Cara Mengejar Kebenaran (14)
Baru-baru ini, kita telah mempersekutukan sebuah topik, yakni membedakan berbagai golongan orang berdasarkan asal-usul mereka. Ini adalah sebuah topik khusus yang muncul di bawah topik yang lebih luas tentang kondisi bawaan, kemanusiaan, dan watak rusak yang orang miliki. Kita telah mempersekutukan beberapa pembahasan yang berkaitan dengan topik khusus ini—apa sajakah yang termasuk di dalamnya? (Tuhan menggolongkan orang menjadi tiga jenis berdasarkan asal-usul mereka: Orang yang bereinkarnasi dari binatang, orang yang bereinkarnasi dari setan, dan orang yang bereinkarnasi dari manusia. Pada kali pertama, Tuhan mempersekutukan empat ciri orang yang bereinkarnasi dari binatang: Ciri pertama, mereka memiliki pemahaman yang menyimpang; ciri kedua, mereka sangat mati rasa; ciri ketiga, mereka sangat bingung; dan ciri keempat, mereka bodoh. Pada kali kedua, Tuhan mempersekutukan ciri orang yang bereinkarnasi dari setan: Ciri pertama, mereka memiliki kebiasaan berbohong; ciri kedua, mereka menyimpang; dan ciri ketiga, mereka jahat. Fokus utama dari persekutuan tersebut adalah pada dua perwujudan yaitu mereka memiliki kebiasaan berbohong dan mereka menyimpang.) Perwujudan utama dari memiliki kebiasaan berbohong adalah menipu. Adapun mengenai perwujudan menyimpang, kita juga telah menggolongkannya—ada berapa perwujudan? (Ada tiga. Perwujudan pertama berkaitan dengan watak, yaitu mereka jahat dan tidak normal. Perwujudan kedua berkaitan dengan hawa nafsu daging yang jahat. Lalu perwujudan ketiga adalah aneh; yaitu mereka sering mengalami halusinasi pendengaran dan halusinasi sensorik lainnya, serta selalu memperlihatkan perilaku yang tidak normal.) Pada umumnya, inilah yang termasuk di dalamnya.
Terakhir kali, kita telah mempersekutukan beberapa perwujudan aspek menyimpang dari orang-orang yang bereinkarnasi dari setan. Aku membaca tentang perwujudan seseorang dalam dokumen pengusiran yang disusun oleh gereja—semua orang harap mendengarkan dan melihat apakah perwujudan orang ini ada kaitannya dengan apa yang telah kita persekutukan. Orang ini bertanggung jawab untuk menanam sayuran di sebuah tanah pertanian. Perwujudan utama orang ini digambarkan sebagai berikut: "Kemanusiaannya jahat, dan sikapnya terhadap Yang di Atas tidak hormat", dan tercantum beberapa perwujudan spesifik orang tersebut. Perwujudan pertama adalah: "Dia dengan asal-asalan memilih tempat untuk menanam sayuran bagi Yang di Atas. Beberapa waktu kemudian didapati bahwa tempat tersebut berada di dataran rendah dan cenderung digenangi air. Pupuk yang diberikan di sana hanyut oleh air, sehingga sayuran tersebut tumbuh sangat kecil. Dia tahu bahwa pupuk harus kembali diberikan tetapi dia tidak melakukannya. Dia melihat bahwa sayuran tidak tumbuh dengan baik tetapi tidak melakukan apa pun—dia dengan sengaja memberi kepada Yang di Atas sayuran yang tumbuh buruk untuk dimakan." Ini adalah perwujudan pertama. Perwujudan kedua adalah: "Biasanya, dia hanya mengurus sayuran yang ditanam untuk saudara-saudari dan kemudian pergi. Adapun mengenai sayuran yang ditanam untuk Yang di Atas, dia tidak mengurusnya atau mengelolanya—dia tidak memedulikan hal ini atau tidak melakukan apa pun terhadapnya." Perwujudan ketiga adalah: "Dia tahu bahwa banyak hama telah menyerang sayuran, menggigitnya hingga sayuran itu dipenuhi lubang yang terlihat menjijikkan dan membuatnya tidak dapat dimakan, tetapi dia hanya menyemprotkan sedikit pestisida begitu saja tanpa peduli apakah pestisida itu efektif atau tidak. Ketika orang lain mengingatkannya untuk membasmi hama dari sayuran tersebut, dia sama sekali tidak peduli, berpikir, 'Apa yang perlu diributkan? Ada begitu banyak pekerjaan yang harus kulakukan—aku tidak bisa berada di sekitar sayuran ini setiap hari!'" Engkau lihat, inilah yang dia pikirkan di dalam hatinya—bahkan ketika orang lain mengingatkannya, dia tetap tidak mau bertindak. Perwujudan keempat adalah: "Hal yang dia pikirkan di dalam hatinya tentang menanam sayuran untuk Yang di Atas adalah: 'Seperti apa pun hasil sayuran yang kutanam, hanya itulah yang akan harus kaumakan. Jika hasilnya bagus, berarti ada sayuran yang enak untuk kaumakan. Jika hasilnya tidak bagus, kau tidak usah memakannya. Pokoknya, aku telah menanamnya untukmu—kau harus berterima kasih kepadaku!'" Inilah pemikiran jahat di dalam hatinya, dan dia menceritakan pemikiran ini kepada orang-orang yang tinggal bersamanya. "Ketika orang lain mengingatkannya agar tidak menggunakan keranjang untuk daun sayuran busuk saat mengantarkan sayuran kepada Yang di Atas, dia berkata, 'Aku tidak bisa menjamin tentang hal itu.'" Engkau lihat, orang lain mengingatkannya, dan dia tetap tidak mendengarkan. Dia hanya berbuat sekehendak hatinya. Inilah perwujudan keempat. Perwujudan kelima adalah: "Dia memperlakukan sayuran yang ditanam untuk Yang di Atas dengan cara seperti ini tanpa ada kesadaran di dalam hatinya, tanpa merasa menyesal sedikit pun. Setiap kali ada yang mengingatkannya, menyuruhnya untuk lebih memperhatikan hal ini, dia bersikap menentang dan muak. Siapa pun yang memberinya saran—dia membenci orang itu." Para pemimpin dan pekerja merangkum seluruhnya lima perwujudan ini. Mereka merangkum perwujudan yang biasa diperlihatkan orang ini, serta sikapnya terhadap kebenaran dan sikapnya terhadap tugas, dan mereka juga mencantumkan contoh-contoh yang spesifik. Rangkumannya cukup bagus. Bagaimana perasaan engkau semua setelah mendengarnya? Apakah seseorang yang memiliki perwujudan ini memiliki kemanusiaan yang baik? (Tidak.) Seberapa burukkah kemanusiaannya? Apakah perwujudan orang ini sesuai dengan perwujudan orang yang bereinkarnasi dari setan yang telah kita persekutukan? (Ya.) Perwujudan mana yang sesuai dengannya? (Perwujudan orang jahat.) Selain jahat, apakah dia memperlihatkan perwujudan menyimpang yang merupakan ciri orang yang bereinkarnasi dari setan? (Ya.) Bagaimana perwujudan ini jelas terlihat? (Orang biasa, ketika menanam sayuran untuk Yang di Atas, akan memprioritaskan untuk memilih tanah yang baik, tetapi dia memilih untuk menjilat saudara-saudari—dia hanya merawat sayuran yang ditanam untuk saudara-saudari. Untuk sayuran yang ditanam bagi Yang di Atas, dia memilih tanah yang buruk, tidak merawatnya atau tidak menangani hamanya, dan selalu memberi sayuran yang tidak layak untuk dimakan kepada Yang di Atas. Sikapnya terhadap Yang di Atas, terhadap Tuhan, adalah sikap penuh permusuhan.) Mengapa sikapnya terhadap Yang di Atas adalah sikap permusuhan? Apakah Yang di Atas telah menyinggungnya? (Tidak. Sikapnya ditentukan oleh esensi natur dirinya—dia membenci Tuhan dan membenci hal-hal yang positif.) Aku benar-benar tidak pernah mengenal orang ini—Aku sama sekali tidak pernah berurusan dengannya. Lalu, mengapa dia bisa menyimpan kebencian yang begitu dalam di dalam hatinya? Ini adalah masalah dengan natur orang ini. Di satu sisi, naturnya jahat; di sisi lain, naturnya menyimpang, bukan? Bukankah natur orang ini sama dengan natur si naga merah yang sangat besar? (Ya.) Dalam caranya memperlakukan Tuhan dan hal-hal yang positif, ada semacam kebencian di dalam hatinya. Jika engkau bertanya kepadanya apa yang sedang terjadi, dia sendiri tidak akan mampu menjelaskannya dengan gamblang—dia hanya merasa benci. Dia sangat membenci Tuhan dan kebenaran, dia sangat membenci hal-hal yang positif. Bukankah ini menyimpang? (Ya.) Orang semacam ini adalah setan. Jika engkau bertanya kepadanya, "Kepada siapa kau percaya?" dia pasti akan mengatakan dia percaya kepada Tuhan. Dia percaya kepada Tuhan, tetapi dia membenci Tuhan—ini memperlihatkan pola pikir setan. Ini menyimpang. Mengapa Kukatakan demikian? Pertama, Aku sama sekali tidak mengenal orang ini, dan Aku tidak pernah memangkasnya, tetapi dia memendam kebencian yang begitu dalam terhadap-Ku—ini menyimpang. Kedua, saudara-saudarilah yang mengatur agar dia menanam sayuran ini. Jika dia tidak bersedia melakukannya, dia bisa saja mengemukakan masalah tersebut, tetapi dia malah melampiaskan kemarahannya pada ladang sayur tersebut. Setelah menanam, dia tidak merawat sayuran dengan semestinya dan memberikan sayuran yang tidak layak untuk dimakan kepada Yang di Atas. Ketiga, dia cukup bersedia menanam sayuran jika itu adalah untuk saudara-saudari dan merawatnya dengan cukup baik, tetapi jika menanam sayuran untuk Yang di Atas, di dalam hatinya, dia tidak bersedia. Dia sangat penuh kebencian, dan tidak jelas mengapa dia seperti itu—tak seorang pun pernah menyinggungnya, tetapi dia memperlakukan Yang di Atas dan memperlakukan Tuhan dengan cara seperti ini. Bukankah ini menyimpang? (Ya.) Daya pendorong untuk menyimpang ini sangat kuat! Di satu sisi, itu jahat; di sisi lain, itu menyimpang—seperti inilah natur setan itu. Betapa pun toleran dan sabarnya rumah Tuhan memperlakukan para setan dengan kasih, sekalipun rumah Tuhan telah memberi mereka kesempatan untuk memperoleh keselamatan, mereka sama sekali tidak memahami hal-hal ini. Di dalam hatinya, mereka benar-benar membenci Tuhan dan rumah Tuhan. Ini sepenuhnya karena natur setan tepatnya adalah membenci Tuhan dan membenci hal-hal yang positif. Tak seorang pun dapat dengan jelas mengatakan apa alasannya—setan benar-benar memendam kebencian yang tidak berdasar terhadap Tuhan dan hal-hal yang positif. Seperti inilah menyimpang itu. Apa yang dipikirkan orang ini setiap harinya? "Seperti apa pun hasil sayuran yang kutanam, hanya itulah yang akan harus kaumakan. Jika hasilnya bagus, berarti ada sayuran yang enak untuk kaumakan. Jika hasilnya tidak bagus, kau tidak usah memakannya. Pokoknya, aku telah menanamnya untukmu—kau harus berterima kasih kepadaku!" Bukankah hal-hal yang ada di dalam hatinya menyimpang? Hal-hal yang dipikirkannya semuanya jahat, licik, dan tidak normal. Orang-orang yang memiliki hati nurani dan nalar merasa bahwa pemikiran orang ini tidak masuk akal—mereka tidak dapat memahami mengapa dia selalu berpikir seperti ini. Seperti inilah tepatnya cara setan bertindak. Hal yang dipikirkan dan direnungkan di dalam hatinya semuanya adalah hal-hal yang gelap dan jahat. Apakah orang seperti ini—yang adalah setan—mampu menerima kebenaran? (Tidak.) Dia bahkan tidak memiliki moral dasar manusia, atau tidak memiliki hati nurani dan nalar. Ketika Tuhan disebutkan, dia menjadi marah dan merasakan kebencian. Ketika orang lain memintanya untuk melaksanakan tugas lain, dia tidak menentang; hanya ketika diminta menanam sayuran untuk Yang di Atas, dia sangat menentang. Ini adalah jahat, ini adalah menyimpang. Engkau mungkin bertanya kepadanya mengapa dia begitu menentang—ini adalah masalah hati, dan dia mungkin tidak dapat mengatakan dengan jelas di mana akar penyebabnya. Apakah engkau semua dapat melihat dengan jelas di mana akar masalahnya? Mengapa dia memperlakukan Tuhan dengan cara seperti ini? Kebanyakan orang akan menganggap hal ini sangat membingungkan: "Bagaimana mungkin orang yang percaya kepada Tuhan memperlakukan Tuhan dengan cara seperti ini? Bukankah itu berarti dia adalah orang tidak percaya?" Sekarang, melalui mempersekutukan kebenaran, apakah engkau semua mampu memahami dengan sedikit lebih jelas esensi dan asal-usul berbagai jenis orang? (Ya.) Engkau seharusnya bisa memahaminya dengan sedikit lebih jelas sekarang—inilah tepatnya jenis orang yang bereinkarnasi dari setan, dan natur mereka adalah membenci Tuhan.
Katakan kepada-Ku, apakah orang yang bereinkarnasi dari setan bisa berubah? (Tidak bisa.) Mereka sama seperti si naga merah yang sangat besar. Mereka juga dapat mengucapkan kata-kata yang tepat, mengucapkan perkataan yang sesuai dengan hati nurani dan moralitas—tetapi mereka sama sekali tidak dapat melaksanakan apa yang mereka katakan. Mereka dapat mengucapkan banyak perkataan yang terdengar menyenangkan, tetapi ketika tiba saatnya bagi mereka untuk melakukan hal-hal yang nyata, mereka tidak dapat melakukan satu pun. Mengapa mereka tidak dapat melakukannya? Karena di dalam hatinya, mereka adalah setan. Mereka akan merasa tidak nyaman dan sedih di dalam hatinya jika melakukan hal-hal yang positif, dan hal-hal yang sesuai dengan standar hati nurani manusia. Hanya ketika melakukan kejahatan, melakukan apa yang setan lakukan, memikirkan apa yang setan pikirkan, barulah di dalam hatinya, mereka merasa nyaman dan gembira. Inilah sifat asli dari jenis orang ini. Jika engkau mengobrol santai dengan mereka, membicarakan hal-hal tentang kehidupan daging, atau bahkan membahas peristiwa terkini dan politik, mereka bisa duduk dengan tenang. Namun, begitu isi persekutuan menyentuh hal-hal yang positif, kebenaran, Tuhan, identitas Tuhan, esensi Tuhan, pekerjaan Tuhan, maksud-maksud Tuhan bagi manusia, atau tuntutan Tuhan terhadap manusia, di dalam hatinya, mereka menjadi muak dan menentang—mereka tidak mau mendengarkannya. Mereka mulai menggaruk-garuk telinga dan pipi mereka, seolah-olah sedang duduk di atas peniti dan jarum. Hati mereka mulai dirayapi perasaan jengkel dan gelisah bagaikan ada rumput liar yang tumbuh liar di dalam diri mereka. Mereka merasa bahwa tinggal sedetik lebih lama terasa seperti disiksa, dan beberapa dari mereka bahkan akan berdiri dan berjalan keluar saat itu juga. Sekalipun ada orang-orang yang, demi penampilan, duduk di sana dengan sangat sopan dan tidak pergi, pikiran mereka sudah mengembara jauh—pemikiran mereka telah lama melayang melampaui awan, dan mereka sama sekali tidak mendengar apa pun yang kaukatakan. Mengapa mereka memiliki perwujudan ini? Karena di dalam hatinya, mereka merasa jijik akan Tuhan dan hal-hal yang positif. Mereka tidak tertarik pada kebenaran; mereka tidak mampu memahaminya dan tidak mau menerimanya. Begitu ada persekutuan tentang kebenaran dalam sebuah pertemuan, mereka memikirkan segala macam alasan untuk pergi, dengan berkata, "Aku harus pergi mengurus sesuatu," atau, "Aku harus menelepon balik." Mereka hanya ingin memanfaatkan alasan apa pun untuk melarikan diri. Orang-orang semacam ini benar-benar menyimpang. Jika orang mengaku bahwa diri mereka adalah orang yang percaya dan mengikuti Tuhan, mereka seharusnya tidak memperlihatkan perwujudan seperti ini. Namun, ketika menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan hal-hal yang positif atau berkaitan dengan Tuhan, orang-orang yang bereinkarnasi dari setan memperlihatkan perwujudan ini—ini berada di luar kendali mereka sendiri dan merupakan masalah dengan esensi natur mereka. Hal ini ditentukan oleh asal-usul mereka, dan tak seorang pun dapat mengubah fakta ini. Bagi mereka, ketika engkau mempersekutukan kebenaran, hal-hal yang positif, maksud-maksud Tuhan, dan firman Tuhan, itu terasa seperti engkau sedang menghakimi mereka, seperti itu akan mengakhiri hidup mereka. Inilah keadaan batin mereka yang sebenarnya dalam cara mereka memperlakukan Tuhan, kebenaran, dan hal-hal yang positif. Tentu saja, ini juga merupakan salah satu bentuk perwujudan esensi jahat orang-orang tersebut. Karena mereka merasa jijik dan membenci hal-hal yang positif, kebenaran, dan Tuhan, maka hal yang mereka pikirkan dan renungkan di benak mereka setiap hari sama sekali tidak ada hubungannya dengan hal-hal yang positif, kebenaran, ataupun pekerjaan Tuhan. Segala sesuatu yang mereka pikirkan dalam hati mereka berkaitan dengan hal yang menyimpang. Yang mereka pikirkan adalah bagaimana memamerkan diri mereka sehingga mereka dapat memiliki status dan prestise di antara orang-orang, bagaimana bertindak agar dapat menyesatkan orang, memperoleh status, dan membuat lebih banyak orang menyetujui dan menghormati mereka, bagaimana bertindak agar dapat memenangkan hati orang dan memperoleh persetujuan mereka, serta bagaimana memperoleh pengakuan dan promosi dari rumah Tuhan atau dari para pemimpin di setiap tingkatan. Segala sesuatu yang mereka pikirkan dan segala sesuatu yang mereka lakukan mengandung natur bersaing, bertengkar, merampas, menipu, bersiasat, berkomplot, menghasut, mengelabui, mengendalikan, dan menyesatkan, bukan? (Ya.) Mereka tidak segan-segan melakukan hal-hal ini—mereka bersedia menderita kesukaran apa pun. Selama seluruh proses penderitaan tersebut, mereka merancang rencana dan bersiasat tentang kejahatan apa yang harus dilakukan, terhadap siapa mereka akan penuh perhitungan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Dalam segala sesuatu yang mereka lakukan, ada strategi, ada dalih. Di luarnya, mereka tidak secara terbuka mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan kebenaran, juga tidak secara terbuka melakukan hal-hal yang mengacaukan atau mengganggu pekerjaan gereja, dan mereka terlebih lagi tidak secara terbuka menghakimi, menyerang, atau menghujat Tuhan. Mereka tidak melakukan perbuatan-perbuatan jahat yang jelas terlihat seperti ini. Namun di dalam hatinya, mereka tidak pernah memikirkan apa pun yang berkaitan dengan kebenaran atau hal-hal yang positif, dan bahkan tidak pernah mempertimbangkan apa pun yang berkaitan dengan hati nurani dan nalar manusia, atau dengan moralitas. Jadi, apa yang mereka pikirkan? Pikiran mereka sepenuhnya terperangkap dalam rancangan, tipu daya, perhitungan, konspirasi, dan rencana licik. Jadi, sekalipun di luarnya, engkau tidak melihat mereka secara terang-terangan menentang Tuhan, atau tidak mendengar mereka mengucapkan perkataan yang mengeluhkan Tuhan, yang curiga terhadap Tuhan, yang menghakimi Tuhan, atau bahkan yang menghujat Tuhan, di dalam hatinya, mereka justru dipenuhi dengan sikap yang menghina, mencemooh, dan tidak hormat terhadap firman Tuhan, pekerjaan Tuhan, dan apa pun yang berkaitan dengan pekerjaan Tuhan. Apa pun yang Tuhan firmankan, apa pun tuntutan Tuhan terhadap manusia, apa pun maksud-maksud Tuhan, atau apa pun prinsip-prinsip di balik berbagai jenis pekerjaan yang Tuhan lakukan, mereka tidak pernah memperhatikan ataupun menerimanya—di dalam diri orang-orang ini, sama sekali tidak ada wadah untuk menerima hal-hal yang positif ini. Meskipun engkau tidak melihat mereka secara terang-terangan menentang atau mengutuk hal-hal yang positif ini, dari perspektif kedalaman hatinya, mereka merasa jijik dan muak dengan hal-hal tersebut. Ketika mendengarkan khotbah, mereka tidak merenungkan bagaimana cara menerima kebenaran dan menerapkan kebenaran, tetapi malah memikirkan bagaimana merangkum terang dan ungkapan-ungkapan segar yang mereka dengar dan mengubahnya menjadi kata-kata mereka sendiri untuk dipersekutukan dan disampaikan kepada orang lain, dengan tujuan membuat orang-orang mengagumi dan memuja mereka. Mereka berpikir, "Jika aku kemudian mengkhotbahkan perkataan ini kepada mereka yang baru saja bergabung dengan gereja, akan ada lebih banyak orang yang mengagumi dan memujaku, dan aku bahkan akan memiliki status yang lebih tinggi di antara orang-orang. Status ini akan didasarkan pada seberapa banyak doktrin yang kumengerti dan pahami, dan seberapa menyeluruh aku memahaminya." Sekalipun mereka duduk di sana mendengarkan khotbah—bahkan mendengarkan dengan penuh perhatian dan tekun, serta mengerahkan banyak upaya—sikap mereka tidak positif dan motif mereka tidak murni. Mereka tidak mendengarkan dengan sikap yang menerima kebenaran, tetapi merenungkannya seperti sedang mempelajari teologi, membandingkan apa yang dikatakan dalam khotbah dengan Alkitab. Mereka tidak menerima firman Tuhan dan tidak membandingkan diri mereka terhadap firman itu, tidak berusaha memahami berbagai masalah mereka sendiri, dan tidak mencari jalan penyelesaian dan prinsip untuk diterapkan dari firman itu agar mereka dapat mengenal diri mereka sendiri, mengembangkan penyesalan yang tulus, membuang watak rusak mereka, bertindak dan berperilaku dengan cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran, serta memuaskan maksud-maksud Tuhan—itu sama sekali bukan tujuan mereka. Apa tujuan mereka? Tujuan mereka adalah memperlengkapi diri mereka dengan lebih banyak doktrin sehingga mereka dapat mempertunjukkan dan memamerkan diri mereka serta membuat orang-orang menghormati dan memuja mereka. Itulah tujuan pertama mereka. Tujuan kedua mereka adalah menemukan jalan termudah untuk memperoleh berkat. Setelah mendengarkan khotbah dan menegaskan bahwa ini adalah jalan yang benar, mereka mulai merenungkan seberapa besar harapan mereka untuk memperoleh berkat, seberapa besar harapan mereka untuk memperoleh keselamatan. Kemudian mereka memutuskan untuk menggunakan metode menanggung kesukaran dan membayar harga untuk secara curang memperoleh kepercayaan dari umat pilihan Tuhan dan rumah Tuhan, serta untuk membuat Tuhan melihat kesukaran yang mereka tanggung dan harga yang mereka bayar. Mereka mengira bahwa mereka dapat memperoleh berkat yang besar dan tempat tujuan yang indah dengan percaya kepada Tuhan dengan cara seperti ini. Engkau lihat, sikap mereka terhadap khotbah dan terhadap setiap aspek kebenaran bukanlah sekadar menerimanya dan kemudian menerapkan dan mengalaminya—sebaliknya, mereka memiliki rencana dan siasat tersembunyi. Mereka selalu berharap untuk menggunakan ungkapan-ungkapan tertentu atau kutipan klasik dari khotbah dan persekutuan untuk memperlengkapi pikiran dan persenjataan retorika mereka sendiri, agar dapat menyesatkan saudara-saudari, membuat semua orang memuja mereka, memungkinkan diri mereka sendiri untuk memperoleh kedudukan di antara orang-orang dan dapat menikmati penghormatan dari orang lain. Bukankah pemikiran, niat, dan sikap yang mereka miliki saat mendengarkan khotbah sudah cukup memperlihatkan bahwa orang-orang semacam itu sangat menyimpang? (Ya.) Adakah orang yang dapat memperbaiki daya pendorong untuk menyimpang ini dalam diri mereka? Jika engkau berkata kepada mereka, "Berpikir seperti ini bukanlah menerima kebenaran—itu bukanlah sikap yang seharusnya dimiliki oleh orang yang mengejar kebenaran. Jika engkau berpikir seperti ini, kebenaran tidak akan berdampak dalam dirimu; itu tidak akan memungkinkanmu untuk memperoleh keselamatan. Engkau harus menerima kebenaran, menemukan prinsip-prinsip untuk penerapan di dalamnya, serta menerapkan dan mengalami firman Tuhan dalam kehidupan nyata, sehingga firman Tuhan akan menjadi kenyataan kebenaran yang kaumiliki dan akhirnya menjadi hidupmu"—apakah mereka akan mampu mencapainya? (Mereka tidak akan mampu.) Mengapa tidak mampu? Apakah karena mereka belum cukup berusaha, atau karena persekutuan kita tentang kebenaran belum memperhitungkan perasaan mereka atau belum memasukkan perbekalan kebenaran yang sesuai yang ditujukan pada keadaan mereka? (Bukan keduanya.) Lalu apa alasannya? (Itu ditentukan oleh esensi mereka yang membenci kebenaran.) Oleh karena itu, harus dikatakan bahwa perwujudan orang-orang ini tidak dapat dipisahkan dari esensi mereka—keduanya saling terkait erat. Tak seorang pun dapat memperbaiki pemikiran dalam hati mereka, dan tak seorang pun dapat mengubah esensi natur orang-orang yang adalah para setan tersebut. Mereka membenci kebenaran dan menolak kebenaran sehingga kebenaran tidak dapat mengubah mereka. Lalu dapatkah dikatakan bahwa jenis orang ini tidak dapat ditolong? (Ya.) Jawabannya pasti ya. Mengapa? Karena esensi natur mereka adalah esensi natur setan. Segala sesuatu yang mereka perlihatkan sepenuhnya dikendalikan oleh natur setan—itu sama sekali bukan perwujudan kerusakan yang bersifat sementara, juga bukan perwujudan watak rusak yang jahat dari umat manusia yang rusak. Itu karena mereka adalah para setan, bukan manusia ciptaan—inilah akar masalahnya.
