasa tenang dan damai. Syukur kepada Tuhan!

Sebelumnya:  61. Aku Menemukan Masa Depanku yang Sejati

Selanjutnya:  63. Bagaimana Aku Mengatasi Kebohonganku

Konten Terkait

32. Rohku Dibebaskan

Oleh Saudari Mi Bu, Spanyol"Dalam hidupnya, jika manusia ingin ditahirkan dan mencapai perubahan dalam wataknya, jika ia ingin hidup dalam...

31. Tetap Melakukan Tugasku

Oleh Saudari Yang Mu, KoreaDahulu aku merasa sangat iri ketika melihat saudara-saudari tampil, bernyanyi dan menari memuji Tuhan. Aku...

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini

Connect with us on Messenger