Jenis orang ini memiliki beberapa perwujudan tambahan saat mendengarkan khotbah—setiap kali rumah Tuhan mempersekutukan kebenaran dan itu berkaitan dengan menyingkapkan dan menelaah perbuatan jahat dan perwujudan orang-orang tertentu, mereka mengatakan hal-hal seperti: "Bukankah kau sedang membicarakan kejadian yang pernah terjadi sebelumnya itu? Aku tahu keseluruhan kisahnya. Aku tahu persis apa tujuanmu mengemukakan hal ini. Bukankah kau hanya mencoba menggunakan persekutuan dan penelaahan masalah ini untuk membangun otoritasmu sendiri dan membuat orang mendengarkanmu? Bukankah kau hanya ingin memberi pelajaran dan menekan beberapa orang? Bukankah ini hanya semacam berkampanye? Hanya orang bodoh yang akan memercayai apa yang kaukatakan! Hanya orang bodoh yang akan mendengarkanmu dan menerapkan berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran!" Engkau lihat, bahkan saat mereka mendengar beberapa contoh, pernyataan, atau perwujudan spesifik dari orang-orang, yang berkaitan dengan beberapa aspek kebenaran, apa yang mereka pahami sama sekali berbeda dari apa yang orang lain pahami. Mereka tidak dapat memahami hal-hal ini dengan benar atau memperlakukannya dengan benar, dan mereka bahkan bisa saja memutarbalikkan fakta, menghakimi, dan mengutuk hal-hal yang positif. Yang mereka pikirkan dalam hati mereka selalu sangat gelap, tetapi mereka merasa bahwa mereka sangat pintar dan mengetahui kisah yang sebenarnya. Bukankah ini menyimpang? Sama seperti si naga merah yang sangat besar—si naga merah yang sangat besar mengatakan bahwa ketika Gereja Tuhan Yang Mahakuasa mengeluarkan atau mengusir orang-orang, itu dilakukan sebagai pertunjukan kekuasaan agar orang lain melihatnya, tetapi tidak pernah mengatakan bahwa ketika rumah Tuhan, ketika gereja, mengeluarkan orang-orang, itu adalah untuk memurnikan gereja. Ini karena mereka adalah para setan yang tidak percaya, yang tidak mampu memahami kebenaran; mereka selalu memutarbalikkan, menghakimi, dan mengutuk hal-hal yang positif, dan mereka sama sekali tidak akan memperlakukan hal-hal yang positif dengan pola pikir yang benar. Mereka lebih memilih untuk percaya bahwa mereka berevolusi dari kera, bahwa mereka adalah keturunan naga, daripada mengakui bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan. Baru-baru ini, Aku bahkan mendengar ada beberapa peneliti ilmiah yang mengatakan bahwa spesies tikus raksasa dari ratusan juta tahun yang lalu adalah nenek moyang umat manusia—sungguh teori yang konyol dan aneh! Jika engkau mencoba membuat mereka mengakui bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan, membuat mereka percaya bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan, dengan cara apa pun engkau mengatakannya, mereka menolak untuk mengakuinya. Bahkan sekalipun fakta ini terbentang tepat di depan matanya, mereka tetap tidak percaya. Mereka hanya percaya bahwa manusia berevolusi dari kera, atau bahwa mereka adalah keturunan tikus, atau bahwa mereka adalah keturunan naga. Mereka lebih memilih untuk memercayai perkataan setan semacam ini daripada memercayai bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan—bahwa kehidupan dan napas manusia diberikan oleh Tuhan. Mereka tidak memercayainya, tidak mengakuinya, dan tidak mau menerima fakta ini. Bukankah ini menyimpang? (Ya.) Jika kaukatakan bahwa mereka adalah keturunan naga, mereka senang. Jika kaukatakan bahwa mereka berevolusi dari kera dan merupakan keturunan kera, atau bahwa tikus raksasa adalah nenek moyangnya, mereka berkata, "Ya, sungguh suatu kehormatan!" Namun, jika kaukatakan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan, mereka bersikap penuh permusuhan—mata mereka menyala-nyala dengan amarah, dan mereka menjadi penuh kebencian terhadapmu. Ini sangat menyimpang!
Orang-orang yang bereinkarnasi dari setan paling enggan mendengarkan firman persekutuan tentang kebenaran. Terutama ketika firman tersebut adalah tentang mengenal diri sendiri, menelaah keadaan berbagai jenis orang, cara masuk ke dalam kenyataan kebenaran, atau prinsip-prinsip untuk menerapkan kebenaran, di dalam hatinya, mereka merasakan perasaan jijik yang sangat ekstrem, dan pada saat yang sama, mereka menyebarkan pemahaman dan pendapat yang menyimpang. Sebagai contoh, ketika gereja mengeluarkan beberapa pelaku kejahatan, orang semacam ini menghasut orang lain, dengan mengatakan hal-hal seperti, "Rumah tuhan tidak memiliki kasih terhadap orang-orang. Seolah-olah mereka menyembelih lembu setelah sawah dibajak olehnya," atau, "Orang-orang ini dikeluarkan karena mereka menyinggung para pemimpin tingkat atas." Orang ini tidak mampu memperlakukan pekerjaan pembersihan gereja di dalam rumah Tuhan dengan benar, dan dia juga tidak memiliki pemahaman yang murni—dia berpikir dan membicarakan hal ini secara menyimpang. Engkau tidak akan mendengar perkataan yang memiliki hati nurani atau nalar dari mulutnya ataupun perkataan yang positif, apalagi perkataan yang sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran. Hatinya dipenuhi dengan keluhan, penentangan, dan gerutu. Ketika dia mengungkapkan sudut pandangnya tanpa dapat mengendalikannya, hal-hal yang dia katakan serta pemikiran dan sudut pandang yang dia ungkapkan semuanya menyimpang dan bengkok. Engkau merasa perkataannya tidak masuk akal—engkau berpikir bagaimana dia telah percaya kepada Tuhan dan mendengarkan khotbah selama bertahun-tahun, serta bagaimana di luarnya, dia terlihat berperilaku cukup baik dan tidak buruk, dan engkau bertanya-tanya bagaimana dia bisa mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti ini pada saat-saat kritis. Dia akhirnya telah mengungkapkan pemikirannya yang sebenarnya, hal-hal yang telah sejak lama disembunyikan di dalam hatinya—bukankah ini benar-benar menyingkapkan masalah dirinya? (Ya.) Pemikiran sebenarnya yang telah dia ungkapkan merupakan argumen yang sama sekali bengkok dan sesat. Jadi, apakah dia menyuarakan argumen yang bengkok dan sesat ini karena suasana hatinya sedang buruk untuk sementara waktu? (Tidak.) Sama sekali tidak. Sekalipun dia telah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan dan mendengarkan khotbah, pemikiran ini telah selalu tersembunyi di dalam hatinya, tidak pernah tersingkap sepenuhnya. Namun, ketika momen krusial tiba dan dia tidak dapat lagi menahan apa yang ingin dia katakan, itu meletus bagaikan gunung berapi—itu telah terlalu lama bergejolak dahsyat di dalam dirinya, dan suatu hari dia tidak mampu lagi menahannya, dan kemarahan yang menyimpang ini pun meledak. Ketika natur setan dalam dirinya meledak, segala macam argumen yang bengkok, sesat, dan keliru pun muncul—dia mengucapkan perkataan yang mengeluh tentang Tuhan, perkataan yang menghujat Tuhan, perkataan yang menghina Tuhan, perkataan dengan perasaan cemburu dan kebencian terhadap orang, perkataan yang menghasut—dia melontarkan segala macam perkataan setan, dan baru pada saat itulah engkau menyadari bahwa orang ini adalah setan dan dia telah sepenuhnya tersingkap. Sebelumnya, engkau memperhatikan bahwa khotbah-khotbah selalu tidak dapat dia pahami dan bahwa dia tidak pernah memahami kebenaran selama bertahun-tahun dia telah percaya kepada Tuhan. Engkau berasumsi bahwa itu karena dia berkualitas buruk dan kebenaran berada di luar jangkauannya, jadi engkau menganggapnya saudara atau saudari dan berusaha untuk membantunya. Engkau membuka isi hatimu kepadanya dan berbicara tentang bagaimana watak rusakmu sendiri telah ditahirkan. Namun, dengan cara apa pun engkau menyampaikan persekutuan kepadanya, dia tidak pernah membuka hatinya untuk berbicara tentang bagaimana dirinya yang sebenarnya. Engkau tidak pernah dapat memahami: Mengapa dia tidak dapat membuka hatinya? Mengapa dia tidak menyingkapkan keadaannya yang sebenarnya? Mungkinkah karena dia tidak pernah memperlihatkan watak yang rusak? Engkau tidak pernah dapat mengetahui dirinya yang sebenarnya, dan bahkan mengira bahwa dia adalah orang yang berperilaku baik, sederhana, dan polos. Hanya sekaranglah, setelah natur setan dalam dirinya meledak dan setelah dia mengatakan begitu banyak hal yang mengeluh tentang Tuhan dan menghujat-Nya, barulah engkau melihat bahwa dia sebenarnya tidak memiliki kemanusiaan dan naturnya adalah sepenuhnya natur setan. Engkau merasa, "Orang ini menakutkan! Dia telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tetapi ternyata di dalam hatinya, dia selalu membenci dan menentang kebenaran! Pantas saja dia tidak pernah terbuka kepada siapa pun—dia takut orang lain akan mengetahui yang sebenarnya tentang natur setan dalam dirinya! Dia adalah setan tulen!" Begitu engkau mengetahui esensi orang ini yang sebenarnya, engkau merasa telah benar-benar buta selama bertahun-tahun ini—melaksanakan tugasmu setiap hari dan menjalani kehidupan bergereja bersamanya, sembari menganggapnya orang yang baik, anggota rumah Tuhan, salah seorang umat pilihan Tuhan, dan sama sekali tidak mengenali dirinya. Itu adalah situasi yang sangat menakutkan! Jika engkau hidup dan berinteraksi dengan saudara-saudari, dan engkau mendapati ada seseorang yang memiliki watak yang rusak atau melanggar prinsip dalam tugasnya, dan engkau mempersekutukan kebenaran kepadanya serta menolongnya, dan orang itu mampu menerimanya dan mengungkapkan rasa terima kasihnya, engkau akan merasa cukup puas—engkau akan merasa bahwa orang ini sangat baik, bahwa dia mencintai kebenaran; engkau sama sekali tidak akan merasa jijik terhadapnya. Namun, jika engkau bergaul dengan seorang setan selama beberapa tahun, dan selalu memperlakukannya sebagai saudara atau saudari, dan sering menolongnya, menyokongnya, dan memperlihatkan kasih, kesabaran, dan toleransimu kepadanya, tetapi dia memandangmu dengan penuh permusuhan, selalu bersikap waspada terhadapmu seolah-olah engkau adalah musuhnya, dan engkau makin menyadari bahwa di dalam hatinya, dia sama sekali tidak menerima kebenaran, dan bahwa dia tak lain adalah seorang setan—bagaimana perasaanmu? Mengenai orang yang baru saja kita sebutkan yang telah diusir—jika engkau semua bergaul dengan orang-orang semacam ini, dan suatu hari mendapati bahwa kemanusiaan mereka sangat jahat, sehingga di dalam hatinya, mereka tidak hanya membenci Tuhan dan sama sekali tidak menerima kebenaran, tetapi juga membenci orang-orang yang membantu mereka karena kasih, membuatmu yakin bahwa orang semacam ini adalah setan tulen, bagaimana perasaanmu? (Aku akan merasa betapa benar-benar bodohnya aku selama ini.) Pertama, engkau akan merasa betapa bodohnya engkau selama ini, dan engkau akan heran mengapa engkau sampai menghabiskan begitu banyak upaya yang sia-sia untuk orang semacam itu. Apa lagi? (Aku akan merasa agak jijik.) Jijik pada siapa? Jijik pada mereka atau pada dirimu sendiri? (Jijik pada mereka, tetapi juga pada diriku sendiri karena tidak mampu mengenali mereka.) Jadi, apakah engkau masih ingin bertemu dengan mereka atau bergaul dengan mereka di kemudian hari? (Tidak.) Lalu hubungan seperti apa yang kauinginkan dengan mereka? Pendekatan seperti apa yang ingin kaugunakan dalam bergaul dengan mereka? (Aku tidak pernah mau bertemu lagi dengan mereka—makin jauh aku bisa menjauh dari mereka, makin baik.) Lalu bagaimana jika, selama pelaksanaan tugasmu, engkau terkadang masih harus bertemu dengan mereka atau mendiskusikan pekerjaan dengan mereka, dan engkau tidak dapat menghindari mereka—apa yang akan kaulakukan? Sudahkah engkau semua merangkum prinsip dan cara penerapan apa pun untuk hal seperti ini? Engkau semua merasa jijik dengan mereka sehingga engkau ingin menghindari mereka dan tidak bertemu dengan mereka, tetapi jika engkau menghindari bertemu dengan mereka dalam tugasmu, itu akan menunda dan memengaruhi pekerjaan—jadi apa yang harus kaulakukan? Apakah engkau semua memiliki solusi yang bagus? (Tidak.) Kalau begitu, Aku akan memberitahu engkau semua dua solusi. Yang pertama, jika orang semacam ini boleh tetap berada di gereja untuk melakukan pelayanan, maka jika engkau tidak perlu berhubungan dengan mereka dalam tugasmu, engkau tidak perlu melakukannya. Ini karena engkau merasa jijik dengan mereka, berhubungan dengan mereka terasa canggung dan menyakitkan, dan karena mereka juga bisa mengetahui bahwa engkau merasa jijik dengan mereka, dan ini membuat mereka merasa kesal. Jadi, engkau tidak perlu lagi mengungkapkan isi hatimu dan memberitahukan pikiran terdalammu kepada mereka seperti sebelumnya. Sebaliknya, bersikap toleran dan sabar serta berinteraksi sajalah dengan mereka dengan menggunakan cara-cara yang bijak—itu sudah cukup. Ini adalah salah satu prinsipnya. Prinsip lainnya adalah, ketika engkau harus berhubungan dengan mereka dalam pekerjaanmu, engkau harus menjelaskan kepada mereka dengan gamblang tentang pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka dan prinsip-prinsip kebenaran yang terkait. Ada satu hal di sini yang harus kauperhatikan—engkau harus melihat apakah mereka mampu menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka dengan berhasil. Jika mereka biasanya mampu melakukan sebagian dari pekerjaan ini, maka sampaikan persekutuan kepada mereka dan tangani hal tersebut dengan cara yang tidak memihak dan dengan objektif. Namun, jika mereka selalu bersikap asal-asalan dan tidak bertanggung jawab dalam pekerjaan ini, engkau tidak boleh merasa tenang menyerahkan pekerjaan itu kepada mereka, dan harus memilih orang lain sebagai gantinya. Jika pada saat ini, tidak ada calon yang cocok dan engkau tidak punya pilihan selain menggunakan mereka, apa yang harus kaulakukan? Engkau harus mengatur seseorang untuk mengawasi mereka. Begitu mereka didapati tidak melakukan pekerjaan nyata atau berperilaku dengan cara yang menimbulkan gangguan atau kekacauan, masalah ini harus segera dilaporkan. Jika orang yang mengawasi mereka gagal melakukannya secara efektif, maka ada satu solusi lagi: Para pemimpin dan pekerja harus mengawasi mereka secara pribadi dan menindaklanjuti pekerjaan mereka, dan frekuensi tindak lanjut ini harus agak lebih tinggi. Ini karena orang-orang semacam ini sangat tidak dapat diandalkan; begitu mereka tidak diawasi dengan ketat, mereka akan cenderung melakukan kejahatan serta mengacaukan dan mengganggu pekerjaan gereja, dan kemudian kerugian yang muncul karena menggunakan mereka akan lebih besar daripada keuntungannya. Jadi, jika engkau harus berinteraksi dengan mereka untuk urusan pekerjaan, engkau tidak boleh menghindari mereka. Engkau tidak boleh menjauhkan diri atau mengabaikan mereka hanya karena engkau mampu mengenali mereka dan melihat sifat asli mereka—itu akan menjadi perwujudan sikap yang tidak bertanggung jawab. Karena engkau mampu mengenali mereka, dan karena engkau tahu esensi natur mereka adalah esensi natur setan, dan tahu bahwa mereka bisa melakukan kejahatan dan menyebabkan gangguan, engkau terlebih lagi bertanggung jawab untuk mengawasi dan menindaklanjuti mereka, bukannya mengabaikan mereka karena takut atau jijik. Sebagai seorang pemimpin atau pekerja, tanggung jawab terbesarmu adalah menjaga pintu gerbang rumah Tuhan, melindungi pekerjaan rumah Tuhan, dan menjaga saudara-saudari. Sekarang setelah seorang setan memperlihatkan wujud aslinya dan engkau telah tahu yang sebenarnya tentang orang itu dan tahu orang celaka seperti apa dirinya, engkau terlebih lagi harus mengawasinya dengan baik, sehingga dia secara efektif melakukan pelayanannya semaksimal mungkin—itulah yang harus kaulakukan. Engkau tidak boleh, karena telah tahu yang sebenarnya tentang orang ini, menolak untuk memberinya perhatian atau gagal menjelaskan dengan gamblang pekerjaan yang seharusnya dijelaskan kepadanya, atau menolak untuk menyampaikan persekutuanmu kepadanya sekalipun dia bertanya kepadamu tentang masalah yang terkait dengan pekerjaan itu. Bukankah itu berarti engkau sedang melampiaskan kemarahanmu pada pekerjaan rumah Tuhan? Bukankah itu berarti mengabaikan pekerjaan rumah Tuhan dan jalan masuk kehidupan saudara-saudari? Jika engkau melakukan hal ini, engkau salah—ini berarti engkau belum memenuhi tanggung jawabmu. Dalam kehidupan pribadimu, engkau mungkin sama sekali tidak berinteraksi dengannya, dan engkau mungkin tidak lagi bergaul dengannya seperti sebelumnya. Namun, jika pekerjaan rumah Tuhan mengharuskanmu untuk berinteraksi dan bergaul dengannya, engkau tidak boleh melalaikan tanggung jawab ini—ini adalah tugas dan tanggung jawabmu, dan engkau tidak boleh mencari-cari alasan untuk menghindarinya. Ketika menyangkut para setan, pendekatan dengan sekadar menjaga jarak, menolak mereka, menghindari mereka, dan merasa enggan dan muak terhadap mereka di dalam hatimu, itu bukanlah pendekatan yang sesuai dengan maksud-maksud Tuhan. Engkau juga harus mengawasi dan mengendalikan mereka. Jika mereka bersedia melakukan pelayanan, engkau harus membantu mereka dan memanfaatkan mereka untuk melakukan pelayanan dengan baik—memungkinkan mereka untuk melakukan pelayanan secara efektif semaksimal mungkin. Jika mereka tidak melakukan pelayanan dengan semestinya dan, ketika dibiarkan tanpa pengawasan bahkan untuk sesaat, mereka dapat mengganggu dan menghancurkan pekerjaan gereja, maka kerugian yang mereka timbulkan lebih besar daripada kegunaan mereka, dan mereka harus segera dikeluarkan. Contoh-contoh negatif seperti ini harus dikemukakan untuk ditelaah setiap kali diperlukan, sehingga saudara-saudari mampu mengenali, mengetahui yang sebenarnya tentang esensi natur para setan dan Iblis, dan kemudian menolak mereka dari hati, tidak disesatkan, diganggu, atau dikendalikan oleh mereka. Inilah yang dimaksud dengan memanfaatkan para setan dan Iblis, memanfaatkan segala sesuatu untuk melayani umat pilihan Tuhan. Ini adalah tanggung jawabmu—inilah yang seharusnya engkau semua lakukan. Namun, engkau semua tidak memiliki rasa tanggung jawab ini. Seperti yang barusan engkau semua katakan—begitu engkau mengenali orang semacam ini, engkau merasa jijik dan tidak ingin lagi bertemu dengan mereka, dan jika engkau bertemu dengan mereka, engkau mengambil jalan memutar, menjauh sejauh mungkin. Hanya itu yang engkau semua miliki sebagai solusinya. Engkau semua sama sekali tidak terbeban untuk pekerjaan rumah Tuhan, untuk kepentingan rumah Tuhan, atau untuk jalan masuk kehidupan saudara-saudari. Seperti inilah tingkat pertumbuhan engkau semua—ini sudah tersingkap, bukan? Engkau mengetahui yang sebenarnya tentang esensi seorang setan, dan kemudian menghindarinya setiap kali bertemu dengannya. Namun, engkau tidak melindungi saudara-saudari, dan akibatnya, mereka dirugikan. Engkau gagal memenuhi tanggung jawabmu sebagai pemimpin atau pekerja—ini adalah pengabaian terhadap tanggung jawab. Ketika setan belum tersingkap, engkau seharusnya memperingatkan saudara-saudari, mengingatkan mereka untuk waspada terhadap orang jahat, memberi tahu mereka apa yang telah setan lakukan, mengapa mereka melakukan hal-hal semacam itu, apa natur dari tindakan mereka, apa efek yang dapat ditimbulkan oleh tindakan-tindakan ini dan apa akibat yang dapat ditimbulkannya, bagaimana Tuhan menggolongkan setan ini, dan dengan cara apa mereka harus diperlakukan. Begitu saudara-saudari telah mengenali mereka, dan setan itu telah selesai melakukan pelayanan dan tidak lagi bernilai bagi saudara-saudari atau rumah Tuhan, engkau harus mengeluarkan mereka, mengakhiri kehidupan setan dan Iblis tersebut. Ini disebut hikmat—ini berarti melakukan pekerjaan dengan prinsip dan memiliki jalan untuk melakukan penerapan. Bagaimana caramu bergaul dengan orang semacam ini dalam kehidupan pribadimu, itu terserah padamu—itu adalah kebebasanmu. Namun, sebagai seorang pemimpin atau pekerja, ada tanggung jawab yang harus kaupikul: Engkau harus melindungi saudara-saudari, serta melindungi kepentingan rumah Tuhan dan pekerjaan gereja. Di atas landasan prinsip ini, mengenai orang semacam ini yang merupakan setan, jika saat ini mereka sedang melakukan pelayanan, engkau tidak boleh terburu-buru untuk mengambil tindakan terhadap mereka. Engkau seharusnya mengawasi pekerjaan mereka dan mengamati dengan saksama setiap gerakan mereka untuk melihat apa yang sedang mereka lakukan. Begitu muncul tanda-tanda bahwa ada sesuatu yang salah, engkau harus segera menerapkan penyingkapan dan pemangkasan terhadap mereka, atau memberhentikan mereka dari jabatan mereka. Jika setelah disingkapkan dan dipangkas mereka mampu melakukan sedikit pelayanan, itu bermanfaat bagi pekerjaan gereja. Namun, begitu didapati bahwa mereka tidak ingin melakukan pelayanan, tidak menempuh jalan yang baik, dan akan mengacaukan dan mengganggu, serta menjulurkan cakar-cakar setan mereka untuk menyesatkan saudara-saudari, pada saat itulah setan tersebut sedang memperlihatkan wujud asli mereka, dan itulah saat yang tepat untuk mengambil tindakan terhadap mereka. Mereka telah diberi kesempatan untuk melakukan pelayanan tetapi tidak melakukannya dengan semestinya—maka kirimlah mereka ke kelompok B. Jika situasinya serius, keluarkan atau usirlah mereka—ini juga adalah saat untuk mengakhiri nasib Iblis. Selama engkau menaati kedua prinsip ini, engkau semua akan mampu memperlakukan orang jahat dan para setan dengan cara yang berprinsip. Apakah melakukannya dengan cara ini adalah memenuhi tanggung jawabmu? (Ya.) Di satu sisi, engkau akan mampu mengenali para setan, engkau tidak akan lagi disesatkan atau diganggu oleh mereka, dan engkau tidak akan lagi melakukan hal-hal yang bodoh—setidaknya, engkau tidak akan lagi mempersekutukan kebenaran kepada orang-orang seperti ini yang adalah para setan. Di dalam hatimu, engkau akan tahu: Orang ini adalah setan—mempersekutukan kebenaran kepadanya sama saja dengan melemparkan mutiara di depan babi; dengan cara apa pun kebenaran itu dipersekutukan kepada mereka, itu akan sia-sia. Dengan demikian, engkau tidak akan terus melakukan hal-hal yang bodoh. Engkau hanya akan berbicara kepada mereka tentang beberapa doktrin yang seharusnya mereka pahami, dan peraturan yang seharusnya mereka patuhi—itu sudah cukup. Jika engkau menerapkan dengan cara seperti ini, pekerjaan gereja tidak akan terpengaruh. Namun, jika engkau tidak memahami prinsip-prinsipnya, engkau mungkin saja akan melakukan hal-hal yang bodoh. Di sisi lain, para pemimpin dan pekerja harus mengawasi dan memanfaatkan para pelaku pelayanan dan setan yang sama sekali tidak menerima kebenaran. Menerapkan dengan cara ini dapat memastikan bahwa pekerjaan gereja tidak akan dirugikan, sekaligus melindungi saudara-saudari dari penyesatan dan gangguan para setan dan Iblis. Apakah engkau mengerti? (Ya.) Engkau sama sekali tidak boleh memperlakukan orang jahat dan para setan sebagai saudara-saudari. Selama engkau mampu mengenali para setan dan orang jahat, engkau tidak akan lagi melakukan hal-hal yang bodoh. Di masa lalu, orang-orang tidak mampu mengenali mereka dan melakukan banyak hal yang bodoh—selalu memperlakukan orang jahat dan para setan sebagai saudara-saudari, selalu hanya membiarkan setan-setan itu mentertawakan mereka. Ketika engkau membuka hatimu untuk bersekutu dengan para setan, mereka berpikir, "Kau begitu jujur, begitu murni dan terbuka—kau benar-benar bodoh!" mengejekmu di dalam hatinya. Sekarang setelah engkau mampu mengenali para setan, engkau tidak akan lagi melakukan hal yang bodoh semacam ini. Engkau sekarang tahu bahwa untuk membuka hatimu dalam persekutuan atau untuk menyokong dan membantu seseorang, engkau harus melakukannya kepada saudara-saudari sejati, kepada mereka yang mengejar kebenaran dan memiliki kemanusiaan—bukan kepada para setan. Ini adalah di satu sisi. Di sisi lain, engkau tidak lagi merasa gentar atau takut terhadap setan. Engkau tahu bahwa mereka adalah para setan, dan engkau tahu apa yang sedang mereka pikirkan di dalam hatinya. Sekarang setelah engkau mampu mengenali mereka, engkau tahu bagaimana cara memperlakukan mereka dengan tepat. Engkau harus selalu mengawasi mereka dengan saksama—lihatlah apa yang sedang berusaha mereka lakukan, apa yang sedang mereka perhitungkan dan rencanakan di dalam hatinya, di bagian mana dari pekerjaan mereka yang mungkin mengacaukan, mengganggu, dan menyabotase, perkataan seperti apa yang mungkin mereka gunakan untuk menghasut dan menyesatkan orang lain, dan tujuan apa yang berusaha mereka capai. Setelah engkau melihat semua hal ini dengan jelas, engkau akan tahu bagaimana bertindak dengan tepat, dan engkau akan menaati prinsip-prinsip kebenaran.
Setelah kita mempersekutukan cara mengenali perwujudan yang menyimpang dari orang-orang yang telah bereinkarnasi dari setan, sebagian besar darimu mungkin sekarang memiliki sedikit kejelasan di hati engkau semua dan juga sedikit kemampuan untuk mengenali—misalnya orang-orang mana, setelah bertahun-tahun berinteraksi dengan mereka, yang tampak seperti setan, dengan siapa engkau tidak akan lagi membagikan perasaanmu yang sebenarnya; dan orang-orang mana yang adalah saudara-saudari, dengan siapa engkau akan lebih banyak bergaul, lebih dekat, dan lebih banyak bersekutu ketika sesuatu terjadi. Dengan demikian, caramu dalam memperlakukan setiap jenis orang akan menjadi berprinsip, dan engkau tidak akan melakukan kesalahan. Namun, apakah kebanyakan orang mampu mencapai titik di mana mereka mampu mengenali setan, mampu mengetahui yang sebenarnya tentang natur para setan? Jika seorang setan bersedia melakukan pelayanan, bolehkah mereka memanfaatkan pelayanan setan tersebut? Kebanyakan saudara-saudari tidak mampu menerapkan dengan cara seperti ini—tetapi para pemimpin dan pekerja harus mampu. Mengapa Kukatakan mereka harus mampu? Karena engkau, sebagai pemimpin atau pekerja, harus memeriksa segala sesuatunya dengan baik. Begitu engkau menemukan orang jahat yang melakukan kejahatan, engkau harus mampu untuk segera menyingkapkan dan menelaah orang tersebut, serta menghentikan gangguan dan kekacauan yang ditimbulkannya. Jika engkau mampu menerapkan dengan cara seperti ini, engkau akan dapat memastikan perkembangan normal pekerjaan gereja, dan saudara-saudari akan terlindungi—mereka akan bertumbuh dalam kemampuan mereka untuk mengenali, dan jalan masuk kehidupan mereka tidak akan mengalami kerugian karena gangguan setan. Jika engkau tidak mampu menerapkan dengan cara seperti ini—jika engkau tidak mampu menghentikan setan, tidak mampu menjaga pintu gerbang—maka para setan akan terus-menerus datang untuk mengganggu. Hari ini mereka mengganggu satu orang, membuatnya menjadi negatif dan menyebabkannya menjadi lesu dalam memberitakan Injil; besok mereka mengganggu yang lain, yang mengakibatkan orang itu tidak mau melaksanakan tugasnya, menunda pekerjaan dan memaksamu untuk mencari pengganti. Engkau akan terus-menerus harus menangani beberapa situasi yang tiba-tiba dan tidak terduga. Bukankah melakukan pekerjaan dengan cara seperti ini sangatlah pasif? (Ya.) Dengan demikian, sebagai seorang pemimpin atau pekerja, bukankah engkau jauh dari memenuhi standar? Jika engkau tidak melayani sebagai pemimpin atau pekerja, engkau akan mampu mengatur jalan masuk kehidupanmu sendiri, makan dan minummu sendiri akan firman Tuhan, serta tugasmu sendiri. Namun, begitu engkau mulai melayani sebagai seorang pemimpin atau pekerja, sangat sibuk setiap hari—pontang-panting tiada henti. Entah seorang antikristus atau orang jahat muncul dan mengganggu gereja, atau beberapa saudara-saudari menjadi negatif dan tidak mau melaksanakan tugas mereka, atau seseorang yang baru percaya disesatkan oleh rumor dan tidak ingin percaya lagi serta mengundurkan diri. Pekerjaan tidak dilakukan dengan memadai, menyebabkan masalah terus bermunculan di mana-mana, dan munculnya masalah ini secara terus-menerus membuatmu kewalahan dan lelah serta tidak mampu mengatasi berbagai hal setiap harinya, tidak dapat makan atau tidur dengan baik—tetapi tetap saja, pekerjaan tidak dilakukan dengan baik. Ini berarti sama sekali tidak berkompeten untuk pekerjaan tersebut. Pemimpin atau pekerja semacam itu sama sekali tidak memenuhi standar. Mengapa Kukatakan engkau tidak memenuhi standar? Karena sebelumnya engkau tidak terlebih dahulu manyampaikan persekutuan dengan jelas tentang masalah-masalah yang pasti akan muncul, sehingga memungkinkan setiap orang untuk memahami kebenaran dan memiliki kemampuan untuk mengenali, sehingga masalah-masalah tersebut dapat segera diselesaikan ketika muncul. Dengan kata lain, engkau tidak membekali mayoritas orang dengan kemampuan untuk menghadapi hal-hal ini. Pada akhirnya, ketika hal-hal ini terjadi satu demi satu, engkau menjadi sangat pasif—selalu sibuk membereskan masalah, selalu membereskan buntut peristiwa yang terjadi. Ini berarti engkau jauh dari memenuhi standar sebagai pemimpin atau pekerja. Dalam caramu memperlakukan berbagai jenis setan, metodemu untuk menanganinya tidak tepat, pekerjaan yang kaulakukan tidak memadai, sehingga pekerjaan gereja terus-menerus terganggu, terus-menerus ditimpa masalah. Engkau selalu harus memperbaiki segala sesuatunya dan menyelesaikannya, sehingga engkau merasa sangat sibuk, dan melakukan pekerjaan ini menjadi sangat berat.
Apakah engkau ingat dua prinsip untuk memperlakukan orang yang telah bereinkarnasi dari setan? Apa prinsip yang utama? Jangan takut kepada para setan dan Iblis, serta jangan menghindari mereka. Sebaliknya, belajarlah untuk mengenali mereka dan mengetahui esensi mereka yang sebenarnya, serta memahami kecenderungan pemikiran mereka; dengan kata lain, lihatlah dengan jelas apa yang ingin mereka lakukan di gereja, dan tujuan apa yang ingin mereka capai. Dengan demikian, engkau dapat mengubah kepasifan menjadi inisiatif, dan secara aktif bertindak agresif dengan menyingkapkan dan menangani mereka. Jika, setelah melihat para setan dan Iblis berbicara serta bertindak, engkau hanya merasa jijik dan tidak ingin mengindahkan mereka atau bekerja sama dengan mereka dan itu saja—bahkan tidak peduli ketika engkau melihat para setan dan Iblis mengganggu dan mengacaukan pekerjaan gereja—apakah bertindak seperti ini sesuai dengan maksud-maksud Tuhan? (Tidak.) Setelah para setan dan Iblis menyusup ke dalam gereja, mereka tidak akan menjalani kehidupan bergereja dengan cara yang taat aturan, apalagi melakukan pelayanan dengan cara yang taat aturan. Mereka pasti akan mengatakan dan melakukan sesuatu, bahkan hingga mencapai titik tidak akan berhenti melakukannya sampai tujuan mereka tercapai. Dengan demikian, dalam memperlakukan para setan, engkau harus bijaksana, dan bertindak berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran. Mereka yang harus disingkapkan dan ditolak harus disingkapkan dan ditolak. Ketika setan belum tersingkap, jika mereka bersedia melakukan pelayanan, maka manfaatkanlah mereka untuk melakukan pelayanan, dan awasilah mereka dengan saksama saat mereka melakukannya. Misalnya, jika engkau tidak begitu dapat mengetahui yang sebenarnya tentang seorang pengawas tertentu yang menjadi penanggung jawab atas suatu bagian dari pekerjaan tertentu—engkau melihat bahwa pengawas tersebut tidak sesederhana dan seterbuka saudara-saudari lainnya, bahwa dia tidak pernah berbicara dengan jujur kepada siapa pun, dan ketika menghadapi kesulitan atau masalah dalam pekerjaan, dia tidak mencari penyelesaiannya—maka engkau perlu berinisiatif untuk mencari tahu situasi yang sebenarnya tentang orang tersebut. Engkau tidak boleh bersikap pasif, menunggu sampai dia telah mengacaukan pekerjaan dan setelah itu mencoba "menutup kandang setelah kuda lepas". Engkau perlu berbicara dengan orang itu dan melihat bagaimana sikapnya terhadap tugasnya, apakah dia memiliki rencana dan pengaturan yang spesifik untuk pekerjaan tersebut, apakah dia memiliki prinsip dalam melakukan pekerjaan, apakah dia mampu bekerja berdasarkan pengaturan kerja, dan apakah dia mampu menipu orang-orang di atasnya dan menyembunyikan sesuatu dari orang-orang di bawahnya, serta melakukan segala sesuatu dengan caranya sendiri. Bukankah hal-hal inilah yang seharusnya kauperhatikan? (Ya.) Misalkan engkau tahu bahwa seseorang itu adalah seorang setan, dan karenanya engkau tidak lagi berinteraksi dengannya, bahkan berkata, "Setan ini benar-benar menakutkan—melihatnya saja aku merasa jijik. Aku tidak akan berbicara lagi kepadanya. Aku perlu menarik garis yang jelas antara aku dan dia, serta meminta saudara-saudari juga menarik garis yang jelas—semua orang harus mengabaikan dia." Bolehkah bertindak seperti ini? Ini adalah cara bertindak yang bodoh. Itu tidak pintar, juga tidak bijaksana, dan itu berarti tidak memiliki tingkat pertumbuhan. Apakah menurutmu engkau pintar hanya karena engkau tidak berbicara kepadanya? Apakah engkau adalah orang yang memikirkan maksud-maksud Tuhan? Sudahkah engkau memenuhi tanggung jawabmu? Sudahkah engkau memikul beban untuk melindungi kawanan domba dan mengawasi pintu gerbang rumah Tuhan? Bukankah seharusnya engkau juga memikirkan hal-hal ini? Tuntutan Tuhan terhadap manusia untuk mengenali para setan sama sekali bukan berarti bahwa itu cukup dengan hanya menolak para setan itu. Engkau juga harus mampu mengawasi dan membatasi para setan; jika setan belum tersingkap dan mereka ingin melakukan pelayanan, engkau juga harus mampu memanfaatkan mereka—hal-hal ini juga merupakan tugas yang harus kaulakukan, tanggung jawab yang harus kaupenuhi, dan itu sepenuhnya demi melindungi pekerjaan gereja. Jika engkau bertemu seseorang yang sangat sulit untuk dipahami, yang semua perkataannya menyembunyikan rapat-rapat tentang dirinya sendiri dan tak seorang pun dapat memahaminya, maka orang ini sangat berbahaya dan tidak layak dipercaya. Khususnya jika engkau bertemu dengan seseorang yang berperilaku dengan cara yang sangat penuh rahasia dan tidak normal, berbahaya, licik—yang tidak pernah berbicara dengan jujur kepada siapa pun, dan yang tidak dapat diketahui yang sebenarnya oleh sebagian besar saudara-saudari yang berinteraksi atau bergaul dengannya—maka orang semacam itu tidak boleh hanya diabaikan dan dibiarkan begitu saja. Sebaliknya, engkau harus mendekati orang itu, berhubungan dan berbicara dengannya, agar dapat bertumbuh dalam kemampuanmu untuk mengenali dan dalam wawasanmu, melihat apa yang sedang dia pikirkan, melihat apa sumber dan motivasi tindakannya, apa yang berencana dia lakukan, apakah dia mampu memikul beban pekerjaan saat melaksanakan tugasnya, apakah dia mungkin mengganggu pekerjaan gereja dan membangun kerajaannya sendiri, dan apakah tugas yang dia lakukan membawa lebih banyak kerugian daripada manfaat, dan pada akhirnya kerugian yang diperoleh lebih besar daripada keuntungannya. Lihat—apakah menjadi pemimpin atau pekerja adalah hal yang mudah? Ketika orang semacam itu ditemukan di dalam gereja, engkau bukan saja tidak boleh menjauhkan diri dan menghindari mereka, melainkan engkau juga harus secara aktif mendekati mereka dan berhubungan dengan mereka. Apa tujuan melakukannya? Tujuannya adalah untuk memahami situasi mereka dan mengambil tindakan pencegahan. Misalnya, jika engkau bertemu dengan seorang agen atau mata-mata PKT yang terus-menerus mencari peluang untuk mengorek informasi pribadimu, dan di dalam hatimu, engkau merasakan bahwa dia adalah seorang mata-mata, engkau harus bersikap waspada terhadapnya, dan engkau sama sekali tidak boleh memberitahukan kepadanya situasimu yang sebenarnya. Engkau juga harus mengingat satu hal yang jauh lebih penting: Engkau tidak boleh memberitahukan kepadanya nomor teleponmu, akun emailmu, dan sebagainya. Namun, jika engkau hanya menjaga dirimu agar orang itu tidak menyelidiki situasimu sendiri, tetapi engkau sama sekali mengabaikan dan membiarkan hal-hal lain seperti dengan siapa lagi dia berhubungan, informasi siapa yang dia tanyakan, dan situasi gereja apa yang dia tanyakan—bahkan menganggap dirimu sangat pintar dengan melakukan hal ini—jadi bagaimana caramu menangani masalah ini? Sudahkah engkau memperlihatkan bahwa engkau berhikmat? Sudahkah engkau memperlihatkan bahwa engkau memiliki tingkat pertumbuhan? Sudahkah engkau memenuhi tanggung jawabmu? Sudahkah engkau melindungi kepentingan rumah Tuhan dan melindungi saudara-saudari? Jika engkau sama sekali tidak mempertimbangkan hal-hal ini, engkau sepenuhnya adalah orang yang egois dan tercela. Katakanlah engkau bertemu dengan seseorang yang adalah setan, dan dia bertanya kepadamu dari mana asalmu dan apakah ada di keluargamu yang percaya kepada Tuhan; engkau tahu bahwa orang itu sedang mengorek informasi, jadi engkau mengatakan beberapa hal dengan santai untuk mengabaikan dirinya tanpa mengungkapkan situasimu yang sebenarnya, dan kemudian engkau yang balik bertanya kepadanya, "Dari mana asalmu? Siapa di keluargamu yang percaya kepada Tuhan? Bagaimana kehidupan bergereja di gereja di kampung halamanmu? Apakah PKT menangkap orang-orang percaya di sana? Pernahkah engkau ditangkap?" Setelah mendengar pertanyaanmu, agen atau mata-mata PKT itu berpikir, "Aku selalu menjadi orang yang mengajukan pertanyaan—tak seorang pun pernah balik bertanya dan menginterogasiku. Orang ini pintar!" Melihatmu terus mengajukan pertanyaan kepadanya, dia menjadi khawatir identitasnya akan tersingkap dan kemudian mengalihkan topik pembicaraan. Engkau harus mengamati orang semacam ini dengan saksama. Jika engkau memastikan bahwa dia sangat mencurigakan, dan ada kemungkinan delapan puluh persen bahwa dia adalah mata-mata PKT, maka engkau harus bersikap waspada terhadapnya—engkau tidak boleh membocorkan sedikit pun informasi tentang saudara-saudari. Jika saudara-saudari sama sekali tidak bersikap waspada terhadapnya dan memberi tahu orang ini semua yang mereka ketahui tanpa ragu, bersedia membicarakan apa saja, maka ini dapat dengan mudah membahayakan gereja dan saudara-saudari. Jadi, engkau harus mengawasi orang semacam ini dengan ketat—perhatikan dengan siapa dia terus-menerus berhubungan, dari siapa dia terus-menerus berusaha untuk mendapatkan informasi, apakah dia secara diam-diam memeriksa nomor telepon saudara-saudari, atau memeriksa akun di komputer mereka, atau mencari informasi internal rumah Tuhan tanpa sepengetahuan orang-orang. Engkau harus mengawasi dia dengan ketat—engkau tidak boleh membiarkan dia berhasil. Engkau juga perlu memberi tahu saudara-saudari untuk bersikap waspada terhadap orang tersebut—jika dia berulang kali mencari informasi, dia harus dijauhi, dan dia harus diperingatkan agar tidak mengganggu orang. Selain itu, engkau juga perlu melihat kesesatan dan kekeliruan apa yang sedang dia sebarkan untuk menyesatkan saudara-saudari—jika engkau menemukan masalah seperti itu, engkau harus segera menangani dan menyelesaikannya. Menerapkan dengan cara seperti ini berarti melindungi pekerjaan gereja dan melindungi saudara-saudari—ini adalah tanggung jawab para pemimpin dan pekerja, serta tanggung jawab umat pilihan Tuhan. Jika engkau diam saja dan tidak melakukan apa pun, membiarkan dia berkeliling menyelidiki sekehendak hatinya, mungkin saja beberapa orang bodoh atau orang percaya baru yang masih dangkal dalam landasan kepercayaan mereka akan memberitahukan segalanya kepada dia. Setelah itu, polisi di Tiongkok daratan mungkin akan segera mulai menangkap anggota keluarga dan kerabat mereka, mendatangkan masalah bagi gereja-gereja tertentu dan saudara-saudari tertentu. Apa pun masalah yang ditimbulkan, bagaimanapun juga, jika sebagai pemimpin atau pekerja engkau mendapati bahwa seseorang itu adalah seorang setan tetapi tidak segera mengambil tindakan, tidak melakukan pekerjaan pencegahan dengan semestinya, dan sebagai akibatnya beberapa orang bodoh dan tidak tahu apa-apa membocorkan banyak hal yang seharusnya tidak diungkapkan dan membocorkan informasi saudara-saudari, mendatangkan masalah bagi pekerjaan gereja dan saudara-saudari, maka itu adalah kelalaianmu terhadap tanggung jawab. Katakan kepada-Ku, bagaimana pelaksanaan tugasmu selama ini dalam hal ini? Apakah engkau melaksanakannya dengan baik? (Tidak.) Tidak melaksanakan tugasmu dengan baik—apakah ini adalah hal di mana engkau telah mengecewakan Tuhan? (Ya.) Ini berarti mengecewakan Tuhan. Jika engkau semua berada dalam keadaan cukup aman di luar negeri tetapi ditipu oleh agen PKT karena kebodohanmu sendiri, ini akan membawa konsekuensi yang berbahaya; ini akan membawa bencana bagi gereja-gereja dan saudara-saudari di kampung halamanmu di daratan. Apakah engkau semua mau melihat konsekuensi semacam itu? (Tidak.) Jika orang memiliki sedikit hati nurani dan sedikit kemanusiaan, mereka seharusnya tidak mau melihat hal semacam ini terjadi; di mana pun mereka sendiri berada saat ini, mereka tidak ingin melihat saudara-saudari di daratan menderita penganiayaan. Jika seseorang berkata, "Pokoknya keadaanku aman di luar negeri sekarang—siapa peduli siapa yang ditangkap! Apa hubungannya denganku jika seseorang menderita? Aku bahkan tidak peduli dengan keluargaku sendiri. Aku tidak punya kasih sayang"—apakah orang semacam itu memiliki kemanusiaan? (Tidak.) Mereka tidak memiliki kemanusiaan—orang tidak boleh berpikir seperti itu. Jika engkau mengaku memiliki hati nurani dan kemanusiaan, engkau setidaknya tidak boleh mendatangkan masalah bagi kerabatmu dan gereja di daratan. Jadi, ketika engkau menghadapi para setan, tidaklah cukup untuk sekadar mengenali mereka—engkau juga harus berpikir secara komprehensif. Engkau harus berpikir tentang bagaimana bertindak dengan cara yang memastikan agar engkau tidak menyingkapkan dirimu sendiri, sembari juga memastikan orang tua dan kerabatmu serta saudara-saudari di daratan tidak dirugikan. Engkau harus memenuhi tanggung jawabmu untuk melindungi pekerjaan gereja dan menjaga pintu gerbang rumah Tuhan. Inilah tanggung jawab yang seharusnya orang penuhi. Jika engkau telah melakukan upaya terbaikmu, maka sekalipun sesuatu yang salah terjadi karena ada hal-hal yang tidak mampu kaulakukan atau karena engkau tidak memahami yang sebenarnya mengenai beberapa hal, engkau tidak dapat disalahkan—segala sesuatu berada di tangan Tuhan. Namun dari perspektif orang, engkau harus jelas tentang tanggung jawab yang seharusnya orang penuhi. Engkau tidak boleh melalaikannya, dan engkau tidak boleh hanya memikirkan dirimu sendiri—engkau juga harus mempertimbangkan saudara-saudari di sekitarmu dan pekerjaan gereja. Apakah jalan penerapan ini jelas sekarang? (Ya.) Engkau melihat bahwa jika hal-hal ini tidak dipersekutukan, engkau semua akan mengabaikan hal-hal yang paling krusial dan paling penting, serta masih merasa bahwa engkau tahu cara memperlakukan para setan dan Iblis. Sebenarnya, engkau semua tidak memahami prinsip-prinsip penerapannya—seperti inilah tingkat pertumbuhan engkau semua yang sebenarnya.
Entah engkau mampu memahami sikap setan terhadap kebenaran, hal-hal yang positif, dan Tuhan atau tidak, dalam hal apa pun, esensi mereka adalah kebencian terhadap kebenaran, kebencian terhadap hal-hal yang positif, dan kebencian terhadap Tuhan. Ini menyimpang. Baik dari perkataan yang mereka ungkapkan maupun dari pemikiran dan sudut pandang dalam hati mereka, adalah mungkin untuk melihat bagaimana sikap mereka terhadap kebenaran, terhadap hal-hal yang positif, dan terhadap Tuhan. Dinilai dari sikap ini, dapat dikatakan dengan pasti bahwa setan sama sekali tidak menerima kebenaran, sama sekali tidak menerima hal-hal yang positif, dan tentu saja, sama sekali tidak menyembah Tuhan. Oleh karena itu, mereka tidak menerima saran, pernyataan, atau nasihat yang benar dari orang. Dengan demikian, mengenai prinsip-prinsip kebenaran dari Tuhan, teguran Tuhan, tuntutan Tuhan, dan ajaran Tuhan bagi manusia, mereka terlebih lagi mengabaikan semua ini dan tidak pernah menerimanya. Sebaliknya, di dalam hatinya, mereka bersiasat mengenai apa pun yang mereka sukai, apa pun yang menguntungkan diri mereka sendiri. Mereka bersiasat mengenai status, reputasi, harga diri, dan tempat tujuan mereka; mereka bersiasat mengenai keuntungan apa pun yang ingin mereka nikmati, peroleh, dan dapatkan dalam kehidupan nyata mereka. Inilah dunia batin mereka, dan itu sudah cukup untuk menunjukkan bahwa esensi natur mereka jahat. Esensi natur yang menyimpang ini tidak akan pernah berubah. Dari awal hingga akhir, semua yang mereka lakukan, dan semua pemikiran serta sudut pandang mereka sama sekali tidak ada hubungannya dengan kenyataan kebenaran, dan tidak ada hubungannya dengan ajaran Tuhan atau jalan hidup manusia yang benar; semuanya adalah hal-hal negatif yang jahat. Dengan cara apa pun engkau mempersekutukan kebenaran kepada orang yang memiliki esensi jahat, dengan cara apa pun engkau berusaha membantu mereka dengan kasih, engkau tidak dapat menggerakkan mereka, engkau tidak dapat mengubah pemikiran serta sudut pandang mereka, dan engkau tidak dapat mengubah cara hidup mereka yang hanya memikirkan kejahatan setiap harinya. Tentu saja, engkau juga tidak dapat mengubah tujuan yang mereka kejar, atau cara dan arah yang mereka gunakan untuk merencanakan setiap hal. Orang-orang yang adalah para setan ini tetap sama dari awal hingga akhir. Esensi jahat mereka tidak akan berubah. Sekalipun mereka selalu melaksanakan tugas di rumah Tuhan, tanpa meninggalkan nama Tuhan atau tanpa meninggalkan jalan yang benar, karena mereka tidak menerima kebenaran, dan semua yang mereka pikirkan dan renungkan berkaitan dengan hal-hal yang negatif dan hal-hal yang jahat, watak rusak mereka tidak mungkin dapat dibuang, dan kemanusiaan mereka juga tidak mungkin dapat mengalami perubahan apa pun. Tentu saja, satu hal yang pasti: Orang-orang ini tidak mungkin memperoleh keselamatan. Mengenai apa tempat tujuan mereka, itu sudah jelas. Tempat tujuan mereka bukanlah hal yang sedang kita persekutukan di sini. Yang menjadi fokus kita adalah mengenali dan menelaah esensi natur mereka.
Perwujudan pertama esensi natur yang menyimpang dari orang-orang yang bereinkarnasi dari setan—yakni "penuh rahasia dan tidak normal"—kini telah dipersekutukan sepenuhnya. Hal yang terutama dipersekutukan adalah berbagai sikap dan perwujudan mereka dalam cara mereka memperlakukan hal-hal yang positif, serta berbagai pemikiran dan sudut pandang yang mereka simpan dan pegang di dalam hati mereka. Baik itu hal yang mereka perlihatkan dan perwujudan konkret mereka, maupun hal-hal yang tersembunyi di lubuk hati mereka yang tidak berani mereka ungkapkan, semuanya itu membuktikan bahwa mereka bukanlah manusia biasa yang rusak. Mereka tidak memiliki hati nurani dan nalar manusia biasa yang rusak. Dapat juga dikatakan bahwa orang-orang ini tidak memiliki kemanusiaan manusia biasa yang rusak. Sederhananya, orang-orang ini tidak memiliki kemanusiaan. Betapa pun jahatnya pemikiran dan sudut pandang mereka, betapa pun jahatnya dan tidak sesuainya pernyataan, tindakan, perilaku, dan sikap mereka dengan kemanusiaan, mereka sama sekali tidak menyadarinya. Mereka tidak pernah menggolongkan esensi natur mereka sendiri sebagai esensi natur yang jahat, bertentangan, atau memusuhi kebenaran. Dengan cara apa pun engkau bersekutu dengan mereka, mereka tetap hidup dalam lingkup watak rusak mereka. Orang-orang ini, ketika bergaul di antara mereka sendiri, sangat rukun, dan sangat sepemikiran dalam keburukan mereka. Namun, di dalam hatinya, mereka sangat jijik dan benci terhadap orang-orang yang memahami kebenaran dan mengejar kebenaran.
Terakhir kali, dalam membahas esensi natur yang menyimpang dari orang yang bereinkarnasi dari setan, kita menyebutkan "kemesuman" dan "provokasi seksual" mereka, yang merupakan dua jenis perwujudan hasrat seksual daging. Selain keduanya, ada aspek lain yang berkaitan dengan "kemesuman" dan "provokasi seksual", yaitu semacam perilaku lahiriah atau kemanusiaan yang dijalani, dan itu adalah "percabulan". "Kemesuman" dan "percabulan" biasanya dipasangkan bersama. Tahukah engkau apa arti "percabulan"? (Tingkah laku dan cara berperilaku yang tidak bermoral, yang tidak terkendali, dan menggoda orang lain dengan tidak senonoh.) "Percabulan" berarti menuruti hawa nafsu—itu berarti tidak bermoral dan tidak terkendali. Ketiga aspek ini seharusnya cukup untuk menelaah perwujudan jahat orang semacam ini dalam kaitannya dengan hasrat seksual daging. Orang dewasa seharusnya mampu memahami perwujudan dari kemesuman, provokasi seksual, dan percabulan. Ini bukan sesuatu yang abstrak, karena hal-hal dan orang-orang semacam ini biasa terlihat dan terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, apa saja perwujudan utama dari orang-orang semacam itu? Dalam hubungan antara pria dan wanita, mereka tidak terkendali, tidak memiliki batasan, dan tidak memiliki rasa integritas ataupun rasa malu. Mereka sangat menuruti hawa nafsu dalam hal hasrat seksual mereka, tidak mengendalikannya, dan sama sekali tidak mengekangnya. Pada saat yang sama, mereka sama sekali tidak merasa malu untuk menuruti hasrat seksual mereka. Berapa pun usia mereka, apa pun jenis kelamin mereka, atau seperti apa pun status perkawinan mereka, mereka sangat tertarik pada lawan jenis dan memberikan perhatian khusus kepada mereka. Setiap kali bertemu dengan sekelompok orang, mereka akan memperhatikan lawan jenis yang mereka minati. Perhatian ini tidak hanya sekadar melirik mereka lebih sering dari biasanya, mengobrol dengan mereka, atau bergaul dengan mereka secara normal—itu membuat mereka menjadi terperangkap dalam hasrat seksual antara pria dan wanita dan masuk ke dalam hubungan asmara. Jika berkaitan dengan orang yang mereka sukai, berapa pun usia orang itu, dan entah pihak lain itu setuju atau tidak, selama mereka menyukai orang itu, mereka akan berinisiatif untuk menggodanya, bahkan sampai melakukan beberapa tindakan atau perilaku yang tidak biasa untuk menarik perhatian pihak lainnya. Misalnya, dari waktu ke waktu mereka akan membuatkan makanan yang lezat untuk orang itu; pada hari libur, mereka akan memberinya hadiah; entah ada alasannya atau tidak, mereka akan mengirim pesan kepada orang itu—bertanya di pagi hari, "Apakah kau sudah bangun?" dan di malam hari, "Apakah kau sudah mandi?" Beberapa hari kemudian mereka akan berkata, "Cuaca akhir-akhir ini dingin—pastikan kau mengenakan pakaian berlapis, dan jangan sampai kedinginan. Kalau kau butuh sesuatu, kau bisa minta bantuanku!" Mereka sering mengungkapkan kekhawatiran, menggunakannya sebagai alasan untuk melecehkan orang itu. Orang semacam ini tidak pernah hanya menggoda satu atau dua orang, dua atau tiga orang—mereka menggoda siapa saja yang mereka sukai. Mereka jatuh hati kepada semua orang yang mereka lihat; begitu menemukan seseorang yang menarik atau merasa tertarik kepadanya, mereka segera memiliki pemikiran yang penuh hawa nafsu dan mencoba merayu orang itu. Berada di kelompok mana pun atau di lingkungan seperti apa pun, mereka tidak pernah melupakan hal ini. Ke mana pun mereka pergi, mereka selalu menargetkan tiga atau lima, atau puluhan teman atau orang kepercayaan lawan jenis yang mereka sukai. Jika mereka dapat melakukan kontak fisik, mereka menganggap tujuan mereka untuk masuk ke dalam hubungan asmara telah tercapai. Jika itu belum mencapai taraf hubungan asmara, hanya menggoda orang lain seperti ini saja sudah membuat mereka merasa sangat senang—hari-hari mereka terasa manis dan memuaskan. Jika lingkungan tidak memungkinkan dan mereka tidak dapat menggoda lawan jenis, mereka merasa kesal. Jika seseorang mengingatkan mereka bahwa perilaku seperti itu tidak pantas, di dalam hatinya, mereka menyimpan dendam. Jika seseorang mengekang mereka agar tidak menggoda orang lain secara sembarangan, di dalam hatinya, mereka menentang dan melawan, serta bahkan berpikir, "Ini hakku—apa yang membuatmu berhak membatasiku? Apa yang kulakukan adalah kebebasanku! Aku tidak melanggar hukum, juga tidak melakukan kejahatan, jadi siapa kau berani-beraninya mencoba mengendalikanku?" Seperti apa pun lingkungannya, orang semacam ini selalu merasa perlu mencari semacam hiburan untuk menyibukkan diri—mereka selalu merasa perlu mencari beberapa teman lawan jenis atau pasangan seksual untuk menghabiskan waktu, untuk mengisi hidup mereka dan membuat hidup mereka menjadi lebih menyenangkan. Jika tidak, mereka merasa hidup mereka hampa, membosankan, dan kurang menarik. Setelah terus-menerus digoda, ada orang-orang yang tidak dapat menahan diri untuk tidak menonton film porno di internet, hidup dalam hasrat seksual daging, tidak bermoral dan tidak terkendali, serta selama kondisi memungkinkan, mereka mampu melakukan apa pun. Orang-orang yang bereinkarnasi dari setan, apa pun kesempatannya atau seperti apa pun lingkungannya, sesulit apa pun hidup mereka, sebesar apa pun beban kerja yang mereka miliki, dan entah lingkungannya mengizinkannya atau tidak, selalu perlu menuruti hasrat seksual mereka, dan mencari kesempatan untuk melakukan kontak dan menggoda lawan jenis, memuaskan hasrat seksual mereka sepenuhnya. Jika hasrat seksual daging mereka tidak dapat dipuaskan, maka memuaskan hasrat pikiran mereka pun sudah cukup. Inilah yang disebut menyimpang—mereka sangat menyimpang. Ada orang-orang yang sudah lanjut usia, yang memiliki anak yang telah menikah dan telah berkeluarga, tetapi masih sangat menuruti hawa nafsu dan tidak terkendali dalam hasrat seksual mereka, sama sekali tidak memiliki rasa integritas atau rasa malu. Ketika melihat lawan jenis yang mereka sukai, mereka memikirkan segala cara untuk menciptakan kesempatan agar bisa berduaan dengannya—lalu berpegangan tangan, berpelukan, atau menyentuh orang itu, dan melontarkan beberapa komentar yang genit, menggoda, atau mengatakan beberapa hal yang provokatif. Dengan melakukannya, mereka lambat laun membuat beberapa para lawan jenis mereka menjadi terganggu. Seperti inilah mesum itu. Sampai sejauh mana kemesuman orang semacam ini? Ketika melihat seorang lawan jenis yang menarik atau memiliki bentuk tubuh yang seksi, mereka mulai memiliki pemikiran penuh nafsu. Bahkan sekadar mendengar seorang lawan jenis berbicara dengan suara yang lembut, memikat, dan relatif menyenangkan, itu dapat membangkitkan pemikiran penuh nafsu dalam diri mereka. Setelah pemikiran penuh nafsu ini muncul, mereka tidak hanya sesekali memikirkan hal-hal tersebut—tetapi, mereka memikirkannya dengan sangat sering. Mereka memikirkannya saat makan, saat bekerja, bahkan saat bermimpi, pikiran mereka dipenuhi pemikiran yang penuh hawa nafsu ini setiap harinya. Karena mereka memiliki esensi jahat kemesuman, mereka dapat menuruti hasrat seksual daging mereka tanpa pengekangan sama sekali. Bahkan saat melihat seseorang dari keluarga baik-baik yang kaya dan berstatus—seorang wanita muda yang kaya atau seorang istri yang kaya, atau seorang pria yang tinggi, kaya, dan tampan, atau seorang pengusaha kaya—mereka mulai memiliki pemikiran yang penuh nafsu. Lihatlah betapa mesumnya orang-orang tersebut! Ada kasus-kasus yang lebih buruk lagi. Di gereja, ada seorang saudara yang bernyanyi dengan memukau. Dia bukanlah penyanyi "sekelas bintang"—dia hanya memiliki suara yang agak merdu. Rupanya, beberapa wanita, setelah mendengar nyanyiannya, mulai merasa tertarik kepadanya dan ingin menikahinya. Para wanita ini bahkan belum pernah melihat seperti apa rupa saudara ini. Mereka tidak tahu berapa usianya, seperti apa kepribadiannya, apa tingkat pendidikannya, seperti apa kualitasnya, atau bagaimana kepercayaannya kepada Tuhan. Mereka tidak mempertimbangkan semua hal ini, tetapi tetap ingin menikahinya, pemikiran mereka yang penuh nafsu muncul hanya dengan mendengar suaranya. Katakan kepada-Ku, bukankah setan-setan semacam ini memiliki natur yang menyimpang? Orang normal, setelah mendengar seseorang bernyanyi dengan memukau, paling-paling akan merasa sedikit iri, tetapi tidak akan pernah mempertimbangkan untuk menikahi orang itu. Jika mereka benar-benar ingin menikahi seseorang, mereka akan berusaha mengenal karakter dan situasi keluarga orang itu sebelum mengambil keputusan seperti itu, seperti berapa usianya, seperti apa penampilannya, seperti apa karakternya, bagaimana keluarganya—hanya jika semua aspek itu memuaskan, barulah mereka akan mempertimbangkan untuk menikahinya. Namun, orang-orang yang adalah setan tidak seperti itu—ada para wanita, setelah mendengar seorang pria bernyanyi dengan memukau, ingin langsung saja menikahinya; ada para pria, setelah melihat wanita yang menarik, ingin langsung saja menikahinya. Bukankah orang-orang semacam itu menakutkan? Mereka menakutkan sekaligus menjijikkan! Setiap kali melihat seseorang yang memiliki status, pengetahuan, kefasihan, atau kelebihan tertentu, atau jika melihat seseorang yang cantik atau tampan, mereka mulai memiliki pemikiran yang penuh nafsu. Ketika melihat orang-orang yang semacam itu, mereka selalu melirik orang-orang itu tanpa berkedip; tatapan mata mereka tak bergeming, tetapi pikiran mereka sangat aktif dan hasrat seksual mereka melonjak—seperti inilah memiliki pemikiran yang penuh nafsu itu. Setiap kali ada seseorang yang terus-menerus melirik lawan jenis tanpa mengalihkan pandangan—dan bahkan ada beberapa orang yang memperlihatkan tatapan mata yang nakal, atau meneteskan air liur dengan mulut terbuka—seperti inilah memiliki pemikiran yang penuh nafsu itu. Begitu pemikiran mereka yang penuh nafsu terangsang, mereka mulai bertindak cabul dengan orang lain. Ini disebut menyimpang. Seperti apa pun situasinya, selama hawa nafsu visual, hawa nafsu pendengaran, atau hasrat seksual daging mereka terpicu, mereka akan memiliki pemikiran yang penuh nafsu—orang-orang semacam itu adalah para setan. Apakah hasrat seksual setan dibatasi atau dikendalikan oleh hati nurani dan nalar kemanusiaan? Itu tidak dibatasi, sehingga hasrat seksual mereka terus-menerus meluap, dan mereka terus-menerus memperlihatkan perwujudan percabulan—mereka sangat menuruti hawa nafsu. Mereka tidak peduli berapa banyak orang yang ada di sekitar mereka, berapa usia mereka, atau apakah pihak lainnya menyukai mereka atau merasa jijik dan membenci mereka—selama itu adalah seseorang yang mereka sukai, mereka akan memiliki pemikiran yang penuh hawa nafsu dan menuruti fantasi, memuaskan hasrat seksual mereka semaksimal mungkin. Bukankah itu menjijikkan? Orang-orang seperti ini sangat mesum. Sekalipun mereka tidak dapat menemukan kesempatan untuk berhubungan dengan lawan jenis, mereka tetap ingin menggoda orang lain. Perwujudan dari perilaku ini adalah mereka mengirimkan isyarat genit dengan menatapmu, memikirkan segala cara untuk melakukan kontak denganmu dan mendekatimu—dengan sengaja menyentuh tangan, bahu, atau punggungmu saat melewatimu—dan mengatakan hal-hal genit, yang semuanya disengaja. Ini memperlihatkan bahwa hati mereka sudah dipenuhi dengan hawa nafsu. Orang dewasa normal, ketika berinteraksi dengan lawan jenis, akan menjaga batasan, bersikap wajar, dan memiliki garis batas. Baik dalam hal-hal seperti hasrat seksual, pemikiran, ucapan, kontak fisik, maupun jarak fisik di antara orang-orang, semuanya diatur dan dikendalikan oleh hati nurani dan nalar mereka. Namun, orang yang mesum dan cabul tidak seperti ini. Dalam kesempatan apa pun, sekalipun ada banyak orang di sekitar mereka, atau seperti apa pun situasinya saat itu, dan berusia berapa pun mereka dan seperti apa pun status perkawinan mereka sendiri, entah pihak lainnya bersedia atau tidak, entah pihak lain merasa jijik dengan mereka atau tidak, mereka tetap melakukan apa pun yang mereka inginkan, dengan seenaknya menuruti hasrat seksual mereka. Inilah yang disebut cabul itu. Orang-orang seperti ini tidak dibatasi oleh apa pun—mereka bahkan tidak mematuhi batasan moral; mereka benar-benar menuruti hawa nafsu. Jadi, sejauh mana sebagian orang menuruti hawa nafsu mereka? Sampai sejauh mereka dengan terang-terangan melirik bagian intim lawan jenis. Jika seorang lawan jenis memiliki mata yang cerah dan indah, mereka akan menciptakan kesempatan apa pun untuk mencurahkan isi hati mereka, untuk mengobrol atau mendiskusikan pekerjaan dengan orang itu, sembari menatap tajam ke matanya. Jika seorang lawan jenis memiliki kulit putih yang halus dan lembut, mereka sering kali menatapnya, baik dengan sengaja maupun tidak sengaja. Jika seorang lawan jenis bertubuh tinggi dan ramping, mereka secara diam-diam memperhatikan dari belakang, meliriknya tanpa mengalihkan pandangan. Seperti inilah dipenuhi dengan hasrat seksual itu. Apakah orang-orang seperti ini menyimpang? (Ya.) Ada pula anak di bawah umur, atau orang dewasa yang sudah menikah, yang sering menonton film porno atau kontes kecantikan seperti Miss World, di mana para wanitanya berpakaian sangat terbuka—cukup untuk memuaskan hawa nafsu visual mereka. Makin mereka menuruti hawa nafsu dengan cara seperti ini, makin sulit bagi mereka untuk mengendalikan hasrat seksual dan pemikiran penuh nafsu mereka. Apakah ini adalah perwujudan para setan? (Ya.) Apakah orang normal akan hidup seperti ini? Apakah mereka akan berperilaku seperti ini? (Tidak.) Beberapa pria Timur relatif konservatif, dan ketika mereka datang ke Barat dan melihat banyak wanita berpakaian terbuka, mereka menjadi penasaran dan ingin melihat lebih banyak, tetapi setelah beberapa saat, setelah mereka menjadi terbiasa, mereka tidak lagi penasaran—ini adalah perwujudan yang normal. Ada juga beberapa orang yang belum menikah yang sedikit penasaran tentang hal-hal yang berkaitan dengan hasrat seksual, atau yang terkadang, karena lingkungan yang objektif, mulai memiliki hawa nafsu yang jahat. Semua ini adalah reaksi fisiologis yang normal—ini tidak dapat disebut menyimpang. Namun, orang yang adalah setan, tidak sama dengan orang biasa. Penyimpangan mereka melebihi orang normal—itu sangat tidak normal. Mereka bukan sekadar penasaran tentang hasrat seksual atau bukan sekadar memiliki reaksi atau kebutuhan fisiologis yang normal—mereka tidak bermoral dan suka bergonta-ganti pasangan. Ketika mereka menuruti hawa nafsu jahat, mereka sama sekali tidak merasa malu. Inilah yang disebut menyimpang. Sampai sejauh mana mereka menyimpang? Hanya dengan melihat kulit, mata, bentuk tubuh, atau penampilan lawan jenis—atau bahkan hanya mendengar suaranya—mereka mulai memiliki pemikiran yang penuh nafsu, lalu berusaha mencari setiap kesempatan yang memungkinkan untuk bersentuhan atau mendekati orang tersebut, bahkan sampai melakukan tindakan yang memuaskan hasrat seksual mereka. Ini disebut menyimpang.
Perwujudan lain dari menyimpang adalah bahwa di lingkungan apa pun, orang-orang ini selalu dikelilingi oleh berbagai lawan jenis. Orang semacam itu akan menggoda beberapa lawan jenis sekaligus dan sering kali menjalin hubungan yang ambigu dengan banyak orang. Apa yang dimaksud dengan hubungan yang ambigu? Itu adalah hubungan yang seperti pertemanan tetapi juga seperti hubungan asmara; tak seorang pun dapat dengan jelas mengatakan hubungan seperti apa yang sebenarnya mereka miliki. Mereka tidak memiliki batasan yang jelas dengan lawan jenis; hubungan mereka sangat ambigu; orang tersebut menggoda terus-menerus, dan segala sesuatunya suram serta tidak jelas. Apakah perwujudan ini dikendalikan oleh natur yang mesum? (Ya.) Dalam hal moralitas dan etika hubungan manusia, tren-tren jahat dunia saat ini bahkan tidak lagi mengkritik fenomena semacam ini. Orang-orang menyebutnya berkharisma, kekinian; mereka menyebutnya kebebasan seksual. Jadi, ada orang-orang yang membawa pemikiran dan sudut pandang semacam ini ke dalam gereja. Mereka meyakini, "Sebanyak apa pun lawan jenis yang kukencani, itu adalah kebebasanku. Bahkan hukum tidak mengutuk hal ini sekarang, jadi aku berhak memilih sebanyak apa lawan jenis yang kukencani, aku berhak memilih bagaimana aku menangani hasrat seksualku. Aku tidak seharusnya merugikan diriku sendiri; aku harus melampiaskan hasrat seksualku sepenuhnya." Bukankah ini argumen yang jahat? (Ya.) Sekalipunbanyak orang yang setuju atau mendukung pendapat yang dianjurkan oleh tren-tren masyarakat tersebut, tidak peduli berapa banyak orang yang menerapkannya, di rumah Tuhan, kesesatan dan kekeliruan semacam ini digolongkan sebagai hal yang "menyimpang", dan mereka yang menganut kesesatan serta kekeliruan semacam ini juga digolongkan sebagai orang yang "menyimpang". Singkatnya, mereka adalah orang yang "mesum" dan "cabul". Apakah penggolongan ini tepat? (Ya.) Setiap fungsi dan naluri tubuh manusia memerlukan tingkat pengaturan mendasar yang didasarkan pada kemanusiaan. Mengandalkan apakah pengaturan ini? Pengaturan ini mengandalkan hati nurani dan nalar yang orang miliki. Rasa integritas dan rasa malu dalam hati nurani dan nalar seharusnya mengatur kebutuhan fisiologis serta hasrat seksual seseorang dengan semestinya. Jika engkau tidak mengatur atau mengendalikannya, tetapi justru menuruti hasrat seksualmu, itu disebut cabul, itu disebut mesum. Jika engkau memiliki perwujudan seperti itu, berarti engkau menyimpang. Penyimpangan adalah hal yang negatif, sama sekali bukan hal yang positif. Ini karena penyimpangan melewati batas rasa integritas dan rasa malu yang dimiliki oleh kemanusiaan orang, melewati batas rasionalitas normal yang Tuhan tuntut terhadap manusia; penyimpangan melewati batasan kemanusiaan dan merupakan gangguan serta kerusakan terhadap kehidupan normal saudara-saudari. Oleh karena itu, penyimpangan sepenuhnya digolongkan sebagai sesuatu yang jahat, sebagai hal negatif, sama sekali bukan hal positif. Gereja, rumah Tuhan, sama sekali tidak menganjurkan kebebasan seksual. Apa yang dianjurkan oleh rumah Tuhan? (Hidup bermartabat dan sopan, serta hidup dalam kemanusiaan yang normal.) Rumah Tuhan menganjurkan cara hidup yang sepatutnya orang kudus gunakan, serta cara berperilaku yang memiliki hati nurani dan nalar. Setidaknya, dalam hal hasrat seksual dan kebutuhan fisiologis, orang haruslah memiliki rasa integritas dan rasa malu. Artinya, jika engkau ingin menikah, jika engkau ingin memiliki hubungan asmara yang normal, itu haruslah berdasarkan prinsip-prinsip pernikahan yang telah Tuhan tetapkan bagi manusia, tidak boleh ada kaitannya dengan inses, kemesuman, atau percabulan. Apakah engkau mengerti? (Ya.)
Kita baru saja mempersekutukan beberapa perwujudan menyimpang dari orang-orang yang merupakan setan. Baguskah mempersekutukan topik semacam ini untuk membantumu memperoleh kemampuan mengenalinya? (Ya.) Apa pun perwujudannya, jika itu melebihi lingkup watak rusak yang orang normal miliki atau melebihi lingkup natur dan naluri bawaan yang orang miliki, itu berarti tidak normal; itu adalah perwujudan dari setan. Di antara apa yang baru saja kita persekutukan, selain orang-orang yang pemikiran dan perilakunya sangat jahat dan tidak normal, ada jenis orang lainnya yang mungkin tidak memperlihatkan perwujudan yang jelas-jelas jahat dan tidak normal, tetapi perwujudan yang mereka perlihatkan dengan jelas adalah kemesuman dan percabulan. Memiliki perwujudan yang jelas ini juga membuktikan bahwa mereka memiliki aspek esensi para setan yang menyimpang. Lalu, dapatkah dikatakan dengan pasti bahwa orang-orang yang memiliki perwujudan yang jelas ini adalah setan? (Ya.) Mereka menuruti hasrat seksual mereka kapan saja, hati mereka dipenuhi hawa nafsu jahat, dan mereka sangat tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan hasrat seksual daging; minat mereka melebihi kebutuhan fisiologis orang normal. Artinya, berapa pun usia mereka, apa pun jenis kelamin mereka, atau apa pun status pernikahan mereka, perwujudan hasrat seksual daging mereka melebihi orang normal, dan juga melebihi kebutuhan orang normal. Ini cukup untuk menganggap bahwa perwujudan mereka di area ini tidaklah normal. Mereka dapat digolongkan dengan dua kata; mereka sangat "mesum" dan "cabul". Artinya, kebutuhan fisiologis mereka sangat tidak normal. Setiap kali melihat seorang lawan jenis yang memiliki kelebihan tertentu atau kondisi bawaan yang menarik di area tertentu, mereka bisa memiliki pemikiran yang penuh nafsu dan melampiaskan hasrat seksual mereka. Misalnya, ketika melihat seorang lawan jenis yang memiliki gigi yang cemerlang dan rapi, yang senyumnya sangat indah dan manis, atau yang memiliki rambut atau mata yang sangat indah, mereka bisa memiliki pemikiran yang penuh nafsu. Apa pun ciri dari lawan jenis yang terlihat baik atau cantik baginya, mereka bisa memiliki pemikiran yang penuh nafsu, dan mereka melampiaskan hasrat seksual sebagai cara untuk mengekspresikan rasa suka dan kagum mereka kepada orang lain. Bukankah ini menjijikkan? Ini sangat menjijikkan! Ada orang-orang jahat yang mulai memiliki pemikiran yang penuh nafsu setiap kali mereka melihat seorang lawan jenis memperlihatkan ekspresi wajah tertentu, seperti mengangkat alis sedikit saat berbicara, atau memperlihatkan lesung pipi atau tatapan yang sangat memesona ketika tersenyum. Frekuensi dan seberapa sering pemikiran penuh nafsu ini muncul dalam diri mereka sungguh luar biasa dan tak terbayangkan. Orang normal hanya menganggap hal itu mengherankan: "Jika seseorang berpenampilan menarik, meliriknya sekali atau dua kali tidak masalah, tetapi bagaimana mungkin itu menyebabkan pemikiran yang penuh nafsu dan melampiaskan hasrat seksual? Bukankah itu aneh?" Hal-hal yang menurut orang normal tidak akan memicu pemikiran yang penuh nafsu dapat menyebabkan orang jahat memiliki pemikiran yang penuh nafsu serta melampiaskan hawa nafsu, dan orang-orang normal tidak dapat memahami hal itu. Ini disebut menyimpang. Sederhananya, hal itu disebut mesum, cabul. Bahkan ada para wanita yang memiliki pemikiran yang penuh nafsu saat mereka melihat seorang pria yang berotot kekar, dengan fitur wajah yang tegas, dan perawakan yang tinggi. Atau ketika melihat seorang pria yang memiliki beberapa keterampilan, beberapa kemampuan, serta memiliki kekayaan dan status, pemikiran yang penuh nafsu terus-menerus muncul dalam diri mereka. Mereka tidak hanya mengaguminya atau menganggapnya pria yang sopan, merasa sedikit suka padanya, dan ingin menjalin hubungan asmara dengannya atau mengejar hubungan dengannya; sebaliknya, pemikiran yang penuh nafsu tentangnya selalu muncul dalam diri mereka. Katakan kepada-Ku, bukankah ini menjijikkan? Bukankah ini menyimpang? (Ya.) Sering munculnya pemikiran yang penuh nafsu itu tidak normal; itu menyimpang.
Kita akan mengakhiri persekutuan kita tentang perwujudan kemesuman dan percabulan dalam diri orang yang telah bereinkarnasi dari setan di sini. Sekarang mari kita membahas tentang "provokasi seksual". Provokasi seksual sebenarnya berkaitan baik dengan kemesuman maupun dengan percabulan; itu hanyalah cara membicarakan hal yang sama dari perspektif yang berbeda. Ini merujuk pada bagaimana ada orang-orang yang sering kali memamerkan daya pikat mereka di depan lawan jenis untuk merayu mereka dan membuat lawan jenis itu memiliki kesan yang baik tentang mereka. Misalnya, ada para wanita yang suka memakai lipstik berwarna merah terang dan sensual, merias mata mereka agar terlihat sangat memikat, dan bahkan memakai perona pipi meskipun sudah berusia cukup lanjut. Ketika memilih pakaian, mereka selalu berfokus mengenakan pakaian yang seksi, memikat, dan menarik perhatian; ketika berbicara, mereka berusaha terdengar genit atau imut dengan cara yang dapat memikat lawan jenis; dan sebagainya. Ada para pria yang sering menampilkan diri mereka sebagai pahlawan dengan lengan berotot untuk menjadi andalan para wanita. Mereka sering memamerkan otot-otot mereka di depan wanita, siap membuka baju untuk memamerkan perut mereka yang rata, menggunakan cara-cara ini untuk menarik lawan jenis. Tujuan mereka bukan hanya untuk membuat lawan jenis memiliki kesan yang baik tentang mereka atau untuk menemukan orang yang bisa diajak berkencan, melainkan juga untuk merayu lawan jenis, membuat mereka tertarik, dan kemudian menjebak mereka ke dalam hasrat seksual. Inilah tujuan mereka. Bukankah ini provokatif secara seksual? (Ya.) Ini berarti provokatif. Orang tidak percaya menyebut orang-orang semacam ini "jalang". Hal-hal macam apa yang dilakukan orang-orang "jalang" ini? Jika itu adalah wanita, dia sangat teliti bahkan tentang lipstik yang dipilihnya. Dia tidak akan menggunakan pelembab bibir biasa, dan dia juga meremehkan lipstik yang digunakan oleh orang-orang yang bermartabat dan sopan, menganggapnya tidak cukup berkelas. Dia secara khusus memilih warna-warna sensual yang membuat bibirnya terlihat sangat seksi dan memikat saat diaplikasikan, dengan tujuan untuk menggugah hati para pria, memikat mereka, dan membuat mereka benar-benar tergila-gila dan jatuh hati kepadanya. Dalam interaksinya dengan para pria, dia sering memperlihatkan perilaku yang provokatif, melepaskan hasrat seksual, semuanya dengan tujuan untuk merayu para pria tersebut. Makin banyak pria yang hadir, terutama tipe yang dia sukai, makin dia menjadi bersemangat dan aktif, dan makin dia berusaha sekuat tenaga untuk menampilkan dirinya, memamerkan kefasihannya, menggunakan kosakata yang lebih halus, memberi perhatian khusus pada ekspresi wajahnya, dan berpakaian dengan cara yang sangat genit. Inilah yang disebut provokatif. Apakah ada perbedaan antara orang yang provokatif dan orang yang mesum? Apakah mereka jenis orang yang sama? (Ya.) Mereka sama-sama tidak bermoral. Yang satu secara proaktif merayu, yang lain secara proaktif melakukan kemesuman. Keduanya merupakan perwujudan memenuhi hasrat seksual, perwujudan hasrat seksual yang meluap-luap, dan perilaku tidak bermoral, yang semuanya dikendalikan oleh esensi natur yang menyimpang. Jenis orang yang provokatif ini, baik laki-laki maupun perempuan, tanpa memandang usia atau status perkawinan, tidak mengendalikan perilaku mereka dalam situasi apa pun, dan mereka juga tidak mengekang atau mengelola hasrat seksual mereka. Sebaliknya, mereka tidak bermoral dan seenaknya, bahkan secara proaktif mendekati lawan jenis—mereka mengenakan pakaian khusus, menggunakan ekspresi wajah khusus, bahasa khusus, cara berbicara khusus, dan melakukan beberapa hal khusus untuk menarik perhatian lawan jenis, untuk memancing mereka ke dalam percakapan, membuat mereka terpancing, dan sebagainya. Oleh karena itu, orang-orang semacam ini tidak hanya mesum, tetapi juga provokatif. Kata "provokatif" memang cukup menjijikkan. Singkatnya, entah orang-orang tersebut memperlihatkan kemesuman atau provokasi, cara mereka melampiaskan hasrat seksual mereka adalah dengan cara yang cabul, natur pelampiasan hasrat seksual mereka cabul, dan esensi mereka menyimpang. Perwujudan orang-orang semacam itu, baik mesum maupun provokatif, melebihi kebutuhan fisiologis orang normal, dan mereka tidak memiliki pengekangan hati nurani dan nalar. Oleh karena itu, orang-orang semacam ini adalah sepenuhnya orang jahat. Dengan cara apa pun engkau memandangnya, mereka bukanlah orang baik, melainkan para setan. Di kelompok mana pun, kehadiran satu saja setan semacam itu akan menimbulkan gangguan. Orang-orang yang bermartabat dan sopan merasa jijik terhadap mereka, sedangkan mereka dengan tingkat pertumbuhan yang rendah, atau mereka yang sama sekali tidak mampu mengenali atau yang tidak punya pendirian—terutama mereka yang telah bereinkarnasi dari binatang—sering kali disesatkan oleh mereka dan mengalami pelecehan mereka. Ringkasnya, para setan yang memperlihatkan perwujudan jahat ini merupakan bencana bagi kelompok di mana mereka berada, tidak mendatangkan manfaat dan pertolongan bagi siapa pun, karena hasrat seksual mereka sering meluap-luap, sering kali mengganggu kehidupan sehari-hari dan pemikiran normal beberapa orang.
Katakan kepada-Ku, apakah jenis orang jahat yang mesum, cabul, dan provokatif ini mudah dikenali? (Ya.) Orang dewasa dapat mengenali mereka, dan mungkin bahkan anak-anak di bawah umur pun dapat mengenali mereka sekarang ini. Oleh karena itu, kebanyakan orang, ketika bertemu dengan mereka yang memiliki esensi jahat setan, seharusnya memiliki sedikit perasaan, mampu sedikit mengenali; mereka tidak akan sedemikian bodohnya sampai-sampai tak mampu mengenali orang-orang itu. Jadi, ketika engkau bertemu orang-orang semacam itu, apakah engkau semua tahu bagaimana cara memperlakukan mereka? Apakah engkau akan menolak mereka? Jika engkau bertemu seseorang yang tidak sesuai dengan keinginanmu, engkau mungkin akan menolaknya. Namun, jika itu adalah seseorang yang benar-benar sesuai dengan keinginanmu—kekasih impianmu, pasangan idealmu—apakah akan mudah bagimu untuk menolaknya? Engkau jelas tahu bahwa mereka adalah jenis orang seperti ini, tetapi karena penampilan mereka terlalu memikat atau kelebihan mereka terlalu menggerakkanmu, mereka mencuri hatimu dan memikatmu—dalam situasi seperti ini, menjadi sulit bagimu untuk menolak mereka. Jika engkau tidak menolak mereka, bukankah engkau berada dalam bahaya? (Ya, itu berarti jatuh ke dalam pencobaan.) Apakah itu sekadar jatuh ke dalam pencobaan? Ini berarti jatuh ke dalam pusaran hasrat seksual. Mudahkah bagi seseorang yang terperangkap dalam pusaran hasrat seksual untuk melepaskan dirinya? (Tidak mudah.) Mereka menunjukkan perhatian dan pertimbangan, kasih dan kepedulian kepadamu, ditambah lagi mereka terus-menerus menawarkan bantuan kecil kepadamu. Engkau merasa sangat hangat di dalam hatimu, berpikir, "Tidak ada orang lain di dunia ini yang memperlakukanku sebaik ini; ini Pangeran Tampanku, kekasih impianku." Engkau gagal menyadari bahwa jika mereka adalah orang yang mesum dan cabul, mereka memperlakukan orang lain dengan cara yang sama. Engkau hanyalah salah satu di antara semua teman lawan jenis mereka; bagi mereka, engkau hanyalah seseorang yang mereka lewati—hanya tempat persinggahan—dalam perjalanan panjang hidup mereka. Ketika mereka sudah cukup bersenang-senang denganmu dan engkau tidak lagi menarik bagi mereka, engkau menjadi seseorang yang mereka campakkan. Mereka mencampakkanmu dengan kejam seperti membuang pakaian atau kain lap, dan saat itulah engkau akan merasakan sakitnya. Ketika mereka memutuskan untuk mencampakkanmu, tangisanmu tidak ada gunanya, memelas kepada mereka tidak ada gunanya, bahkan berlutut di hadapan mereka pun tidak ada gunanya; ada orang-orang yang bahkan bunuh diri, tetapi itu juga tidak ada gunanya—tidak ada yang dapat menggerakkan mereka. Begitu mereka tidak lagi memiliki kebutuhan seksual terhadapmu, mereka akan berkata bahwa mereka tidak lagi ada perasaan terhadapmu, bahwa mereka tidak lagi mencintaimu, dan mereka akan mencari mangsa berikutnya untuk menggantikanmu. Saat itulah engkau mendapati bahwa orang-orang semacam itu bukanlah pasangan yang cocok untuk dinikahi, bahwa ide tentang Pangeran Tampan, belahan jiwa, atau kekasih impian hanyalah tipu daya, dan baru setelah itulah engkau menyadari bahwa hasrat seksual bukanlah cinta sejati. Terhadap siapa pun yang dikencani orang-orang yang mesum dan cabul semacam itu, mereka hanya memiliki hasrat seksual dan tidak memiliki cinta sejati. Mereka tidak pernah berniat untuk bersamamu selamanya, atau memenuhi tanggung jawab apa pun. Mereka hanya menuruti permainan hasrat seksual. Setelah mereka cukup bersenang-senang dan hasrat seksual mereka terpuaskan, mereka bahkan tidak akan mau melirikmu lagi, dan bahkan tidak akan mau repot-repot mengasihanimu. Begitu mereka menemukan kekasih baru, engkau menjadi mantan kekasih, dan yang dapat kaulakukan hanyalah menangis. Jadi, baik pria maupun wanita, ketika berkencan atau mencari pasangan, orang terkadang bertemu dengan orang-orang jahat semacam itu. Mereka mengembangkan pemikiran yang penuh nafsu terhadapmu dan merayumu agar masuk ke dalam perangkap mereka, tetapi engkau yakin bahwa mereka benar-benar mencintaimu dan memercayakan kebahagiaan hidupmu kepada orang semacam itu. Hanya setelah engkau disingkirkan dan dicampakkan, barulah kausadari bahwa engkau telah salah menilai mereka, bahwa orang ini bukanlah orang yang memiliki kemanusiaan yang mampu memenuhi tanggung jawab, melainkan orang yang mesum dan cabul. Pada saat itu, sudah terlambat untuk menyesal; ini berarti mengambil jalan memutar yang sulit dalam hal pernikahan. Bagi seseorang dengan kemanusiaan yang normal, pengalaman dipermainkan dapat menyebabkan rasa sakit seumur hidup, tetapi setan tetap acuh tak acuh seberapa banyaknya pun orang yang mereka permainkan; mereka bahkan merasa beruntung, senang, dan puas, dengan penuh semangat berharap mereka dapat menggoda dan mempermainkan lebih banyak lawan jenis. Mereka menganggap ini sebagai kebahagiaan seumur hidup, menyebutnya keterampilan dan kemampuan yang mereka miliki. Orang normal tidak sanggup menanggung beban berurusan dengan mereka. Jadi, jika engkau ingin menjalin hubungan, tetaplah buka matamu dan lihatlah segala sesuatunya dengan jelas; apa pun yang kaulakukan, jangan memilih setan. Jika engkau berkencan dengan orang normal, sekalipun engkau putus dengannya, dia tidak akan menyakitimu terlalu dalam; setidaknya, engkau dan dia dapat tetap menjadi teman biasa. Namun, jika engkau terlibat dengan seorang setan, seluruh hidupmu akan hancur di tangannya. Katakan kepada-Ku, seberapa banyak ketulusan dan kasih sayang sejati yang orang normal miliki? Seberapa banyak energi yang mereka miliki dalam hidup ini? Jika setiap kali engkau menjalin hubungan dengan seseorang, engkau berakhir dengan ditipu, sehingga engkau sangat terluka karena ditipu dan dipermainkan, maka engkau akan menjalani seluruh hidupmu di bawah bayang-bayang ini, yang akan membuat hidupmu menjadi sangat menyakitkan. Oleh karena itu, baik dalam berpacaran maupun dalam bergaul dengan lawan jenis, orang yang paling harus kauwaspadai adalah orang yang mesum dan cabul ini. Baik engkau laki-laki maupun perempuan, jika engkau tidak mampu mengetahui yang sebenarnya tentang seseorang dan tidak tahu apakah orang itu mesum dan cabul atau tidak, maka jangan dengan sembrono bergaul dengannya, untuk menghindarkan dirimu agar tidak ditipu dan merasakan penyesalan seumur hidup. Begitu konsekuensi pahit muncul, engkau sendirilah yang harus menghadapinya; tak seorang pun dapat menggantikanmu, dan tak seorang pun dapat menghibur hatimu yang terluka. Sekalipun engkau menganggap dirimu mampu mengetahui yang sebenarnya tentang seseorang, engkau mungkin tidak dapat melakukannya dengan sangat akurat. Orang tidak dapat yakin tentang siapa pun sekarang ini. Sebelum seseorang menerima keselamatan, dia hanya memiliki keinginan untuk mengejar kebenaran; dia mungkin terlihat seperti memiliki kemanusiaan yang baik, tetapi tidak pasti seperti apa dia sebenarnya jika engkau tinggal bersamanya. Siapa pun yang tidak memahami kebenaran dan belum diselamatkan tidak dapat diandalkan. Mengapa mereka tidak dapat diandalkan? Katakan kepada-Ku, hidup di dunia yang jahat ini, apakah ada orang yang, tanpa memperoleh kebenaran, mampu menolak pencobaan apa pun dan tetap teguh di tengah tren jahat apa pun? Tak seorang pun. Oleh karena itu, tidak ada orang yang dapat diandalkan. Apa artinya tidak ada orang yang dapat diandalkan? Itu berarti, bagi siapa pun, pria atau wanita, memasuki pernikahan adalah awal dari tragedi. Harus mengurus kebutuhan sehari-hari dan menghadapi berbagai hal sepele dan gangguan dalam kehidupan hari demi hari, sulit untuk mengatakan apakah kedua orang itu dapat bertahan sampai akhir, apakah mereka akan saling mendukung di sepanjang perjalanan, apakah akan ada kebahagiaan, dan apakah mereka akan memiliki kesamaan pandangan serta pengejaran yang sama. Oleh karena itu, begitu orang memasuki pernikahan dan menghadapi kehidupan nyata, penderitaan pun dimulai. Engkau lihat, ketika engkau masih lajang, semuanya mudah ditangani; engkau dapat memutuskan sendiri segala sesuatunya. Namun, ketika dua orang hidup bersama, dapatkah engkau sendiri yang mengambil semua keputusan? Apakah pasanganmu akan menyesuaikan diri denganmu. Apakah engkau akan menyesuaikan diri dengannya? Apakah dia akan memedulikanmu dan bersikap perhatian terhadapmu? Apakah engkau akan memedulikannya? Semua ini tidak diketahui. Sekalipun orang yang kautemui tidak mesum dan tidak cabul, dan engkau merasa cocok satu sama lain dan merasa dapat memasuki pernikahan, apakah dia pada akhirnya dapat memenuhi tanggung jawabnya dalam kerangka pernikahan tidak diketahui, dan apakah engkau mampu berjalan bersamanya hingga akhir dalam kerangka ini juga tidak diketahui. Engkau kurang yakin dan percaya diri bahkan pada dirimu sendiri, yang membuktikan bahwa pasanganmu juga sama—itu sudah jelas, bukan? (Ya.)
Jika dalam kehidupanmu sehari-hari, engkau bertemu dengan jenis orang yang mesum, provokatif, dan cabul seperti ini, dan mereka mencoba mendekatimu, engkau harus tahu apa tujuan mereka melakukannya. Jika engkau tidak menolak mereka, atau jika engkau membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan karena sifatmu yang penakut, naif, bodoh, dan tidak mengerti, atau kurangnya pengetahuan berdasarkan pengalaman, sehingga menyebabkan munculnya konsekuensi yang merugikan, maka pada akhirnya, engkaulah orang yang akan menanggung konsekuensinya. Orang-orang yang mesum dan cabul—para setan ini—tidak pernah merasa bersalah atau menyesal karena melampiaskan hasrat seksual atau melakukan hal-hal yang tidak bermoral. Mereka merasa itu tidak penting; mereka pikir mereka sedang mengambil keuntungan, dan begitulah seharusnya orang dalam kehidupan ini. Namun, jika engkau adalah orang normal, hati nurani dan nalar dalam kemanusiaanmu sama sekali tidak akan mampu menanggung pukulan, siksaan, dan sakit hati yang menyedihkan seperti itu. Oleh karena itu, jika engkau bertemu dengan orang-orang yang mesum dan cabul seperti itu, engkau harus berhati-hati. Engkau harus berdoa kepada Tuhan, memohon agar Dia melindungimu sehingga engkau tidak akan jatuh ke dalam pencobaan. Terutama jika orang lain itu memiliki banyak tipu daya, merupakan pemain kawakan, dan juga adalah kekasih impianmu, orang yang kauimpikan untuk dikejar, maka engkau dapat dengan sangat mudahnya jatuh ke dalam pencobaan dan dapat dengan sangat mudahnya berakhir dalam situasi yang tidak dapat diperbaiki, dan pada akhirnya mengalami akibat buruk yang tidak diinginkan siapa pun. Pada saat itu, hati, pikiran, dan dagingmu semuanya akan mengalami kehancuran tertentu. Setelah itu, ketika engkau datang untuk melaksanakan tugasmu dan datang ke hadapan Tuhan untuk mengikuti-Nya, banyak hal akan berbeda—semuanya tidak akan pernah seperti semula dan tidak akan pernah bisa kembali seperti sebelumnya. Begitu seseorang telah melalui beberapa pengalaman yang tidak normal atau menyiksa yang berkaitan dengan hasrat seksual, itu meninggalkan beberapa jejak yang mengerikan di hati mereka, yang tidak akan dengan mudah dilupakan oleh orang normal mana pun di sepanjang hidup mereka. Meskipun, seiring berjalannya waktu sedikit demi sedikit, kenangan dan rasa sakit ini mungkin akan berangsur-angsur memudar, jika kejadian-kejadian ini menyebabkanmu mengalami sakit hati dan kehancuran, maka itu akan selamanya menjadi mimpi buruk yang membekas di hatimu. Dalam hidup ini, engkau tidak akan pernah bisa kembali ke kehidupanmu yang sebelumnya; dunia batinmu tidak akan lagi semurni dan sesederhana sebelumnya, dan akan mustahil bagimu untuk memperoleh kembali keadaanmu yang sebelumnya. Pada saat ini, ketika engkau datang untuk melaksanakan tugasmu, engkau akan memiliki beban tambahan di hatimu yang ingin kausingkirkan tetapi tak mampu kausingkirkan. Apakah beban tersebut? Beban itu adalah berbagai kenangan tentang pengalaman disakiti. Memikirkan kenangan-kenangan ini akan membuatmu merasa mual, dan itu juga akan sering mengganggu hati dan emosimu. Dengan demikian, dunia batinmu tidak akan lagi semurni dan sesederhana seperti sebelumnya; emosimu sekarang akan mengandung banyak hal yang seharusnya tidak ada dalam kemanusiaan yang normal. Hingga taraf tertentu, hal ini akan mengganggu kehidupanmu, pelaksanaan tugasmu, dan juga mengganggu kepercayaanmu kepada Tuhan serta pengejaranmu akan kebenaran. Ini disebut beban. Oleh karena itu, tanpa memandang usia, begitu seseorang jatuh ke dalam pencobaan berupa terlibat asmara dengan seorang setan, secara alami dia telah terjerumus ke dalam keputusasaan yang tak terlukiskan. Bagi orang normal, ini bukanlah fenomena yang baik.
Dalam kehidupan nyata, orang sering bertemu dengan orang-orang yang mesum dan cabul. Setelah kita mempersekutukan firman ini pada hari ini, karena engkau semua telah mampu mengenali jenis orang ini dan tahu bahwa mereka bukanlah orang normal melainkan para setan, ketika mereka mencoba merayumu, engkau dapat menolak mereka dengan tegas. Jangan menolak mereka secara tersirat dan dengan bijaksana, atau merasa terlalu malu untuk menolak mereka, atau bahkan takut kepada orang-orang semacam itu. Tentu saja, jika engkau tidak peduli apakah mereka setan atau bukan, dan engkau berkata, "Aku sudah berusia tiga puluhan atau empat puluhan dan belum pernah menikah; jika seseorang benar-benar memiliki kebutuhan semacam ini terhadapku, aku akan dengan senang hati menerimanya," maka, karena engkau tidak peduli akan konsekuensi apa yang mungkin timbul, juga tidak peduli mengenai luka psikologis, Aku tidak akan mengatakan apa-apa lagi. Tujuan-Ku mengatakan ini adalah untuk memberi tahu orang-orang bodoh, yang tidak memiliki kewaspadaan atau tindakan pencegahan terhadap godaan dari lawan jenis, agar mengetahui sikap benar seperti apa yang harus mereka ambil ketika pencobaan menimpa mereka. Jika engkau tidak peduli bahwa seseorang itu mesum dan cabul, tidak peduli bahwa mereka adalah setan, dan merasa sangat terhormat hanya karena mereka menyukaimu—sebagaimana pepatah orang tidak percaya: "Pria menyerahkan nyawanya untuk orang yang memahaminya, sementara wanita berdandan untuk orang yang mengaguminya"—dan engkau berpikir, "Sebagai seorang wanita, jika seseorang benar-benar menyukaiku, itu menunjukkan bahwa penampilanku dapat diterima, jadi aku seharusnya merasa sangat terhormat. Jadi, biarkan dia datang kepadaku dengan berani; kemudian aku akan menyambutnya, dan akan menerimanya dengan tangan terbuka"—bagaimana sikap seperti ini? Katakan kepada-Ku, apakah pepatah, "Wanita berdandan untuk orang yang mengaguminya", menghormati wanita? (Tidak.) Pria harus mengorbankan nyawanya untuk mereka yang memahaminya, dan wanita harus berdandan untuk orang yang mengaguminya—apakah pepatah ini benar? (Tidak.) Mengapa wanita begitu hina? Pria juga hina. Jadi pria harus mengorbankan nyawa mereka untuk orang lain. Siapa pun yang menjadi orang kepercayaanmu, dia adalah tuanmu, yang untuknya engkau harus mengorbankan nyawamu—mengapa nyawamu begitu tidak berharga? Mungkinkah karena nyawamu milik orang lain dan bukan milikmu sendiri? Tuhan sangat menghargai nyawa manusia, karena nyawa ini, napas ini, diberikan oleh Tuhan; itu adalah syarat dasar bagi daging yang diciptakan untuk dapat bergerak dan menjadi makhluk hidup. Jika engkau tidak menghargai nyawamu, tetapi menyerahkannya begitu saja kepada orang lain dan mengorbankannya untuk mereka, hal ini menunjukkan apa? Bukankah itu menunjukkan bahwa engkau hina? (Ya.) Itu menunjukkan bahwa nyawamu sama sekali tidak berharga. Engkau tidak menghargai nyawamu, engkau tidak menggunakan hidupmu untuk melakukan hal-hal yang paling bermakna dan berharga, tetapi bisa mati dengan begitu saja untuk siapa pun yang memahami dirimu. Ini menunjukkan bahwa nyawamu itu terlalu murah; itu hanyalah nyawa yang busuk, yang tidak berharga seperti nyawa seekor anjing, kucing, atau ayam. Jadi, apakah pepatah, "Pria menyerahkan nyawanya untuk orang yang memahaminya", benar? (Tidak.) Pepatah ini merendahkan orang, tidak menghormati orang; itu adalah pepatah yang tidak menghargai nyawa. Siap mati untuk orang lain—apakah nyawa manusia datang dengan mudah? Nyawa tidak datang dengan mudah; orang tidak bisa begitu saja siap untuk mati. Oleh karena itu, pepatah, "Pria menyerahkan nyawanya untuk orang yang memahaminya", tidak benar dan tidak boleh dipertahankan. Lalu apakah pepatah, "Wanita berdandan untuk orang yang mengaguminya", benar? (Itu juga tidak benar.) Dalam hal apa itu salah? Pernahkah engkau semua benar-benar menyukai pepatah ini, benar-benar menyetujuinya, bahkan menganggapnya sebagai kebenaran, sebagai semboyan? Pernahkah ada seseorang yang mengagumimu? Jika orang yang mengagumimu adalah orang yang kausukai, apakah engkau merasa terhormat? (Tidak terlalu merasa terhormat, mungkin merasa bahagia di dalam hati.) Berarti itu tidak jauh dari merasa terhormat. Apakah kebahagiaan seperti ini baik? (Tidak.) Mengapa tidak baik? (Bagi seorang wanita untuk berdandan demi penghargaan dan kesukaan seorang pria, hidup hanya demi pria, mencurahkan seluruh pemikirannya untuk hal ini—kurasa hidup dengan cara seperti ini cukup hina.) Apakah ada pandangan yang berbeda? Pepatah "Wanita berdandan untuk orang yang mengaguminya" itu sendiri menempatkan wanita pada posisi yang tidak setara dengan pria. Pepatah ini mengharuskan wanita untuk berdandan demi menyenangkan pria, untuk hidup demi kebahagiaan pria, dan merasa terhormat setiap kali seseorang menyukai dan mengagumi mereka. Ini berarti tidak setara; ini sendiri benar-benar mencerminkan status wanita yang rendah. Maksud sebenarnya dari pepatah "Wanita berdandan untuk orang yang mengaguminya" adalah bahwa entah wanita disukai orang lain karena kecantikannya, atau menarik perhatian pria karena tahu cara berdandan agar enak dipandang, dia seharusnya merasa bahagia dan terhormat karenanya. Hal ini sendiri merupakan bentuk penghinaan terhadap wanita. Pepatah ini memberi tahu wanita bahwa nilai keberadaan mereka, sumber kebahagiaan mereka, adalah jika ada seseorang yang menyukai mereka, dan jika tidak ada, mereka harus merasa tidak beruntung dan sedih, serta harus merenungkan mengapa tak ada seorang pun yang menyukai mereka, dan apakah, sebagai wanita, mereka sedang menjalani kehidupan yang tidak berharga dan gagal. Jadi, bukankah pepatah "Wanita berdandan untuk orang yang mengaguminya" merupakan bentuk penghinaan terhadap wanita? (Ya.) Dalam ungkapan "Wanita berdandan untuk orang yang mengaguminya", bukankah orang yang mengagumi biasanya merujuk pada pria? Pepatah ini sendiri menempatkan pria pada posisi tuan, di atas wanita. Itu berarti, seorang wanita seharusnya merasa terhormat karena seorang pria—seorang tuan—menyukai dan menghargai dirinya. Jika seorang seorang pria—seorang tuan—tidak menyukainya, berarti ada yang salah dengan dirinya, dia tidak dicintai, dia adalah orang yang gagal dalam kehidupan, dan dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi seorang wanita. Engkau lihat, ini tanpa terasa mengangkat status pria, memungkinkan mereka untuk menginjak-injak wanita dan merendahkan mereka. Di sinilah letak kesalahan dalam pepatah "Wanita berdandan untuk orang yang mengaguminya". Selain itu, apakah pria menyukai wanita hanya karena penampilan dan perhiasannya? Atau apakah mereka menyukai wanita hanya karena mereka melihat wanita itu lembut, berbudi luhur, bermartabat, dan anggun? Apakah pria menyukai wanita hanya untuk menyenangkan mata mereka? (Tidak, itu adalah untuk memuaskan hasrat seksual daging.) Lalu apa tujuan wanita berusaha menyenangkan pria dan membuat mereka bahagia? (Itu pun untuk memuaskan hasrat seksual daging.) Itu berarti, baik pria maupun wanita memiliki kebutuhan terhadap satu sama lain, dan yang paling mendasar dari kebutuhan ini adalah memuaskan hasrat seksual daging. Kebutuhan pria terhadap wanita bukan hanya tentang menyukai penampilannya, tetapi, berdasarkan hal itu, untuk mendapatkannya secara fisik—dengan kata lain, mendapatkan tubuhnya untuk memuaskan hasrat seksualnya sendiri. Oleh karena itu, tujuan di balik pepatah "Wanita berdandan untuk orang yang mengaguminya" sebenarnya adalah untuk memuaskan hasrat seksual pria. Itu mengharuskan wanita untuk tidak hanya membuat penampilan dan perhiasan mereka menyenangkan bagi pria, tetapi juga untuk memuaskan hasrat seksual pria. Bukankah itu cara hidup yang sangat hina? Jika wanita masih menganggap pepatah ini benar, bahwa itu adalah sesuatu yang harus mereka capai dan patuhi, berarti wanita sedang merendahkan dirinya sendiri. Pria memiliki kebutuhan seksual terhadap wanita dan ingin mempermainkan tubuh mereka; jika wanita, bukannya menganggap ini hina dan patut dibenci, malah tetap berdandan untuk orang yang mengagumi mereka, merasa bahwa itu adalah kehormatan terbesar dalam hidup mereka, kehormatan tertinggi, bukankah itu berarti mereka sedang merendahkan diri mereka sendiri? (Ya.) Ini sepenuhnya merampas hak-hak wanita. Itu tidak hanya merampas hak wanita untuk hidup, merampas martabat mereka, dan hak asasi mereka, tetapi juga membuat mereka menganggap bahwa itu adalah kehormatan terbesar. Bukankah ini kejam? Ini benar-benar kejam! Selain sama sekali tidak memiliki otonomi dan hak asasi manusia, kebahagiaan, kegembiraan, dan kesenangan wanita hanya dapat dicapai di atas dasar menyenangkan pria dan memuaskan mereka sepenuhnya. Perlakuan tidak manusiawi macam apa pun yang wanita alami, mereka dituntut untuk tetap bangga akan hal itu. Bukankah ini menyiksa dan merusak wanita? Baik wanita modern maupun wanita zaman dahulu, mereka semua menganggap pepatah "Wanita berdandan untuk orang yang mengaguminya" sebagai semboyan mereka, sebagai tujuan hidup mereka. Bukankah ini sama sekali salah? Bukankah ini tipu daya Iblis untuk menyiksa dan menyesatkan manusia? (Ya.) Jika engkau seorang wanita, dan seorang pria menyukaimu, hatinya dipenuhi dengan nafsu jahat terhadapmu, apakah engkau akan merasa jijik atau merasa sangat terhormat jika engkau mengetahuinya? (Jijik.) Ketika dia memikirkanmu, dia hanya memikirkan tubuhmu, dan penampilanmu, sembari juga melampiaskan hasrat seksualnya sendiri. Makin dia merasa senang kepadamu, makin dia dipenuhi dengan hasrat seksual terhadapmu; apa yang muncul dalam dirinya ketika berhubungan denganmu adalah pikiran yang sepenuhnya penuh hawa nafsu. Dia bahkan mencoba segala cara untuk menguasaimu sehingga dia dapat menikmati tubuhmu, memuaskan hasrat seksualnya sepenuhnya, dan melampiaskan hasrat seksualnya. Jika engkau tahu dia memiliki niat seperti itu terhadapmu, apakah engkau masih menganggap pepatah "Wanita berdandan untuk orang yang mengaguminya" itu benar? Apakah engkau masih merasa terhormat ketika disukai dan dihargai oleh seseorang? (Tidak.) Jika engkau adalah seorang wanita yang memiliki rasa integritas, rasa malu, dan harga diri, engkau seharusnya merasa jijik dengan pepatah ini, dan membenci serta menolak disukai oleh orang-orang semacam itu. Hanya dengan menjalani hidupmu seperti ini, barulah engkau memiliki martabat. Orang yang benar-benar menikmati dan menghargaimu melakukannya karena karakter dalam kemanusiaanmu, karena pengejaranmu, karena engkau memahami kebenaran, dan mereka juga ingin mendapatkan darimu sesuatu yang mendidik kerohanian mereka dan menerima bantuan darimu—bukan karena mereka ingin menghargai tubuhmu untuk memenuhi dan memuaskan hasrat seksual mereka. Jika seseorang menghargaimu tanpa memandang karaktermu atau apakah engkau mengejar kebenaran atau tidak, dan hanya karena penampilan dan bentuk tubuhmu menyenangkan matanya dan dapat sepenuhnya memuaskan hasrat seksualnya, tetapi engkau tidak merasa jijik atau benci terhadap hal itu, sebaliknya merasa bahwa dia menyukaimu—terutama, karena dia telah melakukan pendekatan fisik terhadapmu, engkau bahkan lebih merasa bahwa dia menyukaimu—dan engkau bahkan merasa terhormat karenanya, berarti engkau sedang merendahkan dirimu sendiri. Jika, siapa pun yang memiliki rencana jahat atau niat jahat terhadap tubuhmu, engkau tidak peduli, dan selama mereka menyukaimu, engkau menganggapnya sebagai kehormatan khusus terhadapmu dan merasa terhormat karenanya, berarti engkau bukanlah orang yang berintegritas dan bermartabat, dan engkau juga bukan wanita yang baik. Jika seseorang memiliki kebutuhan seksual terhadapmu dan engkau merasa telah menemukan seseorang yang memahamimu, serta menemukan kesempatan untuk melampiaskan hasrat seksualmu, dan engkau berdua menjalin hubungan karena dibutuhkan dua orang untuk saling memuaskan hasrat seksual, serta engkau dan dia sama-sama tidak bermoral, berarti engkau adalah orang yang tidak berintegritas dan tidak bermartabat, tidak layak disukai; engkau dan dia sama-sama jenis orang yang mesum dan cabul. Jika engkau benar-benar wanita yang bermartabat, engkau seharusnya merasa benci, jijik, dan muak karena disukai oleh orang yang mesum dan cabul seperti itu. Tentu saja, jika alasan seseorang menyukaimu benar-benar karena kemanusiaanmu, pengejaranmu, atau karena engkau memiliki kelebihan tertentu, itu juga bukan hal yang layak untuk membuatmu merasa terhormat. Tujuan orang mengatakan "Wanita berdandan untuk orang yang mengaguminya" jelas tidak sesederhana seorang pria menghargai seorang wanita. Itu benar-benar menempatkan pria di posisi di mana mereka lebih tinggi daripada wanita. Lebih tepatnya, pepatah ini muncul dengan dasar pemikiran bahwa pria lebih unggul dan wanita lebih rendah. Selain itu, kenyataannya adalah bahwa wanita adalah kelompok yang rentan di bawah sistem sosial apa pun, dipandang sebagai pelengkap dan mainan para pria. Oleh karena itu, pepatah "Wanita berdandan untuk orang yang mengaguminya" benar-benar memalukan bagi semua wanita. Jika wanita sangat menyetujui pepatah ini, itu adalah duka bagi para wanita, dan orang seharusnya merasa betapa hinanya semua wanita yang menyetujui papatah ini. Dengan demikian, bolehkah pria menyetujui sudut pandang "Wanita berdandan untuk orang yang mengaguminya"? (Tidak boleh.) Jika seorang pria melihat seorang wanita berdandan untuk orang yang mengaguminya, bukankah dia merasa wanita semacam itu hidup dengan cara yang sangat hina, dan bukankah dia juga akan memandang rendah wanita semacam itu? (Ya.)
Sekarang, mengertikah engkau apakah pepatah "Wanita berdandan untuk orang yang mengaguminya" itu benar atau salah? (Itu salah.) Pepatah ini bukanlah hal yang positif, juga bukan pemikiran atau sudut pandang yang benar. Lihatlah dalam Alkitab dan dalam firman yang Tuhan ungkapkan—adakah kalimat yang mengatakan bahwa wanita harus berdandan untuk orang yang mengagumi mereka? Adakah kalimat yang membagi status pria dan wanita ke dalam tingkatan, yang mengatakan bahwa pria lebih tinggi daripada wanita? Tidak ada. Hal yang tercatat dalam kitab Kejadian di Alkitab adalah bahwa wanita adalah tulang dari tulang pria dan daging dari dagingnya. Pria dan wanita sama-sama adalah manusia yang diciptakan oleh Tuhan; mereka setara di hadapan Tuhan, tanpa pembagian tingkatan, tidak ada perbedaan antara yang lebih unggul dan yang lebih rendah. Membagi orang menjadi yang lebih unggul dan yang lebih rendah serta membedakan tingkat status adalah sesuatu yang Iblis lakukan; itu adalah bukti nyata penindasan dan penganiayaan Iblis terhadap wanita. Sejak awal mula Tuhan menciptakan manusia, pria dan wanita itu setara di mata Tuhan. Keduanya adalah makhluk ciptaan dan objek penyelamatan Tuhan. Tuhan tidak pernah mengatakan bahwa pria lebih unggul dan wanita lebih rendah, dan Dia juga tidak pernah mengatakan bahwa pria harus menjadi kepala dari wanita atau tuan mereka, bahwa pria harus lebih tinggi daripada perempuan, bahwa pria harus lebih diutamakan daripada wanita dalam pekerjaan apa pun, atau bahwa pria memiliki pendapat mereka sendiri dan menjadi andalan sementara wanita harus lebih mendengarkan pria. Tuhan tidak pernah mengatakan hal-hal semacam itu. Hanya karena perusakan yang Iblis lakukan, maka muncullah pepatah tentang pria yang lebih unggul dan wanita yang lebih rendah di tengah masyarakat, dan tren ini kemudian terbentuk di seluruh masyarakat dan di antara semua manusia, terus-menerus menekan wanita di bawah otoritas pria. Karena kurangnya pemahaman akan kebenaran, setelah wanita dipengaruhi dan disesatkan oleh segala macam tren jahat Iblis, mereka merasa bahwa mereka adalah makhluk yang sekunder dibandingkan pria atau berstatus lebih rendah daripada pria. Itulah sebabnya, hingga saat ini, banyak wanita masih percaya bahwa pepatah "Wanita berdandan untuk orang yang mengaguminya" adalah benar. Ini adalah hal yang sangat menyedihkan. Jika orang tidak memahami kebenaran, mereka tetap disesatkan dan dikendalikan oleh berbagai pemikiran dan sudut pandang Iblis dalam banyak hal spesifik. Bahkan hal kecil seperti ini sangat ilustratif, bukan? (Ya.) Apa alasan wanita dengan sukarela merendahkan dirinya sendiri? Itu karena lingkungan masyarakat secara keseluruhan membuat wanita tidak dapat memiliki status yang setara dengan pria, jadi wanita harus mengalah kepada pria serta menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi mereka, dan juga harus melakukan banyak pengorbanan serta membayar harga yang besar untuk memuaskan pria. Ini disebabkan oleh masyarakat, oleh berbagai tren jahat yang dipimpin Iblis. Jadi sekarang, setelah memahami kebenaran dalam hal ini, bukankah ada kesimpulan yang pasti mengenai pepatah, "Wanita berdandan untuk orang yang mengaguminya"? (Ya.) Pepatah ini keliru dan tidak sesuai dengan kebenaran, bukan? (Ya.) Setelah mendengar situasi yang sebenarnya, bukankah wanita merasa bahwa mereka telah menjalani kehidupan yang sangat dirugikan dan terkekang selama ini? Lalu, apakah wanita masih harus berdandan untuk orang yang mengagumi mereka? (Tidak.) Sebagai anggota umat manusia yang diciptakan, wanita berbeda dari pria hanya dalam jenis kelamin dan fisiologi; dalam aspek lainnya, tidak ada perbedaan sama sekali. Di mata Tuhan, pria dan wanita tidak memiliki perbedaan status apa pun. Tuhan tidak pernah, dalam keadaan apa pun, mengajukan tuntutan terhadap wanita yang berbeda dari tuntutan-Nya terhadap pria. Dalam aspek-aspek seperti jumlah orang yang dipilih Tuhan, harapan untuk diselamatkan, kesempatan mereka untuk melaksanakan tugas, tugas yang dapat mereka laksanakan, dan pekerjaan yang dapat mereka lakukan, wanita pada dasarnya setara dengan pria; wanita tidak lebih rendah daripada pria. Inilah situasi yang sebenarnya.
Sebelumnya kita telah membahas tentang perwujudan kemesuman, percabulan, dan sifat provokatif dari orang-orang jahat yang memiliki esensi natur setan, dan juga tentang cara memperlakukan orang-orang jahat jika bertemu dengan mereka saat hendak menjalin hubungan asmara atau mencari pasangan. Apakah engkau semua berharap bertemu dengan orang semacam itu untuk mengalami petualangan asmara, agar pernah mengalami kebebasan seksual, dan agar pernah menuruti hawa nafsumu? (Tidak.) Lalu apakah engkau semua berharap bertemu dengan kekasih impianmu, belahan jiwamu, atau pasangan idamanmu? (Tidak.) Entah engkau mengharapkannya atau tidak, itu tidak penting. Yang terpenting adalah engkau harus mampu mengenali orang-orang mesum, cabul, dan provokatif yang esensi naturnya jahat, dan engkau harus menjauhi mereka. Dalam istilah orang tidak percaya, kebanyakan dari orang-orang ini adalah pemain kawakan, orang-orang yang menawan dan romantis. Kebanyakan orang dewasa seharusnya dapat mengenali jenis orang ini ketika bertemu dengan mereka; mungkin setelah beberapa kali berinteraksi, kebanyakan orang dewasa akan tahu bahwa mereka termasuk jenis orang seperti ini. Jenis orang ini tidak pandang bulu saat menggoda orang; berapa pun usiamu, selama engkau cukup elok, mereka mungkin akan menggodamu, menyebabkanmu jatuh ke dalam perangkap mereka tanpa sedikit pun menyadari apa yang sedang terjadi. Mereka selalu berbicara dengan lembut dan ramah kepadamu, dan bersikap penuh perhatian, peduli, dan pengertian terhadapmu. Mereka mencari kesempatan untuk menatapmu, menyajikan teh atau air kepadamu, dan terkadang bahkan membelikanmu hadiah kecil, cokelat, dan sebagainya. Saat engkau benar-benar lengah, mereka menerobos pertahananmu dan memasuki hatimu. Tanpa disadari, engkau hanya perlu memikirkan mereka dan perasaan tergelitik pun muncul di perutmu; jika tidak bertemu dengan mereka selama beberapa hari, engkau merasa ada yang kurang, berpikir, "Tak seorang pun di sekitarku yang peduli kepadaku seperti orang itu. Sepertinya aku telah jatuh cinta kepadanya. Apakah dia juga jatuh cinta kepadaku?" Keadaan macam apa ini? (Jatuh ke dalam pencobaan.) Beberapa pemain kawakan mahir dalam menjerat orang lain dengan cara melepaskanmu; setelah menunjukkan perhatian kepadamu selama beberapa waktu dan membangkitkan seleramu, mereka kemudian mengabaikanmu, membuatmu jatuh ke dalam perangkap. Ketika engkau menyadari bahwa engkau telah jatuh cinta kepada mereka dan tidak dapat hidup tanpa mereka, engkau telah jatuh ke dalam jerat cinta, dan engkau telah terpikat. Setelah terpikat, engkau sepenuhnya terperangkap oleh mereka. Jatuh ke dalam jerat cinta apakah orang-orang ini? Bukan ke dalam kasih sayang kekeluargaan, persahabatan, atau perhatian dan kasih di antara manusia, melainkan jerat hasrat seksual. Begitu engkau jatuh ke dalam jerat nafsu seksual, engkau dapat dengan mudah kehilangan kendali. Lebih dari sembilan puluh lima persen orang, khususnya kaum muda, tidak dapat mengatasinya dan tidak dapat melepaskan diri dari perangkap semacam itu. Lalu, apa yang harus dilakukan? Karena engkau tahu bahwa sangat sulit untuk melepaskan diri dari perangkap semacam itu, jangan biarkan dirimu terjerumus ke dalamnya. Berusahalah sebaik mungkin untuk menjauhi orang, hal-hal, atau lingkungan yang dapat menjerumuskanmu ke dalam perangkap. Jauhkan dirimu selama jangka waktu tertentu, dan berdoalah kepada Tuhan serta bacalah firman Tuhan. Lambat laun, kebutuhan seksualmu akan memudar dan menghilang, perangkap itu tidak akan lagi menahanmu, dan engkau pada dasarnya telah mengatasi pencobaan ini. Namun, tidak diketahui bagaimana engkau akan menghadapi lagi pencobaan dan perangkap semacam itu, apakah engkau akan mampu mengatasinya atau tidak. Satu-satunya cara adalah dengan sering datang ke hadapan Tuhan untuk berdoa dan mencari kebenaran, serta menjauhi berbagai pencobaan. Tentu saja, memperlengkapi diri dengan kebenaran dan memahami kebenaran adalah hal yang paling mendasar. Namun, memperlengkapi diri dengan kebenaran tidaklah mudah; hal itu mengharuskanmu untuk menjalani beberapa pengalaman, dan tingkat pertumbuhanmu tidak bertumbuh secepat itu, sehingga pertahananmu dalam berbagai aspek juga tidak dapat terbangun secepat itu. Lalu, apa yang harus dilakukan? Engkau harus sering hidup di hadapan Tuhan, memperoleh bimbingan firman Tuhan, pekerjaan Roh Kudus, dan perlindungan Tuhan. Dengan melakukan semua hal ini, ditambah tekad pribadimu, engkau akan memiliki langkah-langkah pertahanan saat menghadapi pencobaan semacam itu. Selain itu, ketika engkau mengetahui natur dari masalah itu dan akibat yang akan ditimbulkannya, engkau akan secara sadar menghindari lingkungan seperti itu, yang akan membuktikan bahwa engkau memiliki tekad untuk menolak pencobaan semacam itu. Karena sikap dan keinginan subjektifmu tersebut, Tuhan kemudian akan membantumu melepaskan diri dari pencobaan tersebut. Jika engkau mengalami lingkungan seperti itu dan merasakan kemuakan dan kebencian di dalam hatimu, tetapi tidak tahu bagaimana cara menolaknya, berdoalah kepada Tuhan, mohonlah agar Dia melindungimu dan menyingkirkan lingkungan seperti itu darimu. Ketika engkau memiliki permohonan dan keinginan semacam itu, mungkin, karena kebutuhan pekerjaan gereja, orang yang membuatmu mengalami pencobaan berbahaya tersebut akan dipindahkan, sehingga membuatnya merasa tidak nyaman untuk menghubungimu lagi, dan engkau tidak akan bertemu lagi dengannya. Ini adalah pertolongan Tuhan bagimu; ini adalah perlindungan Tuhan. Karena Tuhan melihat keinginan, sikap, kemauan, dan tekad pribadimu, Dia akan secara proaktif dan menyeluruh membantumu memenuhi keinginanmu, sehingga sebagai hasilnya engkau pun terlindungi. Ketika orang ini pergi dan tidak lagi mengganggumu, engkau mungkin merasa sedikit hampa di dalam hatimu, merasa sedikit menyayangkan kepergiannya, dan bahkan berkhayal, "Seandainya dia masih berada di sini, apakah kami akan akur?" Terkadang pemikiran seperti itu mungkin muncul, tetapi dengan perlindungan Tuhan, engkau akhirnya dijauhkan dari pencobaan. Tanpa disadari, masalah ini perlahan memudar di hatimu, perlahan-lahan surut darimu, dan seiring berjalannya waktu, engkau mendapatkan kembali kedamaianmu, kembali ke keadaan kehidupan dan mentalitas normalmu yang sebelumnya. Pada saat ini, masalah tersebut telah berakhir. Masalah itu tidak menimbulkan ancaman atau gangguan apa pun terhadapmu, tetapi sebaliknya telah menjadi bukti dan kesaksian yang kuat bahwa engkau telah menang atas Iblis, bahwa engkau telah menjauhi dan menolak setan tersebut. Bukankah ini sangat baik? (Ya.) Ketika pencobaan ini hampir menjadi ancaman bagimu, pada saat yang berbahaya itu, karena sikap dan kerja samamu, Tuhan melindungimu. Tuhan menyiapkan lingkungan yang cocok bagimu, yang memungkinkanmu untuk tetap teguh. Ini mendorong bertumbuhnya tingkat pertumbuhanmu; ini akan meningkatkan imanmu, meningkatkan tekad dan keinginanmu untuk menerapkan kebenaran, memberimu motivasi, dan memungkinkan tingkat pertumbuhanmu untuk bertumbuh. Jika, ketika pencobaan ini menimpamu, engkau tidak bersedia menolak atau menghindarinya, tidak bersedia menerapkan kebenaran, hanya membiarkannya berkembang dengan bebas, dan engkau bersedia menerima pencobaan ini, bahkan rela menerima gangguan serta jeratan setan ini, dan engkau makin menikmati keadaan tersebut, makin bersedia hidup dalam lingkungan seperti itu, dan engkau tidak secara aktif berdoa kepada Tuhan untuk memohon agar Dia menyingkirkan lingkungan tersebut—karena melihat bahwa sikapmu terhadap masalah ini adalah seperti ini, Tuhan tidak akan memaksamu. Dalam tindakan-Nya, Tuhan tidak pernah memaksa siapa pun. Karena engkau sangat menyukai orang ini, karena engkau merasa dia dapat memberimu kebahagiaan dan kegembiraan yang begitu besar, memberimu kesenangan, Tuhan tidak akan merampas kegembiraan dan kebahagiaan tersebut darimu, dan Tuhan juga tidak akan menyingkirkan orang ini. Mengenai konsekuensinya, engkau sendiri yang harus menanggungnya. Yang akan terjadi adalah bahwa engkau akan berangsur-angsur jatuh ke dalam pencobaan dan jerat hawa nafsu setan, jerat orang yang jahat, mesum dan cabul, dan pada akhirnya kehilangan teguran dari hati nuranimu dan hadirat Tuhan. Setelah menikmati kebahagiaan dan kegembiraan dengan menuruti hasrat seksual daging, engkau tidak merasa malu dan tidak mampu melepaskan diri dari pencobaan tersebut—inilah yang disebut menyerahkan dirimu pada kebejatan. Engkau merasa bahwa engkau adalah orang yang paling bahagia, engkau sangat menikmati kebahagiaan dan kegembiraan ini, merasa beruntung memiliki kebahagiaan dan kegembiraan seperti ini, dan sangat puas terjebak dalam jerat cinta tersebut. Lalu, apa yang masih bisa Tuhan lakukan atau katakan? Tuhan tidak akan memberimu petunjuk apa pun, tidak akan memperingatkanmu tentang apa pun, dan tidak akan melakukan apa pun. Teruskan saja dan nikmatilah itu. Konsekuensi akhir bagi mereka yang terjebak dalam jerat hasrat seksual dapat diprediksi. Tak seorang pun yang jatuh ke dalam jerat cinta pada akhirnya merasa bahagia atau gembira; sebaliknya, hasilnya hanyalah menyakitkan dan tragis. Engkau sendiri yang harus menanggung konsekuensi seperti itu, dan engkau layak menanggungnya. Apakah Tuhan bertindak berdasarkan prinsip? (Ya.) Tuhan menghormati pilihanmu. Jangan berpikir, "Tuhan akan mengawasiku dan mengendalikanku; Dia tidak akan membiarkanku berkencan, atau membiarkanku memuaskan kebutuhan seksualku." Engkau keliru; Tuhan tidak mencampurimu. Yang ingin Tuhan lakukan adalah melindungimu agar tidak jatuh ke dalam pencobaan, agar tidak disesatkan oleh orang jahat, agar tidak dihancurkan dan disakiti dengan parah oleh Iblis. Namun, jika engkau memilih untuk mengikuti Iblis, Tuhan menganggap hal itu adalah kebebasan dan pilihanmu; selama engkau bersedia, selama engkau tidak menyesalinya, Tuhan tidak akan memaksamu; engkau sendiri yang akan menuai apa yang kautabur, dan ketika saatnya tiba dan engkau menangis dengan sedih, jangan mengeluh bahwa Tuhan tidak mengingatkanmu, dan jangan mengeluh bahwa Tuhan tidak melindungimu. Tuhan ingin melindungimu, Tuhan ingin engkau menjauh dari pencobaan, tetapi engkau menolaknya. Jika Tuhan menjauhkan orang yang kausukai, orang yang telah menjeratmu ke dalam jerat cinta, engkau akan pergi mencari orang itu, engkau akan bertindak seperti orang gila, engkau akan kehilangan kendali, engkau akan mengeluh tentang Tuhan, mencaci-maki Tuhan karena tidak mempertimbangkan perasaanmu dan tidak memahami kesulitanmu. Jadi, Tuhan tidak akan melakukan hal itu; Tuhan tidak akan membuat orang melakukan hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan. Karena engkau sendiri yang memilih jalan itu, engkau sendirilah yang harus menanggung akibat mengerikan yang muncul pada akhirnya. Tak seorang pun akan menanggung akibatnya bagimu. Apakah masalah ini sudah jelas sekarang? (Ya.)
Jika orang menghadapi jerat para setan dan Iblis—jerat orang-orang jahat itu—dan tidak menolak mereka tetapi bersedia menghabiskan hidup mereka bersama orang itu, itu adalah pilihan mereka sendiri. Ketika akhirnya hal itu menghasilkan konsekuensi yang pahit, mereka tidak boleh menyalahkan orang lain; mereka hanya bisa membenci diri mereka sendiri karena terlalu hina dan terlalu menyimpang, serta seharusnya menyalahkan dan mengutuk diri mereka sendiri. Buah pahit apa pun yang akhirnya kautuai, itu tidak ada hubungannya dengan Tuhan. Jangan berkata, "Mengapa Tuhan tidak melindungiku? Mengapa Tuhan tidak menghentikanku saat itu?" Kuberitahukan kepadamu, Tuhan tidak memiliki kewajiban seperti itu; Dia telah memberitahumu dengan jelas hal-hal yang harus Dia katakan kepadamu. Engkau adalah orang yang memiliki kemampuan untuk berpikir secara mandiri; Tuhan telah memberimu kehendak bebas, dan engkau berhak untuk memilih dengan bebas. Oleh karena itu, Tuhan memberimu hak untuk memilih ketika engkau menghadapi sesuatu. Karena engkau berhak untuk memilih, buah pahit yang kautuai pada akhirnya berasal dari pilihanmu sendiri, jadi di mana pun itu, engkau tidak boleh mengeluh tentang Tuhan atau menyalahkan siapa pun. Pekerjaan yang Tuhan lakukan adalah memberitahumu kebenaran dan menunjukkan kepadamu jalan untuk diselamatkan. Mengenai apakah engkau memilih untuk mengikuti Tuhan atau mengikuti Iblis, itu terserah padamu. Jika engkau adalah orang yang diberkati dan bersedia mengejar kebenaran, maka ikutilah Tuhan. Jika engkau tidak mencintai kebenaran, tetapi lebih mencintai dunia dan mencintai kejahatan—jika hidupmu hanyalah hidup yang tidak berharga—maka pilihlah untuk mengikuti Iblis; tidak ada yang menghentikanmu. Hingga hari ini, ada orang-orang yang masih salah memahami Tuhan dan rumah Tuhan, selalu mengeluh, "Aku sudah berusia tiga puluhan atau empat puluhan, aku belum pernah berkencan atau belum menikah—rumah Tuhan tidak mengizinkannya!" Kapan rumah Tuhan pernah membatasi orang untuk berpacaran atau menikah? Ini adalah kebebasanmu; rumah Tuhan tidak ikut campur. Namun, ada satu syarat: Jika engkau melakukannya, engkau tidak akan dapat melaksanakan tugas di gereja secara penuh waktu, karena sedang berada dalam hubungan asmara dan engkau akan menghambat pekerjaan gereja jika tidak lagi mencurahkan pikiranmu untuk melaksanakan tugasmu. Jika engkau benar-benar ingin berpacaran dan menikah, maka serahkan terlebih dahulu pekerjaan yang menjadi tanggung jawabmu, dan kita akan berpisah untuk sementara waktu. Apakah semua orang memahami prinsip dalam hal ini? (Ya.) Jika orang ingin berpacaran atau menikah, itu boleh-boleh saja; tak seorang pun membatasi hal ini. Namun, menggoda lawan jenis tanpa pandang bulu dan mengganggu kehidupan bergereja, itu tidak dapat diterima. Mereka yang menggoda orang lain tanpa pandang bulu adalah para setan; mereka adalah orang-orang yang jahat, mesum, dan cabul, dan rumah Tuhan sama sekali tidak mengizinkan kehadiran orang-orang semacam itu. Jenis orang ini tanpa pandang bulu menggoda dan melecehkan orang lain di kelompok mana pun mereka berada. Bagaikan bencana, mereka menyebabkan kepanikan dan selalu membuat orang merasa tidak tenang dan gelisah. Di mana pun mereka menjalani kehidupan bergereja, gangguan mereka menciptakan suasana yang buruk dan mengubah gereja menjadi tidak tertib. Mereka tidak hanya menyabotase pekerjaan gereja, tetapi juga mengganggu tatanan normal saudara-saudari dalam melaksanakan tugas mereka. Orang-orang semacam itu harus diawasi dan dibatasi dengan ketat, dan mereka yang menyebabkan dampak serius harus diisolasi atau dikeluarkan. Ada orang yang berkata, "Aku hanya menyakiti beberapa orang—itu bukan masalah besar, bukan?" Jika engkau mampu menyakiti beberapa orang, engkau juga mampu menyakiti puluhan orang. Memang orang keji semacam itulah dirimu. Menggoda orang lain secara sembrono dan melampiaskan hasrat seksual secara tidak pantas di gereja—sehingga menyakiti orang lain—itu tidak dapat diterima. Jika engkau ingin menggoda orang, pergilah ke tempat-tempat pesta pora di dunia orang tidak percaya; tidak ada yang melarangmu di sana. Namun, rumah Tuhan, tempat di mana saudara-saudari melaksanakan tugas mereka, adalah tempat yang khidmat, tenang, dan suci; setan atau Iblis tidak diperbolehkan mengganggu atau menyabotase tempat itu. Jika ada orang yang ingin mengubah gereja menjadi tempat untuk berpacaran atau berbuat tidak senonoh, menuruti hasrat seksual sekehendak hati, itu sama sekali tidak dapat diterima! Ini adalah gereja, tempat pekerjaan Tuhan, tempat Roh Kudus bekerja untuk mentahirkan dan menyempurnakan orang. Baik pria maupun wanita, setiap orang harus bermartabat dan sopan, serta melakukan pekerjaan dengan semestinya. Menggoda orang lain tanpa pandang bulu tidak diperbolehkan, begitu pula melampiaskan hasrat seksual secara tidak pantas. Jika engkau tidak dapat mengendalikan hasrat seksualmu dan hanya ingin melampiaskannya, maka pilihlah orang yang cocok untuk dinikahi; jangan menggoda orang tanpa pandang bulu di dalam gereja. Siapa pun yang menggoda orang lain tanpa pandang bulu dan menimbulkan kemarahan dari saudara-saudari harus segera dikeluarkan dan diusir, karena kalau tidak, mereka akan terus mengganggu kehidupan bergereja. Mengerti? (Mengerti.) Harus ada batasan antara pria dan wanita. Jika seorang pria selalu bergaul dengan sekelompok wanita, bukan karena alasan pekerjaan, dan bukan karena ada hal-hal penting yang harus dilakukan, tetapi untuk memamerkan diri di antara para wanita, melampiaskan nafsu seksual, dan menggoda mereka tanpa pandang bulu, ini adalah pelecehan. Jika seorang wanita, dengan atau tanpa alasan apa pun, selalu bergaul dengan sekelompok pria, selalu dengan sembrono menggoda mereka, menatap mereka dan memamerkan pesonanya, dia juga harus diperlakukan sebagai setan. Jika engkau sedang membahas atau mempersekutukan pekerjaan secara normal, ini dapat diterima, tetapi menggoda dan genit kepada orang lain tanpa pandang bulu, itu tidak dapat diterima. Setiap perilaku yang menyebabkan keributan merupakan tindakan yang mengganggu kehidupan bergereja serta merusak tatanan normal pekerjaan gereja, dan itu tidak diperbolehkan di rumah Tuhan. Setiap orang harus menolak dan menjauhi para setan yang mesum, cabul, dan provokatif secara seksual ini. Ketika kebanyakan orang bangkit untuk menolak, menyingkapkan, dan menjauhi mereka, memastikan upaya mereka untuk menggoda orang lain gagal dan membuat mereka tidak mendapatkan keinginan mereka dalam situasi apa pun, mereka akan berangsur-angsur menghentikan apa yang sedang mereka lakukan. Jika mereka tidak dapat melaksanakan tugas mereka secara normal, dan mereka hanya dengan sembrono menggoda dan mengganggu orang lain setiap kali memiliki waktu luang, berkeliaran untuk terlibat dalam hubungan asmara, dan menikmati perasaan berada dalam hubungan asmara, maka segera keluarkan mereka. Segera tangani masalah ini dengan cara yang cepat, tegas, dan efektif serta tangani orang-orang yang tidak bermoral ini—jangan beri mereka kesempatan untuk mengganggu orang lain. Melalui persekutuan kita, apakah masalah ini sudah jelas sekarang? (Ya.) Apakah engkau semua memperoleh sesuatu? Apakah engkau memiliki sebuah jalan penerapan? Apakah engkau sekarang mampu mengenali jenis orang yang mesum dan cabul ini? (Ya.) Apakah engkau memahami dengan jelas tentang bagaimana engkau harus berperilaku, bagaimana untuk tetap berada di tempatmu yang semestinya, dan bagaimana melakukan apa yang seharusnya kaulakukan dalam kemanusiaan yang normal? (Ya.) Di dalam hal ini, ada kebenaran yang harus orang pahami dan prinsip tentang cara mengenali yang harus mereka pahami dengan jelas, dan tentu saja, ada juga prinsip-prinsip kebenaran yang harus orang terapkan dan jalan yang harus mereka tempuh. Setelah semua ini dijelaskan, masalah ini telah diuraikan secara tuntas.
Sekian persekutuan kita hari ini. Sampai jumpa!
11 Februari 2024